LXIII : -Good Night-

6.3K 449 6
                                    

Begitu Rin sampai di rumah, Rin pun segera menuju kamar untuk istirahat. Kuro pun membereskan rumah dan memasak selagi Rin beristirahat.

Rupanya begitu sampai di kamar, tangan Rin sudah ditarik oleh orang yang bersembunyi di balik pintu kamarnya. Kuro yang mungkin merasakan hawa keberadaan orang itu hanya diam saja.

"Eh... ?"

"Kamito-san ?", tanya Rin yang kaget melihat Kamito berada di kamarnya, bersembunyi di balik pintu kamarnya dan menariknya.

"Apa yang kau lakukan di kamarku ?", tanya Rin heran.

"Tentu saja, untuk menemui adikku yang tercinta", jawabnya dengan nada lembut.

"Bagaimana kabarmu, Rin ? Kudengar kau terluka cukup parah di pertandingan lalu..", tanya Kamito dengan senyum di wajahnya.

"Iya.. Itu terjadi karena aku lemah", jawab Rin.

"Padahal aku sudah memberimu, Kuro", kata Kamito lagi.

"Aku tidak menggunakan Kuro saat bertarung..", jawab Rin.

"Benarkah ? Sangat disayangkan kalau begitu", kata Kamito yang kemudian wajahnya menjadi kecewa.

"Maaf.. Oh iya, kudengar ada perang antara surge dan neraka. Apa itu benar ?", tanya Rin.

" ?... Dimana kau mendengarnya ?", tanya Kamito lembut.

"Emm.. itu tidak penting.. Apa itu benar ?", tanya Rin lagi.

"Ya", jawab Kamito singkat.

"Pertarungan iblis dan malaikat.", kata Kamito lagi.

"Bagaiman—", ucapan Rin pun terpotong oleh jari telunjuk Kamito di depan bibir Rin yang mencegah Rin untuk berbicara.

"Sstt,,.. Ini adalah masalahku. Kau tidak perlu terlibat dalam hal ini, Ok? Lagipula aku sudah di dunia manusia kok.. Kau pasti akan baik-baik saja", kata Kamito.

"Lagipula ingatanmu belum kembali seutuhnya, kan?", tanya Kamito.

"Iya.", jawab Rin sedih.

Rin sedih karena dirinya yang tidak tahu apa-apa dan selalu tidak tahu apa-apa. Dia sadar kalau dia memang lemah sekarang. Tapi apakah dia tidak boleh membantu mereka dengan segala kemampuan yang dia miliki sekarang ? Rin jadi membenci dirinya yang selemah ini. Dia ingin ingatannya cepat kembali semua. Dia tidak suka terus-terusan dilindungi. Dia ingin bertarung. Tapi, Rin pun mengurungkan niatnya untuk memprotes itu kepada mereka semua. Dia tidak bisa melakukannya sekarang.

"Maaf, sudah membuatmu kecewa. Tapi, jika saatnya sudah tepat aku akan memberitahumu segalanya.", kata Kamito lagi.

Rin hanya mengangguk. Wajahnya masih terlihat murung. Kamito pun mengusap kepala Rin seperti anak kecil dan tersenyum.

"Waktuku sudah habis. Aku harus kembali. Haruhiko dan yang lainnya akan mencariku kalau aku pergi lebih lama lagi. Kau bisa menghubungiku di nomor ini.", kata Kamito sambil menyerahkan secarik kertas kepada Rin.

Kamito pun kemudian berjalan ke arah jendela kamar Rin dan kemudian menghilang di balik tirai jendelanya setelah mengucapkan selamat malam kepada Rin.

"Dia benar-benar seperti hantu. Datang tanpa memberi kabar lalu menghilang begitu saja", ngeluh Rin.

Rin pun kemudian memutuskan untuk makan malam berdua saja dengan Kuro. Ibunya tidak pulang karena sibuk. Hal seperti itu sudah biasa di rumah Rin. Dia bahkan sudah terbiasa menikmati makan malamnya sendiri sebelum kemunculan Kuro.

Setelah selesai makan, Rin langsung berbaring di ranjangnya dan terlelap. Malam ini, dia tidak bermimpi tentang masa lalunya. Rin sedikit bersyukur karena mimpinya bisa normal kali ini saja.

Next chapter released in 28 January 2016

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang