XXIV : -Number's Headquarters-

8.3K 628 6
                                    

Rin pun terbangun dari mimpinya. Rin mendapati dirinya di ruang klinik sekolah. Tapi saat Rin melihat tubuhnya. Luka-luka yang ada di tubuhnya sudah menghilang. Takuma, Megumi dan Kotarou duduk di sampingnya menunggunya bangun. Mereka pun terlihat sehat-sehat saja. Tidak ada luka apapun di tubuh mereka.

"Kalian baik-baik saja ?", tanya Rin heran.

"Iya. Tenaga medis sekolah menyembuhkan kami. Pengumuman tes kedua telah selesai. Kau sudah pingsan 3 jam", kata Takuma.

"Apa kami lolos?", tanya Rin.

"Iya. Kita berada di peringkat 10.", kata Kotarou sambil mengelus kepala Rin.

"Syukurlah. Bagaimana dengan ujian ketiga?", tanya Rin.

"Ujian ketiga masih belum diumumkan. Kemungkinan akan diumumkan 5 hari lagi.", kata Megumi.

"Begitu ya..", jawab Rin.

"Kita diizinkan untuk pulang ke rumah masing-masing", kata Megumi.

"Kalau begitu aku harus segera mengabari ibuku dulu",kata Rin sambil mencari ponselnya.

"Ibumu bilang padaku kalau dia tidak akan berada di rumah selama 3 hari. Ada pasien yang harus dia rawat 3 hari itu", kata Takuma sambil memberikan ponsel Rin.

"Eh? Terima kasih", jawab Rin.

"Rin-chan mau kerumah kami?", tanya Megumi.

"Eh? Ke rumahmu ? Apa tidak apa-apa?", tanya Rin.

"Tidak apa-apa. Rin-chan bisa tidur di kamarku kalau mau", jawab Megumi semangat.

"Baiklah.", jawab Rin.

Rin pun menyiapkan barang-barangnya dan siap berangkat ke rumah Megumi. Takuma pulang terlebih dahulu meninggalkan Rin dengan Megumi dan Kotarou.

Tak lama kemudian sebuah mobil datang menjemput setelah mereka turun dari kereta. Four-lah yang menjemput mereka dengan mobil.

"Senang bertemu denganmu lagi, Rin. Masuklah", sapanya sambil melambaikan tangan.

Rin pun menundukkan kepalanya dengan hormat kepada Four sebelum memasuki mobil.

Four pun mengantar mereka dengan cepat ke sebuah mansion yang berwarna putih dan besar. Rin dibawa melewati taman bunga yang berjejer dari gerbang masuk menuju ke pintu masuk. Setelah itu, Rin pun diturunkan dengan Megumi dan Kotarou di depan pintu.

Hotaru yang membuka pintu dengan cerianya ditemani dengan Kururi di belakangnya.

"Selamat datang , Rin-chan~", sapa Hotaru.

"Iya. Kalian semua tinggal disini ?", tanya Rin.

"Yup!", jawab Hotaru sambil memberikan acungan jempol.

"Masuklah", kata Four lagi.

"Eh? Iya. ", kata Rin sambil melangkah masuk.

"Hari ini First dan Second tidak ada di rumah. First sedang sibuk dengam tugasnya sebagai panitia acara. Second sedang pergi dengan misi pentingnya. Jadi hari ini kita bisa bebas", kata Four lagi.

"Bebas?", tanya Rin.

"Yup. Kami bisa mengadakan pesta, karaoke atau apapun tanpa dimarahi oleh mereka berdua", jawab Four lagi sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya seperti sedang menyuruh seseorang untuk diam.

"Begitu ya.. ", kata Rin.

"Mari kita rayakan pesta kepulangan Rin!", teriak Hotaru semangat.

"Eh! Ti-tidak perlu. Tidak perlu seperti itu. Biasa-biasa saja. Aku hanya diajak menginap disini kok", kata Rin panik.

Mendengar itu, Hotaru langsung memasang wajah kecewa. Tapi dia kembali semangat dan berlari ke dapur ditemani oleh Kururi. Sementara itu, Kotarou terlihat mengantuk dan Megumi terlihat bosan. Sisa Rin dan Four.

"Umm.. ", kata Rin ragu-ragu.

"Maaf. Jam seperti ini memang agak sepi. Mereka biasanya pulang malam. ",kata Four.

"Tidak apa-apa", balas Rin.

"Kotarou , Megumi, kalau kalian bosan kalian boleh kembali ke kamar kok. Aku yang akan menemaninya", kata Four.

"Umm.. Baiklah. Kuserahkan padamu, Four", kata Kotarou. Lalu Kotarou dan Megumi pun meninggalkan mereka berdua.

"Rin, mau ikut aku ke taman ?", tanya Four.

"Iya. ",jawab Rin penuh antusias.

Four pun mengajak Rin ke halaman depan dimana Rin melihat sederetan taman tadi.

"Wah~ Indah sekali", kata Rin sambil menutup matanya dan menghirup udara segar.

"Sudah kuduga kau akan berkata begitu. ", kata Four sambil tersenyum.

"Dari dulu taman bunga adalah tempat kesukaanmu", kata Four lagi.

"Kau tahu, walaupun aku tidak bisa mengingatmu dengan jelas entah kenapa aku selalu merasa nyaman saat berdiri seperti ini denganmu", kata Rin sambil memandang langit.

Mendengar itu, Four langsung menundukkan kepalanya sambil tersenyum kecil dan memegang wajahnya, " Kau memang selalu ahli dalam menyerangku dengan kata-katamu. Anehnya aku malah terpikat padamu meskipun kau telah menolakku. Kau suka membuat hatiku kacau seperti ini, ya kan?".

"Tidak kok. Aku berterima kasih karena kau telah menyukaiku. Tapi sepertinya aku memang lebih mencintai kakakku. Maafkan aku", kata Rin merasa bersalah.

"Kau tidak perlu merasa seperti itu. Aku sudah memutuskan untuk mengabdikan diriku padamu. Meskipun aku tahu kalau aku tidak pernah bisa menang dari kakakmu.", kata Four lagi.

Kali ini dia mendekat ke Rin dengan wajah yang merah. Tingkahnya terlihat kacau. Lalu, tiba-tiba dia menarik diri dan kembali dengan sifatnya seperti biasanya.

"Ah! Aku tidak boleh begini. Kalau kakakmu tahu, dia bisa membunuhku nanti",kata Four sambil tertawa kecil.

"Benarkah?", tanya Rin lagi.

"Ya. Dia pernah hampir membunuhku karena mencoba merayumu. Sudahlah, jangan diungkit lagi. Mengingat momen itu membuatku tertawa", kata Four sambil tertawa.

"Ayo kita kembali ke dalam. Kalau tidak Seven bisa membeku jadi es kalau tidak cepat-cepat. Sudah 4 jam dia di kamarnya", kata Four sambil menarik tangan Rin kembali ke dalam mansion.

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang