LXXVIII : -Execution-

4.4K 318 7
                                        

Ritsu masih murung saat dibawa ke kelas oleh Junichi. Dia tidak bertindak apapun selain terlihat kesal. Junichi sendiri terlihat santai dan cuek. Menurut, Rin mereka berdua terlihat sedang bertengkar. Keduanya duduk tanpa memandang satu sama lain.

"Mereka baik-baik saja kok, Rin-chan", kata Megumi.

"Mereka selalu seperti itu dan mereka akan berbaikkan kembali setelah beberapa hari. Rin-chan tidak perlu mengurus masalah mereka. ", kata Kotarou.

"Tapi, aku agak sedikit cemas", jawab Rin.

"Tidak apa-apa. Toh, mereka sudah besar kan ? terkadang Ritsu memang bertingkah ke kanak-kanakan", kata Kotarou lagi.

"Aku tidak bertindak kekanak-kanakan ! Orang ini tidak berhati !", protes Ritsu sambil menunjuk ke arah Junichi dan Junichi hanya membalasnya dengan menghela nafas.

Kotarou dan Megumi pun memutuskan untuk kembali ke kelas karena guru sudah masuk ke kelas masing-masing. Rin sendiri pun kembali ke tempat duduknya. Tepat di samping Takuma.

Baru saja pelajaran dimulai beberapa menit, seisi kelas pun mulai dihebohkan oleh teriakkan beberapa wanita yang terdengar sampai ke ruangan kelas Rin.

"KYAAAAAAAAAA~~!!!!!!!!!", suara teriakkan itu pun terdengar berasal dari lantai bawah. Beberapa pun langsung melihat ke arah jendela dan mencari beberapa asal suara. Kegaduhan pun kembali menguncang beberapa kelas termasuk kelas Rin. Beberapa murid tampak terlihat risau dan saling bertatap-tatapan. Rin sendiri ingin bangkit berdiri dan melihat apa yang terjadi tetapi Takuma menariknya untuk kembali duduk.

"Jangan berdiri !", perintah Takuma kepada Rin dengan tatapan yang khawatir. Menurut Rin, tingkah Takuma agak aneh kali ini. Jarang-jarang Takuma bersifat seperti ini. Biasanya dia cuek dan tidak peduli. Tetapi kali ini, dia bahkan menggengam tangan Rin erat-erat yang langsung membuat Rin sadar, ada yang tidak beres dengannya.

"Kenapa ?", tanya Rin yang malah khawatir dengan Takuma akhirnya.

"Mereka melakukannya lagi. Aku ingin memberitahumu tetapi aku selalu kehilangan kesempatan untuk berbicara", kata Takuma lagi.

"Ada apa ?", tanya Rin lagi yang merasa ada yang tidak benar dengan temannya itu.

"Mereka melakukan inspeksi club dimulai dari kejadian pembunuhan itu. Mereka yang akuma dan lemah akan dieksekusi di tempat. Sudah 5 orang sampai hari ini. Kamu sudah harus mulai berhati-hati. Pelakunya anggota sekolah disini", kata Takuma lagi.

"Inspeksi , 5 orang ? Apa maksudnya ?", tanya Rin lagi.

Takuma pun memutuskan untuk membisikkan hal ini ke telinga Rin agar tidak ada orang yang mendengarnya. "Judgement telah dimulai. Rin, kau pasti paham kata-kata itu kan ? Pelakunya adalah malaikat yang ada di sekolah ini. Mereka melakukan inspeksi untuk mencari pelakunya. Kejadian pembunuhan itu bukan satu-satunya. Setelah kejadian itu, banyak dari mereka dibunuh di luar sekolah dan semuanya merupakan murid dari sekolah ini", bisik Takuma dengan nada pelan.

"Maksudmu.. suara teriakan itu karena .... ?", kata Rin yang mulai ragu dengan ucapannya sendiri.

"Ada yang dibunuh lagi.", jawab Takuma pelan.

Next Chapter released at 25 Mei 2016

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang