LXXXIV : - Demon and Angel War -

4K 287 5
                                    


"Halo~, senang berkenalan denganmu, Namaku William Castigar. Yah..tidak penting sih, mengingat namaku, Soalnya, kau akan segera.... M..A.T.I ~", kata William yang langsung menyerang Haruhiko dengan tombak sucinya.

Dengan cepat, Haruhiko pun langsung menghindari serangan William dengan melompat mundur. Dia pun segera membalikkan bukunya ke udara dan mengeluarkan spell tanaman yang sering dia gunakan.

Sulur-sulur tanaman pun dengan cepat bertumbuh dan dalam waktu singkat sulur-sulur tanaman itu pun mengejar William. William pun segera menghindari sulur-sulur itu dengan melompat mundur, sedikit tinggi dan menebaskan tombaknya ke arah sulur Haruhiko sambil tertawa puas.

"HAHAHAHAHA.. HAHAHAHA... HANYA SEGINI SAJA KEMAMPUANMU ?! JANGAN MENGECEWAKANKU... TUNJUKKAN SESUATU YANG LEBIH BESAR PADAKU... AHHAHAHAHAH", tawanya sambil menebas sulur Haruhiko dengan enteng.

"Hmph.. Kau terlalu sombong", kata Haruhiko yang terlihat tenang dan dia pun membenarkan posisi kacamatanya lagi.

Rupanya saat William menghindar, salah satu sulur tanaman berhasil menangkap kaki William dan William pun tertarik dengan kencang ke bawah.

"KUH--!!", teriaknya yang kaget sambil terseret oleh sulur Haruhiko ke bawah.

William pun memotong sulur itu dengan cepat dengan tombaknya. Selagi dia sibuk, sulur yang lain pun berhasil menggapainya dan mengikat tangannya dan kakinya yang lain.

"Kau...", ucap William dengan nada berat dan marah.

"Ini belum selesai", imbuh Haruhiko lagi.

Tanaman yang tumbuh membesar di belakang Haruhiko pun bergulung dan membentuk senjata tajam dan berduri. Dari ujung ketajamannya muncul cairan ungu yang tidak lain adalah racun. William sendiri memberontak sebentar lalu dia kembali terdiam tidak bergerak sementara mulutnya mengumamkan sesuatu.

"O, Lord of War, Daimyojin-sama, Pinjamkan kekuatanmu untuk membinasakan mahluk kegelapan ini. Aku, William Castigar, akan memusnahkan kegelapan di muka bumi ini", gumamnya.

Seketika itu juga, sinar terang pun menerangi tubuh William dan sulur-sulur yang mengikatnya pun menghilang. William kembali menggenggam tombatnya dengan seringai di wajahnya.

"Terlalu cepat bagimu untuk membunuhku, Akuma kecil", kata William.

"Aku punya nama, Namaku Haruhiko. Lagipula, begitu racun ini mengenaimu, kau akan mati perlahan", kata Haruhiko yang lalu meminta tanaman dengan racun itu untuk menyerang William.

Dengan cepat, William pun kembali menghindar. Kecepatannya bertambah sejak dia mengumamkan kata-kata itu dan berkat dari dewa perang itu.

"Maaf saja, kekuatanku sekarang sudah bertambah menjadi 120%. Kau tidak akan mudah mengalahkanku", ucapnya sambil menghindar.

Haruhiko sendiri masih terlihat tenang dan meminta lebih banyak sulur untuk mengejarnya, tanpa disadari, William yang bergerak cepat tiba-tiba muncul dibelakang dengan tombaknya.

"After image", kata William pelan sambil menyerang Haruhiko tepat ke arah wajahnya dan berhasil membuat Haruhiko berdarah.

Haruhiko pun melompat menghindar setelah diserang dan menatap tajam ke arah William.

"Fufufu.. Aku bisa membuat after image sebanyak yang ku mau. Mulai sekarang, kau adalah santapanku", kata William dengan sombong dengan ekspresi puas di wajahnya.

Sementara itu, Rin sendiri terbangun di pangkuan Kouichi yang membawanya melompat dari atap ke atap. Begitu bangun Rin memasang wajah kaget dan bingung karena tidak mengerti apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi, Kouichi-san ?", tanya Rin yang masih mencoba untuk menelaah situasi.

"Kediaman Kamito diserang. Aku membawamu kabur. Hanya itu saja, Jou-chan", kata Kouichi pelan.

"Kita akan kemana ?", tanya Rin lagi.

"Ke markas Numbers. Sejauh informasi yang kudapat, mereka belum menampakkan diri", jawab Kouichi lagi.

"Bagaimana dengan yang lain ?", tanya Rin lagi.

"Mereka baik-baik saja. Mereka sudah pergi sebelum rumah itu dihancurkan. Aku diminta untuk melindungimu", jawab Kouichi.

"Turunkan aku sekarang", kata Rin pelan.

"He ? "

"Turunkan aku sekarang. Aku ingin bertarung", kata Rin lagi.

"DUAAARR--!!!", terdengar suara ledakan tepat di belakang Rin dan Kouichi yang membuat Kouichi berhenti dan menghindar di tempat sambil menggendong Rin arah tuan putri.

"Baiklah. Kalau itu keinginan , Nona", jawab Kouichi dengan cengiran di wajahnya dan menatap tajam ke sumber ledakan itu lalu menurunkan Rin.

"Kegelapan harus dibinasakan", ucap Eric, salah satu jendral dari Surga.

"Yah.. Silahkan saja, kalau kau bisa ...", kata Kouichi lagi yang terlihat senang seperti melihat mangsa di depannya.

Next Chapter nanti sore yah

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang