CXXI : - Hazaki Sakura -

1.6K 116 5
                                    

Rin mendapati dirinya terbangun di sebuah ruangan gelap. Dirinya diikat di sebuah bangku dan mulutnya ditutup dengan kain-kaim agar dia tidak dapat berbicara.

Rin pun mengamati sekitarnya.

Tidak ada hal lain selain dirinya dan ruangan yang berbentuk persegi itu.

"Apa yang harus kulakukan ?", pikirnya dalam hati.

Dia bahkan tidak tahu apakah dia masih di sekolah atau dibawa ke tempat lain yang tidak diketahuinya. Dia tidak bisa berteriak atau meminta tolong karena pasti tidak ada yang mendengarnya atau mendadak muncul. Rin juga tidak tahu berapa lama dia sudah tertidur. Kamito dan yang lainnya pasti sudah khawatir tentangnya. Setidaknya itulah yang dia cemaskan saat ini.

Rin pun mulai mencoba melepaskan diri dari tali yang mengikat tangannya dengan cara menggesekkan tangannya berusaha lepas. Tapi tidak berhasil. Ikatan tersebut cukup kuat. Andai dia punya kekuatan api seperti Kotarou, dia tinggal membakar saja tali itu dan bebas.

Tak lama setelah itu, Rin pun mendengar suara langkah kaki dari ruangan tersebut dan pintu pun terbuka.

Seorang perempuan dan laki-laki masuk ke dalam sambil memandang Rin dengan tatapan yang tidak menyenangkan.

"Aku bingung, mengapa Tuan Levian menginginkan gadis ini. Memangnya cewek lemah ini bisa apa ?", keluh sang gadis yang berambut merah gelap dengan ponytail.

"Katanya, kita bisa mengambil sesuatu darinya", jawab sang laki-laki berkacamata yang berdiri di sebelah sang gadis dan tak lain adalah orang yang menculik Rin tadi.

Rin pun mengamati sang gadis yang tampaknya tidak asing baginya dan sang gadis pun melepas penutup mulut Rin dan membiarkannya bicara.

"Kau pasti tidak mengingatku. Kita pernah bertarung di ujian masuk sekolah", ucapnya.

Mendengar perkataan sang gadis, Rin teringat bagaimana dirinya dihajar habis-habisan di ujian akhir. Gadis ini adalah lawannya , Hazaki Sakura.

"Hmm.. mungkin kau benar", jawab Sakura sambil menopang dagunya mengingat ingat kejadian pertarungannya dengan Rin dulu.

Lalu telepon sang lelaki pun berbunyi dan lelaki tersebut mengeluarkan ponselnya dari saku sambil berbicara dengan seseorang di balik teleponnya.

"Ya. Aku mengerti", jawab sang lelaki.

Lelaki tersebut pun membalikkan badannya dan menghadap Sakura sambil berkata, "Kita harus membawanya kesana. Tuan Levian sudah menyiapkannya".

"Baiklah.", jawab Sakura.

Sakura pun kembali menutup mulut Rin dan mengeluarkan sebuah suntikan dari dalam koper kecilnya. Sebuah cairan berwarna biru yang misterius itu disuntikkan ke tubuh Rin. Rin sempat berusaha untuk mengelak dan mencoba berteriak. Tapi tetap saja tidak memghasilkan apapun. Malahan dia kembali kehilangan kesadarannya secara perlahan-lahan.

"Tidurlah sebentar, Nona", kata laki-laki berkacamata itu sambil tersenyum menatap Rin.

Next Chapter : Soon

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang