"Dah~! Sampai jumpa besok", kata Rin sambil melambaikan tangan kepada Takuma. Lalu pulang ke rumahnya.
"Tadaima~(Aku pulang)".
Seperti biasa tidak ada yang menjawab. Ibunya bekerja di rumah sakit sebagai perawat sampai jam 9 malam seperti biasa.
Rin pun membereskan barang-barangnya dan naik ke kamar tidurnya. Dia langsung membuka ponselnya dan mencoba menghubungi Kotarou. Dia ingin tahu tentang semuanya.
Panggilan pertamanya tidak diangkat. Rin menunggu lagi sambil mengerjakan pr-nya selama 30 menit. Lalu mencoba panggilan kedua. Lagi-lagi Kotarou tidak menjawab teleponnya. Rin pun menyerah dan lanjut menyelesaikan pr-nya.
Beberapa jam kemudian akhirnya Kotarou pun menelepon kembali kepada Rin.
"Ada apa? Rindu padaku, Rin-chan?", tanya Kotarou dengan nada jahil.
"Bu-bukan begitu. Aku hanya ingin bicara padamu. Tentang masalah yang tadi. Kau bilang kita pernah bertemu. Aku tidak mengingatnya. Bisa kau ceritakan padaku ? ", tanya Rin dengan nada gugup.
"Hmm... kau memang terlihat tidak mengingatku sih.. Tapi, aku tidak bisa menceritakannya padamu. Kelak kau akan ingat sendiri nantinya. Tentang siapa kau sebenarnya. Itu ada hubungannya dengan pertemuan kita dan Numbers. Yah.. kau tidak perlu memaksakan kepalamu dan ingatanmu. Lakukan saja hari-harimu seperti biasa. ", jawab Kotarou."Siapa diriku sebenarnya ? Apa maksudmu ?", tanya Rin lagi. Kali ini dia tegang. Kata-kata siapa dirinya membuatnya tegang. Jawaban yang norrmal harusnya aku ya.. aku. Tapi, Rin tidak bisa merasa begitu. Entah kenapa dia jadi penasaran tentang dirinya sendiri. Mengapa dia bisa berhubungan dengan Numbers? Ingatan apa yang perlu diingat? Rin kembali memutar pertanyaan itu pada dirinya sendiri.
"Sudahlah. Jangan terlalu banyak berpikir. Nanti kau bisa stress sendiri. Oh iya sebelumnya, aku minta maaf karena tidak mengangkat teleponmu 2 kali. Ada pertemuan yang harus aku hadiri sebelumnya. ", jawab Kotarou.
"Tidak apa-apa", jawab Rin.
"Kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan. Izinkan aku menutup teleponnya yah.. ", kata Kotarou lagi.
"Umm.. iya. Terima kasih. ", lanjut Rin.
"Tidak perlu berterima kasih padaku. ",jawab Kotarou sambil tertawa kecil.
"Rin-sama~", lanjut Kotarou mengakhiri pembicaraan dan menutup telepon.
"Rin-sama ?", tanya Rin kebingungan.
Rin merasa pernah mendengar panggilan itu sebelumnya. Dan seketika itu dia merasa kepalanya sakit. Dia belum pernah mengalami ini sebelumnya. Dan dia merasa ada secerca adegan yang buram dikepalanya dan masih berantakan seperti film bioskop hitam putih yang diputar dengan cepat.
"Apa itu tadi?", tanya Rin pada dirinya sendiri.
Akhirnya Rin pun memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya lagi. Dia berjalan keluar kamar dan berjalan ke teras rumahnya. Dia mengambil alat penyiram bunga untuk menyiram bunga yang ditanamnya sejak kecil.
Dari dulu Rin sangat tertarik pada bunga. Entah mengapa dia merasa sangat nyaman kalau melihat banyak bunga di sekitarnya. Karena itulah dia banyak menanam bunga di teras rumahnya.
"Ladang bunga.. aku pernah pergi kesana. Tapi kapan? Aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Tapi, Aku pernah berada di ladang bunga sebelumnya. Di tempat dimana banyak sekali bunga berada. ", ingat Rin tiba-tiba.
Rin meletakkan alat penyiram bunga itu pada tempatnya dan duduk di sisi rumahnya.
"Siapa diriku sebenarnya ? Aku tidak tahu. Sejak tadi rangkaian ingatan yang tidak jelas muncul di kepalaku. Kapan itu terjadi? Aku tidak bisa mengingatnya.", kata Rin lagi kepada dirinya sendiri.
Rin kembali berlari ke kamar dan meraih ponselnya. Dia kembali menelepon Kotarou. Dia yakin Kotarou tahu sesuatu tentang dirinya. Meski hanya satu kata dia ingin tahu jawabannya. Rangkaian ingatan yang abstrak terlalu banyak terlintas di kepalanya. Dia tidak sanggup mencerna dan memilah semuanya.
Untungnya, saat itu Kotarou mengangkat teleponnya.
"Maaf kalau aku menelepon lagi", kata Rin dengan nada sedih.
"Tidak apa-apa. Ada apa?", tanya Kotarou penasaran.
"Siapa aku sebenarnya ? Tolong jawab aku kali ini.. ", kata Rin lagi dengan suara putus putus.
"Hn? Kau kenapa ?", tanya Kotarou lagi. Kali ini suaranya sudah berganti nada cemas.
"Kotarou.. Tolong aku-", jawab Rin. Kali ini dia sudah tidak bisa menahan rasa sakit dikepalanya yang tiba-tiba berisi banyak kepingan ingatan itu. Seketika itu juga dia ambruk ke lantai kamarnya dan pingsan.
Tentu saja, Kotarou yang berada di balik teleponnya kaget mendengar kata-katanya dan terus memanggil namanya. Tapi, sudah tidak ada jawaban. Telepon masih tersambung dan tidak mendengar jawaban sama sekali.
"Tch! Sudah dimulai rupanya. Ini terlalu cepat. Sudah kuduga ini akan terjadi", kata Kotarou sambil menutup teleponnya.
"Megumi, cepat cari dengan bola kristalmu! Dimana dia tinggal", perintah Kotarou cepat.
"Eh? Iya. Baik. ", jawab Megumi panik.
Kotarou sendiri sedang duduk diatas sebuah rumah yang tak jauh dari sekolah dengan Megumi di sampingnya.
"Ingatannya sudah mulai kembali sepertinya..", kata Kotarou resah.
Trivia :
-(-sama) panggilan yang digunakan untuk orang yang dihormati atau yang tingkatannya lebih tinggi dari orang yang memanggil. Seperti pangeran atau semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasyHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...