Happy Friday....
🦊 Happy Reading 🦊
Sang surya menelisik membangunkan tidur seorang gadis. Matanya terbuka perlahan beradaptasi dengan cahaya yang ia tangkap di pagi hari. Mentari telah terbit dari ufuk timur. Membiaskan cahaya yang membuat siapa saja mengerjap karena pancarannya.
Sadar akan posisinya sekarang, ia segera bangkit dari tidurnya dengan posisi terduduk. Mata Viola melebar seketika menyadari ia tidur di ranjang pria yang seminggu ini ia bantu pemulihan.
"Sorry, semalem aku pindahin kamu ke atas ranjang."
Pipi Viola memanas. "Terus kakak tidur dimana?"
"Di sofa, kan gantian. Aku udah pulih kok, makasih ya udah bantuin aku seminggu ini. Btw nanti temen - temen aku mau kesini jenguk karena ternyata mereka semua cariin."
Viola mengangguk ia segera berdiri kemudian mengikat rambut panjangnya yang tadinya tergerai.
"Kamu mau kemana?" tanya Renjun membuat pergerakan Viola berhenti. Gadis itu tersenyum tipis.
"Aku mau pulang kak, gak enak kalau teman - teman kakak kesini dan mereka lihat aku di apart kakak." Viola berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.
Setelah segar ia keluar, dahinya mengerut bingung melihat Renjun yang mengenakan hoodie.
"Aku antar kamu ya, jangan nolak." Renjun menyambar kunci mobilnya.
Suasana di mobil sangat hening, tidak ada yang mengawali pembicaraan diantara keduanya. Pikiran Viola penuh tanda tanya saat Renjun mengarahkan mobilnya tidak sesuai dengan petunjuk arah ke rumahnya.
"Kakak mau kemana?" Akhirnya Viola angkat bicara meski sebenarnya ia ragu. Melihat wajah agak panik dari raut Viola justru Renjun terkekeh.
"Sarapan dulu lah ya, masak mau langsung pulang. Btw kamu suka hot pot gak?"
Viola mengangguk, ia tidak menyangka jika Renjun mengajaknya. Waow ini seperti nge date, pikirnya tapi ia segera menggelengkan kepalanya. Sepenuhnya mencoba menyadari bahwa ia sedang berharap lebih dari pria di sampingnya kini.
"Kok gak mau?" tanya Renjun.
Wajah panik Viola mendominasi, ternyata gelengan kesadarannya tadi di perhatikan oleh pria itu.
"B- bukan gitu kak, tadi aku cuma peregangan kepala doang kok." Sebisa mungkin Viola beralibi agar Renjun tidak banyak tanya. Bukan apa - apa, namun jantungnya berdegup kencang.