XXXIV.5 : - The End of Blackhound Family -

7.5K 527 7
                                    

(Lanjutan XXXIII.5 )

(Kururi's POV)
Hari ini Kururi diminta untuk meramalkan masa depan keluarganya. Kururi pun memejamkan matanya dan mulai beramal.

Kururi melihat banyak darah dalam ramalannya. Keluarganya akan dibantai malam ini. Kururi pun mencoba mencari alternatif terbaik lainnya. Kururi mencoba berkali-kali dan dia tidak mendapat alternatif terbaik, semuanya berakhir pada kematian.

Skenario terburuknya adalah hanya Kururi yang masih hidup. Hal itu membuat Kururi panik. Dia tidak tahu bagaimana cara untuk memberitahu orang tuanya tentang hal ini. Akhirnya Kururi pun menangis.

"Ku-kururi ? Kenapa kau menangis? Apa ada sesuatu yang terjadi ? ", tanya Ibu Kururi.

"Huwaaa.... Da... rah... Huwaaa... Kururi melihat Darah", kata Kururi sambil menangis.

"Darah ?", tanya Ibunya kebingungan.

"Siapa yang terluka ?", tanya Ayahnya.

"Se... mu...a.. nya.. ", kata Kururi lagi.

Mendengar itu, Orang tua Kururi pun kaget. Darah , Luka dan Korbannya adalah semua orang yang ada di rumah.

"Coba kau lihat lagi jalan yang lain", kata Ibu Kururi berusaha untuk tenang.

"Tidak ada.. Kururi sudah mencoba.. Tidak ada jalan keluar", kata Kururi lagi.

Mendengar itu, Ibu Kururi lebih takut lagi. Dia segera mengambil beberapa harta bendanya.

"Kita kabur. ", kata Ibu Kururi.

"Kita akan pergi dari sini", kata Ibu Kururi panik.
Dia segera memerintahkan para bodyguard dan maidnya untuk mengambil barang-barang berharga. Memerintahkan kedua kakak Kururi untuk segera berberes.

Tak lama kemudian ada sekelompok orang yang membawa senjata. Mereka masuk dan menerobos rumah mereka sebelum mereka selesai berberes. Ini semua karena keserakahan mereka, mereka sibuk mengambil harta benda sebelum melarikan diri. Ini yang membuat mereka terlambat melarikan diri.

Sekelompok orang itu memukul bodyguard mereka dan bahkan ada yang membunuh. Darah-darah berlumuran lantai. Sementara Kururi dan Ibunya masih berada di lantai 3 rumahnya. Ibunya sibuk mengambil sertifikat-sertifikat rumah. Kururi sendiri duduk ketakutan tidak tahu mau kemana.

Sementara acara bunuh membunuh masih berlanjut, seseorang membakar habis rumah Kururi. Api pun langsung menjalar cepat dan membuat Kururi lebih sulit lagi untuk keluar rumah. Ayah dan Kedua kakakknya terpisah darinya. Kururi sendiri tidak tahu dia selamat atau tidak. Kururi tidak sempat melihat masa depan lagi.

Ibu Kururi pun ikut heboh karena rumah terbakar. Sertifikat yang berusaha diselamatkannya terlalap api. Semua harta yang ingin diselamatkannya sia-sia.

Beberapa menit kemudian, seseorang datang dengan sebilah pedang ditangannya. Orang itu menatap dalam Kururi dan Ibunya. Satu tanggannya lagi, menenteng kepala Ayah Kururi.

"HaHa.. HaHa.. HAHAHAHAHAHAHHA!!!!", tawanya bahagia.

Wajahnya terlihat kurang lebih mirip psikopat. Rambutnya yang hitam acak-acakan. Bajunya yang berlumuran darah. Kururi dan Ibunya pun menatap orang itu takut. Ibu Kururi sendiri langsung bergegas memeluk Kururi.

"Sisa kalian berdua rupanya", kata laki-laki itu kemudian dia melemparkan kepala ayahnya ke arah Kururi.

Kepala itu pun terlempar dan jatuh berguling ke samping Kururi. Melihat itu, Kururi pun langsung menangis histeris.

"BERISIKKK!", teriak laki-laki itu marah sambil menebaskankan pedangnya ke arah Kururi.

Melihat itu, Ibu Kururi langsung bergegas menghadangnya. Ahhasil, kepala Ibu Kururi yang melayang. Kururi sendiri menatap horror kejadian itu. Tangisannya semakin menjadi-jadi dan Laki-laki itu semakin marah.

"Dasar pengganggu! Yah.. wanita jalang itu memang seharusnya mati. Semua orang disini seharusnya mati. Mereka sudah membuatku bangkrut. Mereka merebut semua usahaku yang sudah kukerjakan bertahun-tahun. Semuanya gara-gara gadis ini, aku tahu dia bisa membaca masa depan. Dialah yang menghancurkan semuanya!!", kata laki-laki itu sambil berjalan mendekat ke arah Kururi yang duduk ketakutan tak bergerak.

"Sekarang tinggal kami berdua. Setelah kau mati, aku juga akan mati. Kita akan mati bersama", katanya lagi disertai senyum psycho di wajahnya.

Laki-laki itu pun menganyunkan pedangnya sekali lagi ke arah Kururi disertai senyum di wajahnya.

"Selamat malam", katanya.

"CRRAATT—!". Sebuah tangan menembus dada laki-laki psycho itu. Seorang laki-laki muncul di belakangnya.

"Selamat malam", kata laki-laki yang satu lagi. Dan kemudian dia menarik kembali tangannya yang berlumuran darah.

Laki-laki itu adalah Hotaru. Dia muncul kembali dengan tubuh laki-laki berumur 17 tahun saat dia bertemu dengan Kururi tadi siang.

Begitu melihat Hotaru muncul, Kururi langsung berlari memeluk Hotaru dan menangis. Hotaru sendiri cukup kaget melihat reaksi Kururi dan kemudian dia membelai-belai kepala Kururi dengan tangan kirinya yang tidak berlumuran darah.

"Maaf, aku terlambat. Agak sulit masuk ke rumah yang sedang terbakar ini", kata Hotaru.

"Sekarang, sebaiknya kita keluar dulu dari kebakaran ini", kata Hotaru lagi.

Kururi hanya menggangguk pelan. Kemudian, Hotaru pun membawanya keluar dari rumahnya yang terbakar dengan cara melompat dari jendela lantai 3 rumahnya. Hotaru berhasil mendarat mulus ke taman rumahnya yang menghadap hutan sambil menggendong Kururi.

"Hup!", kata Hotaru berhasil mendarat.

Hotaru pun menurunkan Kururi setelah mendarat. Kururi pun menurut. Setelah itu, Hotaru pun berjongkok menghadap Kururi sambil memegang kepalanya.

"Baiklah, akan kubawa kau ke panti asuhan terdekat", kata Hotaru sambil tersenyum lembut.

Kururi pun menggelengkan kepalanya dengan cepat tanda tidak setuju. Setelah itu dia kembali menatap tajam Hotaru.

"Ba-bagaimana kau bisa tahu kalau ini terjadi ?", tanya Kururi.

"Hm? Aku diberitahu oleh temanku. Kalau malam ini mereka akan menghabisi seluruh keluargamu.", kata Hotaru.

Hotaru pun kemudian menghela nafas panjang dan kembali berkata ", Kalau kau tidak mau ke panti asuhan, bagaimana kalau kau ikut denganku saja ?".

Mendengar itu, Kururi menggangguk cepat. Dia merasa dia bisa mempercayai Hotaru. Itulah yang dilihatnya di masa depannya.

"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita kembali", kata Hotaru sambil menggandeng tangan Kururi yang kecil dan berjalan menuju hutan.

-END-

Author's Note : 

Ahh.. Akhirnya selesai juga, Endingnya yang ini sudah aku revisi. Harusnya aku bikin bad ending. Tapi karena kasian Kururi-nya begini aja endingnya. Sori klo banyak typo atau ga jelasnya. Minggu depan bakal lanjut ke chapter 34 kembali ya... 




HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang