Sepulang dari acara festival budaya di sekolahnya, Rin pun berpisah dengan Takuma, Megumi, Kotarou, Jun dan Ritsu. Dia kembali ke rumah dengan Kamito yang tadi datang ke sekolahnya dan dijemput oleh Shirogane.
"Ada yang ingin bertemu dengan Tuan setelah anda sampai di rumah", kata Shirogane yang diikuti oleh tanda tanya di wajah Kamito.
"Baiklah", jawab Kamito yang langsung masuk ke dalam mobil diikuti oleh Rin.
Dalam waktu singkat mereka berdua pun sampai di rumah. Disana, Hirato sedang duduk sambil menatap mereka berdua yang telah kembali sambil tersenyum lembut. Saat itu, Rin juga baru menyadari kalau senyum Hirato dan Kamito memang mirip walau warna rambut dan mata mereka berbeda jauh.
"Apa urusanmu di surga sudah selesai ?", tanya Kamito.
"Ya. Karena itulah aku datang. Bagaimana kabarmu, Rin ?", jawab Hirato.
"Baik", jawab Rin sambil tersenyum.
"Jadi bagaimana keadaan disana ?", tanya Kamito.
"Fuh... Kau memang tidak tau cara basa-basi ya ?", jawab Hirato terkekeh.
Rin dan Kamito pun duduk di depan Hirato. Mereka bertiga duduk di sofa dan suasana rumah itu sedang sepi karena keempat orang (Haruhiko, Natsume, Akihiko dan Fuyuki) tidak ada saat itu. Sambil menarik nafasnya, Hirato pun menceritakan apa yang terjadi selama dia berada di surga.
"Aku dan asistenku mengadakan rapat besar-besaran tepat setelah aku kembali. Semua dewa yang ada di surga dan perwakilan malaikat semuanya hadir waktu itu. Memang agak sulit bernegosiasi dengan mereka dan butuh waktu untuk membujuk mereka. Akhirnya, aku berhasill mendapatkan beberapa di antara mereka untuk berpihak kepadaku.
Aku juga berhasil mengubah beberapa undang-undang surga atas persetujuan semua dewan dan mereka juga berjanji tidak akan memulai perang. Setidaknya situasi sudah aman saat ini.. Aku juga sempat bertemu dengan pemerintahan Jepang dimana area mereka kita jadikan tempat pertarungan. Yah.. setidaknya aku harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kulakukan.", kata Hirato.
Mendengar itu, Kamito hanya menghela nafas lega. Sementara Rin sendiri juga merasa lega karena masalah kali ini sudah selesai.
"Baguslah. Kalau begitu..", jawab Kamito. Dia pun melirik Rin sebentar dan berkata , "Maaf, Rin. Bisa kau tinggalkan kami berdua sebentar. Aku ingin bicara sedikit lagi dengan Hirato".
Meskipun bingung dan penasaran, Rin pun memutuskan untuk meninggalkan mereka. Mungkin ada sesuatu yang sangat pribadi sehingga Rin tidak boleh mendengarnya, pikir Rin dalam hati.
Waktu pun berlangsung dengan cepat dan Rin menyadari kalau mereka berdua telah selesai berbicara dan Hirato sudah berpamitan dengan mereka berdua. Dia juga sempat berterima kasih dengan Rin karena sudah banyak membantunya meskipun Rin merasa dia tidak membantu apapun saat itu.
Kamito pun kembali ke ruang kerjanya. Tapi Rin menyadari, setelah dia berbicara dengan Hirato, wajahnya terlihat lebih gelisah. Rin sendiri penasaran apakah ucapan tadi siang masih tergiang di kepala Kamito. Akhirnya Rin pun menyusul Kamito ke ruang kerja dan melihat Kamito sedang duduk sambil memainkan pulpennya di depan tumpukan kertas di mejanya.
"Umm...", ucap Rin sambil mengetuk dan membuka pintu.
Dengan cepat Kamito pun menyadari Rin berada di sana dan tersenyum kepadanya. Dia juga mengisyaratkan Rin untuk duduk di depannya dan dengan cepat Rin pun berjalan dan duduk di depannya.
"Apa yang membawamu kesini ?", tanya Kamito.
"Umm... Apa ada masalah ? Wajahmu terlihat gelisah.. Apa ini masalah yang ---", belum sempat Rin selesai bicara, Kamito sudah meletakkan jari telunjuk di depan bibir Rin dan memintanya untuk berhenti.
"Sstt... Bukan masalah apa-apa kok. Maaf sudah membuatmu khawatir", jawab Kamito yang sontak membuat Rin sedikit kaget karena reaksinya.
Tanpa sengaja Rin pun memperhatikan seluruh ruangan Kamito. Dia baru sadar kalau semua ruangan ini dipenuhi oleh buku-buku. Banyak simbol-simbol sihir di pinggir buku dan beberapa bahkan dikunci dengan rantai dan gembok.
"Ada apa, Rin ?", tanya Kamito.
"Tidak. Aku hanya baru memperhatikan kalau di ruangan ini banyak sekali buku.", jawab Rin.
"Oh... Itu.. Aku membuat buku sihir. Beberapa diantaranya sihir terlarang jadi kusegel. Apa kau tertarik untuk melihatnya ?", tanya Kamito lagi.
Kamito pun mengambil salah satu buku yang tidak di segel di lemari dan menyerahkannya kepada Rin.
"Sihir yang ada disini, tidak bisa kau temukan di perpustakaan dan toko buku manapun. Kalau ada waktu, kau bisa memintaku untuk mencariku dan kau juga bisa bertanya kepadaku kalau ada hal yang tidak ku mengerti. Semua yang disini kutulis saat aku sedang senggang", jawab Kamito.
"Semuanya ditulis sendiri ?", kata Rin sambil memperhatikan buku yang diberikan oleh Kamito.
"Yup...", jawab Kamito.
Seketika itu juga, Rin pun mengambil buku itu dengan senang dan kembali ke kamarnya. Bagaimana pun dia ingin menjadi lebih kuat agar tidak dilindungi terus menerus.
Next Chapter 2 December 2016

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasyHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...