Happy Reading
Paris, adalah kota impian sejak kecil. Entah sudah berapa kali kata Paris tertulis dalam buku diary Ravena. Tapi wanita itu sangat menyukai Paris. Selain menyukai Paris, ia juga sangat suka dengan Pria yang sibuk berbincang dengan rekan bisnisnya.
"Kak Jeno semakin dewasa." Ravena tak henti menatap suaminya sembari menikmati dessert yang terhidang di hadapannya.
Selesai berbincang dengan rekan bisnisnya Jeno langsung memergoki wanita cantik dengan balutan dress hitam yang memukau. Ia tersenyum karena istrinya sengaja menundukkan pandangan karena terpergok terus menatapnya tanpa berkedip.
"Tadi katanya laper, tapi kenapa lihatin aku terus?" Jeno sekarang sudah ada di sebelah Ravena membuat wanita itu agak terkejut.
"Kak Jeno ngagetin banget."
Cup!
"Kak! Ini didepan umum!" Pipi Ravena memerah mendapat kecupan maut Jeno di bibirnya.
"Kamu cantik banget deh, kayaknya jangan lama-lama disini. Aku gak mau kamu di tatap banyak mata selain aku. Ayok kita jalan-jalan."
Kali ini Ravena menatap tautan tangan mereka dengan bahagia. Teringat saat pertama Jeno menggandeng tangannya semasa mereka kecil, kemudian saat ia masih SMP. Saat Jeno barusan putus dari kekasihnya yang selingkuh kemudian tiba-tiba muncul di pameran karya seni yang Ravena kunjungi. Sekarang semua kenangan manis dan pahit itu menjadi sebuah hikmah besar.
"Kamu bahagia ya sayang?"
Ravena mengangguk. Ia mengulum senyumnya saat Jeno membukakannya pintu mobil kemudian memegang bagian atas pintu masuk agar kepala Ravena terlindungi.
"Makasih Kak Jeno."
Pintu mobil tertutup, Jeno sudah berada di sebelah Ravena. "Hadiahnya mana?" Ia mencondongkan pipinya mendekat pada Ravena. Dengan senang hati istrinya menuruti permintaan dengan mengecup pipi Jeno satu kali.