Begitu keheboohan itu berlangsung, guru di kelas Rin pun memerintahkan para murid untuk tetap tenang. Beberapa kelas bahkan dibiarkan tertutup agar murid tidak mondar-mandir di lorong dan membuat keadaan semakin parah. Junichi dan Ritsu yang tadinya bertengkar pun datang ke tempat duduk Rin karena mereka masih sekelas.
Salah seorang murid yang tadinya heboh pun berteriak sambil memegang kepalanya sendiri dengan tatapan horror. "Judgement telah dimulai.. Kita , para akuma akan mati", katanya dengan nada seperti orang yang ketakutan dan trauma.
"Rin....", panggil Takuma lagi sambil menahan Rin untuk tetap duduk.
"Takuma-kun.. Akuu...", jawab Rin yang mencoba untuk melepaskan tangan Takuma.
"Rin-chan !", panggil Ritsu yang mengintip keluar jendela dan melihat apa yang terjadi.
"Aku akan baik-baik saja ", kata Rin lagi lalu melepaskan tangan Takuma dan pergi melihat keluar jendela kelasnya.
Rin melihat ke jendelanya dan dia pun terkejut. Kali ini, 5 mayat diletakkan begitu saja di lapangan. Seseorang laki-laki pun berdiri di depannya dengan pedang yang berlumuran darah di tangannya. Laki-laki itu hanya tersenyum puas lalu dia pun membalikkan badannya ke arah jendela sekolah.
"Ayo! Siapa lagi berikutnya ?!", teriaknya dari lapangan. Lalu dia pun tertawa layaknya psikopat gila.
Ritsu pun hendak turun tangan, tetapi Junichi langsung mencegahnya. "Tunggu dulu ! Siapa tahu itu hanya jebakan ?", kata Junichi dengan hati – hati.
Rin sendiri hanya melihat kelima mayat dengan tatapan prihatin. Takuma pun akhirnya menyusul Rin dan melihat ke arah jendela.
"Rin, jangan terlibat dalam hal seperti ini", kata Takuma.
"Maafkan aku Takuma. Aku sudah memutuskan tentang hal ini. Ayah dan Ibuku juga sudah tahu", kata Rin sambil mencoba untuk tetap tenang.
"Rin...", balas Takuma sambil menatap Rin dan kemudian pun dia menghela nafas lega.
"Baiklah. Aku tahu, kau memang keras kepala. Tapi aku tidak mau terlibat dengan hal ini. Kalau kau membutuhkan bantuanku, kau tinggal bilang saja padaku. Aku sendiri tidak setuju dengan cara mereka", kata Takuma.
Rin kembali melihat ke jendela, Ia melihat Haruhiko turun ke bawah dan mendekati pelaku pembunuhan itu. Rin pun mengamati mereka berdua. Begitu pula dengan Ritsu , Junichi dan Takuma. Karena jarak begitu jauh, Mereka tidak mendengar apa yang dibicarakan oleh Haruhiko.
Haruhiko terlihat tenang dan tidak takut sedikit pun. Mereka berbicara dalam waktu yang lumayan singkat. Pelaku itu beberapa kali melemparkan ekspresi menghina. Tak lama kemudian, Haruhiko pun menarik nafas lega. Dan orang itu berteriak kembali.
" Jika kalian pikir, kalian bisa menentang Hirato-sama, kalian salah ! KAMI PARA MALAIKAT AKAN KEMBALI LAGI DAN BERPERANG DENGAN KALIAN SEMUA. 2 MINGGU DARI SEKARANG, PEMBERSIHAN DUNIA MANUSIA AKAN DILAKUKAN. KALIAN YANG TELAH TERNODA AKAN DIBINASAKAN, KALIAN YANG BERPIHAK KEPADA KAMI AKAN SELAMAT! HAHAHAHA... KALIAN HANYA PERLU MENUNGGU WAKTU SAMPAI SEKOLAH KALIAN HANCUR! SEKOLAH YANG MENYATUKAN MALAIKAT DAN SETAN ?! BAH! JANGAN MEMBUATKU TERTAWA ! HEI, anak muda !", katanya sambil menunjuk Haruhiko.
"KATAKAN KEPADA TUAN-MU KALAU KAMI AKAN MEMBINASAKAN UMATNYA 2 MINGGU LAGI. KALAU DIA BERANI, TUNJUKKAN DIRINYA !! ", kata orang itu lagi. Lalu dia berteleportasi entah kemana.
Haruhiko pun kembali menghela nafas dan membenarkan posisi kacamatanya. Dengan tenang, Haruhiko pun kembali ke sekolah seolah tidak terjadi apa-apa.
"2 minggu lagi, katanya", ulang Rin.
"Berhati-hatilah, Rin", kata Takuma lagi.
"Aku pasti akan berhati-hati. Terima kasih, Takuma-kun", kata Rin sambil berlari ke keluar kelas dan disusul oleh Ritsu dan Junichi.
"Kita harus memberitahu First untuk mempercepat rapatnya", kata Rin sambil berlari ke arah ruangan First.
Next Chapter 1 Juni 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasyHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...