XIX: -Revenge-

8.2K 632 0
                                    

Rin dan Kotarou lanjut berjalan. Sudah 30 menit dari tes kedua dimulai. Sisa waktu mereka hanya tersisa 4 jam 30 menit. Rin kembali mengecek point mereka. Pasangan Megumi dan Takuma sepertinya baru mendapat +3 point. Jadi, point mereka baru berjumlah 14. Peringkat mereka juga mundur ke peringkat 11. Dan peringkat pertama justru bertambah menjadi 32 point.

"Fuh~ sepertinya disini kurang ramai. ",kata Kotarou sambil meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya dan berjalan dengan santai.

"Megumi masih belum memberi kami kabar. Kurasa dia masih sibuk bertarung. Apa mereka baik-baik saja?", tanya Rin.

"Entahlah. Kurasa iya, Megumi tidak selemah itu. Meskipun dia bukan perempuan terkuat di Numbers", kata Kotarou.

"Memangnya siapa yang paling kuat di Numbers?", tanya Rin lagi.

"Hmm? Entahlah. Mungkin San.. tapi aku tidak pernah melihatnya bertarung. Kami para Numbers biasanya bergerak berpasangan. Seperti yang kau lihat, Aku dan Megumi", kata Kotarou.

"Oh.. jadi First dengan San?", tanya Rin.

"Bukan. First biasanya dengan Four, Second dengan Seven atau Izumi, San dengan Nine, Aku dengan Megumi (Five and Six), Eight dan Twelve dan Tenth dengan Eleven. Tapi Eight dan Twelve lebih sering berpisah. Karena Eight lebih sering bersama dengan Kururi, pengikutnya ", kata Kotarou sambil menatap langit dan berjalan.

"Twelve itu yang paling lemah?", tanya Rin.

"Tidak juga. Numbers tidak diurutkan berdasarkan kekuatan, tapi mereka yang bergabung dahulu lah yang mendapat nomor anggota pertama. ", kata Kotarou.

"Seperti aku, orang kelima yang bergabung dengan Numbers.", kata Kotarou sambil menunjukkan angka 5 di telapak tangannya.

"Begitu ya.. ", kata Rin.

"Nah, akhirnya kutemukan juga kau.. Satoshi Kotarou..", kata seorang laki-laki berambut merah.

"Rin, mundur..", kata Kotarou sambil mendorong Rin ke belakang dengan pelan.

"Hmm? Kau mengenalnya ?", tanya Rin.

"Ya. Biar kuralat sedikit, aku bukan satu-satunya yang tersisa dari klan-ku. Ada 2 orang yang tersisa. Aku dan dia. Orangtuanya menyembunyikannya saat aku memusnahkan mereka semua. Jadi, dia berhasil selamat. ", kata Kotarou sambil mengeluarkan cengiran di wajahnya.

"Eh??", tanya Rin.

"Kurasa ini saat yang tepat untuk mati", kata Laki-laki itu dengan nada kesal.

"Hmph! Kau tidak akan mampu melawanku. Pergilah. Sebelum aku mendapatkan pointmu", kata Kotarou.

"Disini tidak boleh membunuh kan?", tanya Rin.

"Aku tidak bilang aku ingin membunuhnya. Lagipula dia tidak mungkin menang melawanku", kata Kotarou dengan percaya diri.

Laki-laki itu pun menembakkan bola api ke arah Kotarou yang nyaris mengenai Rin kalau Kotarou tidak segera mendorongnya.

"Hei! Kau yakin berani menyerang gadis ini ? Tuanmu bisa membunuhmu lho.. kalau kau mengenainya", kata Kotarou.

"Hah?! Memangnya siapa gadis itu ?", tanya Laki-laki itu.

Rin sendiri kebingungan dan tidak mengerti apa yang mereka bicarakan dari tadi.

"Dia reinkarnasi dari Lily, Adik Kamito-sama", kata Kotarou lagi.

Laki-laki itu langsung berhenti menyerang. Dan berjalan ke arah Rin.

"Gadis ini? Yang benar saja, dia tidak mungkin terlibat dengan orang sepertimu", kata laki-laki itu tidak percaya.

"Terserah kau saja.", jawab Kotarou.

Kotarou pun menembakkan api juga padanya. Laki-laki itu pun membalasnya. Kotarou kembali menembakkan api hitam padanya. Laki-laki itu menghindarinya.

"Kau...! Aku benar-benar akan membunuhmu disini", kata laki-laki itu kesal. Dia pun mulai mengarahkan tangannya ke langit. Bola api pun mulai terbentuk dan berputar semakin besar. Setelah itu, dia pun menghantamkannya ke Kotarou. Kotarou masih bisa tersenyum melihatnya. Tapi, Rin berlari ke depan dan mendorong Kotarou ke belakangnya. Rin menghadang dan menggantikan posisi Kotarou.

"Jangan bunuh dia", teriak Rin tegas sambil merentangkan tangannya.

"Rin! Jangan bodoh!", teriak Kotarou yang masih terjatuh akibat didorong Rin tadi.

"Dasar bodoh", kata Kuro yang tiba-tiba muncul di hadapan Rin. Hanya dengan satu tangan, dia menghentikan apinya. Dan api itu pun lenyap di tangan Kuro.

"Shirogane-san?", kata laki-laki itu.

"Aku bukan Shirogane. ", jawab Kuro.

Setelah itu Kuro berbalik ke arah Rin dan memukul pelan kepala Rin.

"Pikirkan nyawamu ,bodoh. Jangan mati sia-sia disini", kata Kuro kesal.

"Sudah cukup. Hentikan, Natsume", kata seorang laki-laki berambut hitam dan berkacamata di belakang laki-laki berambut merah itu.

"Haruhiko ! Jangan hentikan aku", kata Natsume, laki-laki berambut merah itu dengan kesal ke laki-laki yang berkacamata itu.

"Kalau kau membunuhnya disini. Kita akan di-diskualifikasi.", kata Haruhiko, laki-laki yang berkacamata itu.

Natsume lalu melirik kembali ke arah Kuro. Begitu juga dengan Haruhiko, laki-laki yang berkacamata itu. Dia terlihat kaget sebentar lalu kembali membetulkan posisi kacamatanya.

"Siapa kau? Kenapa kau mirip sekali dengan Shirogane-san ? Tapi kelihatannya kau bukan dia. Karena dia selalu tersenyum apapun yang terjadi. ", kata Haruhiko.

"Aku Kuro. Aku dan Shirogane adalah pedang kembar. Kembaranku yang munafik memang selalu begitu", kata Kuro kesal.

"Hmm.. sepertinya gadis itu memang Lily-sama. Adik dari Kamito-sama. ", kata Haruhiko lagi.

"Kalau begitu, sebaiknya kita undur diri", kata Haruhiko.

Lalu, Haruhiko menyeret Natsume pergi entah kemana. Bahkan Kotarou pun tidak menghentikan mereka.

"Laki-laki yang berkacamata itu, mirip dengan seseorang yang kukenal", kata Rin tiba-tiba.

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang