Happy Reading
Pagi yang cerah menyapa alam semesta. Seorang pria dengan mantel jas panjang berlabel gucci, sepatu pantofel balanciaga, jam tangan rolex terbaru, serta barang branded yang bertebaran di sekitarnya seperti tas, iphone dan lainnya menyetir mobil Tesla dengan santainya. Ia terlihat sangat menikmati pagi hari yang indah nan cerah, secerah kulitnya yang putih bersinar dan membuat manusia lain tampak gembel didekatnya, kecuali yang satu ras dengannya.
Chenle tersenyum sumringah melihat gadis yang hendak ia jemput sudah menunggu didepan apartment. Langkah semangatnya keluar dari mobil, mendekati sosok cantik yang sedang kebingungan karena Chenle mengajaknya berangkat sepagi ini. Ini masih jam setengah enam.
"Apa di agensi ada pemotretan sepagi ini?" tanya Vero dengan tatapan polosnya.
Chenle terkekeh, meraih tangan gadis itu. "Morning, gimana semalem. Tidur nyenyak?" tanya Chenle.
Veronica menggeleng polos. "Semalem Jisung dateng ke apart terus dia sama Rara berisik banget di kamar. Gak tau lagi ngapain."
Chenle melebarkan mata. "Lo denger apa seinget lo?" tanyanya dengan wajah serius.
"Kayak suara Rara kesakitan gitu. Terus suara Jisung jadi serem dalem gitu. Gak tahu mereka ngapain, mungkin lagi bikin drama hantu."
"Jisung kontol banget sumpah!" kesal Chenle.
Veronica melebarkan mata. "Kamu ngomong kasar banget. Kan Jisung gak salah apa-apa."
Kepolosan Veronica hanya bisa membuat Chenle memijat keningnya. Ia menggandeng gadis itu memasuki mobil.
"Lo mau sarapan apa? Pasti belum sarapan kan."
"Kok kamu tahu?" tanya Vero.
Chenle tertawa. "Orang temen lo habis digempur, jadi lemes lah. Mana bisa bikin sarapan pagi-pagi. Pasti masih teler."
"Emangnya Rara sakit apa? Vero gak dapet kabar apa-apa. Kayaknya dia dikamar masih tidur."
Chenle meringis. "Besok lo tanya Jisung sendiri ya. Gue gak mampu jelasinnya. Perlu beberapa ilmu kepercayaan diri, tapi soal itu gue gak mampu jelasin ke cewek se polos lo. Oke, kita sarapan apa?"
"Emmm, terserah deh. Vero selalu makan apa aja yang Rara masakin."
"Emang tu orok masakin apa kalau pagi-pagi biasanya?" tanya Chenle sambil matanya fokus ke jalanan.
"Sup rumput laut, itu kesukaan aku."
Chenle terkekeh, tangannya yang bebas terulur menepuk kepala Veronica dengan lembut. "Kalau gitu kita cari sarapan itu ya. Gue tau restoran yang buka sepagi ini."
Mobil Chenle melaju di tengah kota Seoul yang masih terlihat sepi. Ia bersenandung kecil sesekali mengelus punggung tangan gadis yang ada disebelahnya. Sebenarnya Chenle bingung, apa gadis disebelahnya ini tidak paham tentang apa yang ia katakan kemarin? Mungkin setelah ini Chenle akan memperjelas lagi perkataannya. Itu tidak masalah sih baginya, ia juga suka dengan kejelasan.