I : -The girl that was called a goddess of flower-

23.3K 1.1K 31
                                    

Seribu tahun telah berlalu, Hari ini hari pertama musim semi tahun ini. Semua murid baru menginjakkan kaki di sekolah mereka di Morigaoka Gakuen. Cuaca hari itu benar-benar cerah dan langit benar-benar biru. Daun sakura bertebaran di sisi jalan. Murid - murid angkatan baru mengangkat tasnya dengan semangat ke SMA barunya, mengharapkan kenangan indah selama 3 tahun kedepan.

Tapi, Morigaoka Gakuen berbeda. Semua murid menatap dalam di depan gedung sekolah. Karena Morigaoka bukan sekolah biasa, melainkan sekolah para gabungan mahluk dunia bawah dan dunia atas yang didirikan di Dunia manusia.

Dunia manusia yang ada pada jaman sekarang banyak ditinggali oleh dua dunia. Para mahluk dunia bawah dan dunia atas telah hidup dan berbaur di dunia manusia. Bahkan ada yang telah hidup berkeluarga di dunia manusia. Sekolah Morigaoka lah yang menampung murid-murid yang memiliki darah keturunan dari dunia bawah dan dunia atas.

Salah satu dari murid Morigaoka, Hanagami Rin. Memasuki tahun pertamanya di Morigaoka. Ayahnya seorang akuma pengelana dan ibunya seorang manusia.

Rin hanya murid biasa dengan kemampuan biasa. Tapi dia memiliki wajah yang cantik. Sampai- sampai di SMP-nya dia dinyatakan cinta oleh 5 lelaki disekolah. Meskipun pada akhirnya dia menolak mereka semua dengan perasaan bersalah.

Ayah Rin memang seorang akuma. Tapi, ayahnya tidak sejahat itu. Ayahnya hanya liar. Dan ayahnya juga jarang berada di rumah. Ayah Rin adalah akuma pengelana. Dia hobi mengelilingi antara dimensi. Terakhir kali Rin bertemu dengan ayahnya yaitu pada saat dia berusia 12 tahun. Sekarang Rin sudah berumur 15 tahun. Artinya sudah tidak bertemu dengan ayahnya selama 3 tahun.

Hari ini Ishimaru Takuma, teman masa kecilnya sekaligus tetangganya datang menjemputnya. Mereka berangkat ke Morigaoka bersama-sama.

Takuma berbeda dengan Rin. Dia adalah keturunan asli malaikat dan manusia. Tapi kedua orang tua mereka tidak pernah mempermasalahkan tentang ras mereka yang berbeda jauh.

"Sepertinya kita berada di kelas yang sama lagi", kata Rin sambil tersenyum ke arah Takuma.

"Ya. Setiap tahun selalu begitu.. kupikir..", jawab Takuma sambil menggaruk kepalanya.

Mereka berjalan sekitar 20 menit untuk mencapai Morigaoka . Sekolah Morigaoka juga merupakan sekolah terbesar di Jepang. Sekolah Morigaoka berada di atas gunung. Setelah berjalan biasanya murid-murid Morigaoka harus menaiki kereta khusus untuk mencapai sekolah. Kereta itu merupakan fasilitas yang disediakan oleh sekolah Morigaoka. Sekolah Morigaoka memakai seluruh gunung untuk mendukung seluruh fasilitas sekolahnya dan mereka mendapatkan izin dari pemerintah Jepang.

Tak lama kemudian setelah menaiki kereta sekolah. Mereka akhirnya mencapai sekolah Morigaoka.

Baru saja sampai di sekolah Morigaoka. Sudah terlihat sekumpulan orang-orang sedang mengelilingi sesuatu. Karena penasaran, Rin dan Takuma pun memeriksanya.

Di dalam kerumunan itu, seorang gadis yang lebih pendek satu kepala dari Rin sedang menginjak kepala seorang laki-laki di antara 3 laki-laki yang sudah dalam keadaan babak belur dan berdarah.

"Tch! Cuma segini saja kemampuan kalian ? Dasar, Tenshi (malaikat) lemah !", kata gadis itu dengan nada yang arogan dan menghina.

Sebuah bola yang mirip bola meramal melayang ditangannya. Gadis itu diketahui bernama Kataoka Megumi. Gadis yang seangkatan dengan Rin. Menurut bisikkan yang didengar oleh Rin diantara orang-orang. Megumi memiliki angka 6 di tangannya. Dan orang - orang pun terlihat takut dengannya.

"Berani-beraninya kalian menyentuhku dengan tangan kotor kalian. ", lanjutnya lagi sambil menginjak kepala laki-laki itu sekali lagi.

"Tolong hentikan.. ", akhirnya Rin mengangkat bicara meskipun dengan nada pelan yang penuh simpati.

Megumi pun langsung mengarahkan pandangannya ke Rin. Dan seketika itu juga dia langsung terdiam dan kaget.

"K-kau.. ", kata Megumi terbata - bata sambil berjalan ke arah Rin.

Rin sendiri yakin seratus persen kalau dia tidak pernah bertemu dengan Megumi sebelumnya. Tiba-tiba seorang laki-laki berambut merah lari menghampiri Megumi. Dan tertegun begitu melihat Rin yang juga terlihat kebingungan. Laki-laki itu langsung menghela napasnya dan mendorong pelan Megumi yang masih mematung ke belakangnya.

"Siapa namamu ?", tanya laki-laki itu.

"Eh.. ? Um.. Hanagami Rin", jawab Rin kebingungan.
Laki-laki itu mengeluarkan senyum kecil dan menarik pelan helaian rambut Rin dan bertanya ", Hanagami. Nama yang bagus.. Wajahmu memang secantik itu. Apa kau yakin kita tidak pernah bertemu sebelumnya ?".

"Ti-tidak", jawab Rin sambil melompat mundur karena tiba-tiba dihampiri seperti itu.

"Begitu... Sangat disayangkan. Kalau begitu, mungkin kita akan bertemu lagi... Rin-chan~", kata laki-laki itu dan mengajak Megumi untuk meninggalkan tempat itu.

Rin dibuat bengong oleh kejadian itu. Tapi, anehnya dia merasa nostalgia setelah bertemu dengan laki-laki tadi. Sementara itu, semua orang yang berada di tempat kejadian itu menatapnya takut dan mulai menjauhinya kecuali Takuma yang masih berada di sampingnya.

"Kau mengenalnya ?", tanya Takuma datar.

"Ti-tidak. Aku yakin ingatanku masih bagus dan aku tidak pernah bertemu dengannya", jawab Rin panik.

"Tapi, berkat itu.. ", kata Takuma sambil melihat sekeliling.

"Sepertinya kau akan sulit mendapat teman tahun ini. Semua orang menjauhimu",kata Takuma lagi.

Rin akhirnya menyadari sekelilingnya. Semua orang saling berbisik-bisik dan menjauhinya entah kenapa. Dia tidak terlalu peduli dengan semua itu. Terlebih setelah laki-laki tadi terlihat menyimpan sesuatu yang misterius tentang dirinya.

Trivia :
- Pada judul chapter dijelaskan "the girl that was a goddess of flower" itu sebenarnya ditujukan kepada Hanagami Rin. Hanagami yang berarti dewi bunga.
- (-chan) istilah untuk memanggil perempuan atau anak kecil.
- (-kun) panggilan untuk laki-laki.

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang