Happy Reading
"Arrghhh!" Haechan mengerang frustasi. Sebab ia sudah berjam-jam memikirkan kejadian yang membuatnya lupa mendadak. Ini benar-benar sangat klise, tidak pernah ia memiliki lupa ingatan sebelumnya. Sejak kecil ingatan Haechan paling kuat diantara teman-temannya.
Ia lekas berjalan menuju ke arah kamar mandi. Mungkin dengan membersihkan tubuhnya ingatannya akan kembali. Haechan terhenti kala melepas celananya. Ada bekas pasir berwarna putih. Ia mengerutkan kening.
"Hah, pasir! Inikan pasir pantai?" Haechan mengerutkan kening seraya menerka lebih jauh pikirannya.
"Gue, habis ke pantai kah?" terkanya.
Haechan berjalan menuju kamar mandi. Ia mulai menyalakan shower, membiarkan tubuhnya terguyur oleh air segar yang mengalir dari atas. Haechan memejamkan mata, sejenak pikirannya menuju pada sekelibat ingatan.
"Hah!" Haechan gelagapan, ia menjauhkan kepalanya dari shower. Kedua tangannya menyibak rambut basah ke belakang.
"Gue beneran dari pantai?" Haechan melebarkan mata. Ia segera menyelesaikan ritual mandinya. Membersihkan tubuhnya mengunakan sabun dan mengeramasi rambutnya dengan shampoo aroma menthol. Setelah itu ia menyikat giginya. Di raihnya handuk dengan cepat setelah itu segera keluar kamar mandi.
Haechan mengeringkan tubuhnya juga mengeringkan rambutnya asal-asalan. Handuknya ia lemparkan ke atas ranjang kemudian segera mencari baju dan juga celana jeans. Berbekalkan rasa penasaran, Haechan ingin kembali menuju ke pantai.
Ia menyetir mobilnya dengan santai, menuju sepanjang jalan Seoul. Kemudian masuk ke kawasan daerah pesisir pantai. Haechan menghela napas panjang, ia selalu bisa mengingat detail moment kebersamaannya bersama teman-teman. Sangat seru, mereka benar-benar anak pantai sejak dulu. Namun setelah kejadian pedih yang menimpa. Teman-temannya trauma akan kata pantai apalagi laut.
Sesampainya di pantai, Haechan segera memarkirkan mobilnya di pinggir pantai. Ia memejamkan mata, mengingat terakhir moment bersama Chenle. Berlari-lari di tempat ini. Haechan berjalan gontai, ia meraih pasir pantai menggunakan tangannya kemudian ia genggam.
Haechan berdiri di atas batu karang. Kemudian melemparkan bebatuan asal ke arah laut dengan emosi.
"Woy! Muncul lo, gue tau lo kan yang culik Chenle. Bangsat lo! Cantik tapi kerjaannya nyuri temen orang lain."
Beberapa detik kemudian air laut tampak bergerak menyibak ke atas.
"Maksudmu penculik apa?" Sesosok manusia dengan rambut berwarna merah jambu keluar dari laut. Haechan memundurkan tubuhnya ia sedikit takut. Bisa dilihat juga bahwa gadis itu memiliki ekor sirip yang menakjubkan. Air menyibak, juga gemerlap cahaya ekornya membuat Haechan terpana.