Siang Juseyooooo!
Kembali lagi di cerita Rara hehe!
Sepi banget ya gaes, kayak kuburan.
Tapi gak papa, tetap lanjut.Yang baca wajib vote komen kek! Astagaaaaa!
Happy Reading!
Viola melangkahkan kakinya menyusuri koridor kampus yang masih tampak sepi. Ia berangkat sendiri karena Rara hari ini tidak ada jadwal offline. Semua dosennya meminta online, gadis itu mengumpat di telepon tadi membuat kuping Viola menjerit tertahan. Tapi karena gadis itu sudah kebal dengan suara berisik Rara, jadi ya sudahlah.
Dan sekarang rasanya aneh, ia berjalan tanpa adanya suara cerewet yang beriringan di sebelahnya. Hanya ada suara derap langkahnya yang menggema di lantai dingin kampus yang sangat sepi. Seperti rumahnya, sepi meyayat jiwa.
Vio menyipitkan matanya melihat sosok yang berjalan dari arah berlawanan. Dan ternyata orang itu benar menghampiri nya. Tubuh Vio mendadak beku seperti es, ia tidak tahu harus mengucap apa. Entah salam selamat pagi, hai atau lainnya seakan kosa katanya berhenti di tengah-tengah otak.
"Viola kan?" tanya pemuda itu. Pemuda yang semalam sempat memenuhi pikirannya. Viola memang gila, belum juga berkenalan sudah terngiang-ngiang.
Yang bisa dilakukan hanya mengangguk, pria di hadapannya merogoh saku hoodienya kemudian meraih tangan Viola membuat gadis itu meneguk ludah. Gadis itu menatap lawan jenis di hadapannya tanpa kedip. Beberapa detik kemudian ia merasa sesuatu terpasang di pergelangan tangannya.
Viola melebarkan mata. "Gelangku," ucapnya kaget. Sementara pemuda di hadapannya hanya bisa terkekeh melihat tingkah aneh gadis di hadapannya.
"Kemarin ketinggalan di sofa cafe," ujar pemuda itu kemudian berjalan hendak meninggalkan Viola namun dengan cepat gadis itu menahan ujung hoodienya membuat ia akhirnya berbalik.
Glek!
Vio meneguk ludahnya gugup. "Makasih kak," ucapnya.
"Sama - sama," jawab pemuda itu menatap Viola sejenak karena merasa gadis itu ingin berbicara sesuatu.
"E- emm kakak namanya siapa?" tanya Viola.
"Huang Renjun, fakultas seni musik."
Hati Viola bergemuruh entah perasaan apa itu namun mendengar suara lembut yang mengalun dari pria jurusan seni musik dihadapannya membuat ia dag dig dug tak karuan.
"Kalau gitu gue pamit, sepuluh menit lagi kelas mulai. Bye - bye," ujar Renjun kemudian melangkah meninggalkan Viola yang masih melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT DREAM SPECIAL FAMILY
Fiksi PenggemarNCT DREAM SPECIAL FAMILY 21+ @zdr_1000le