"Hmm.. makan malam sudah selesai. Perlu kubawa kau ke kamarmu?", tanya Four.
"Eh... iya..", jawab Rin.
Rin pun berjalan mengikuti Four menuju ke berjalan ke kamar. Mereka berhenti di sebuah kamar yang kelihatannya cukup besar dan berada di lantai 4.
"Ini kamar First. Kurasa kau bisa memakainya. Dia tidak ada di rumah. ", kata Four.
"Eh? Tidak apa-apa?", tanya Rin.
"Pakai saja. Aku akan negosiasi dengannya nanti.", kata Four sambil mengedipkan mata lalu berlalu pergi.
Rin pun masuk ke kamar First dengan gugup. Dia melihat kamar First berada di ruangan yang paling baik dan yang terluas. Ada meja kerja ditengahnya. Ada balkon yang menghadap ke taman. Rak buku yang berjejer dan banyak. Ruangannya juga terlihat sangat rapi dan bersih.
"Kurasa aku tidur di sofanya saja. Tidak sopan kalau tidur sembarangan di ranjang orang lain", kata Rin.
Rin pun tertidur di sebuah sofa yang berada di dekat ranjang. Kali ini Rin tidak memimpikan apapun.
Keesok paginya, Rin mendapati dirinya di ranjang First yang empuk. Awalnya dia berpikir, Kuro yang mengangkatnya ke ranjang. Tapi setelah melihat First berdiri di balkon, dia yakin kalau First lah yang melakukannya.
"Tidurmu nyenyak ?", tanyanya sambil tersenyum.
"Umm.. iya.", kata Rin sambil bangkit dari tempat tidurnya.
"Maaf. Aku memakai kamarmu", kata Rin lagi.
"Tidak apa-apa. Pakai saja sesukamu. Tidak perlu merasa malu dan tidur di sofa. ", kata First lagi.
"Iya. Terima kasih. ", jawab Rin lagi.
"Kau bertemu dengan anakku saat di test kedua kemarin, kan? Bagaimana menurutmu ?", tanya First yang tiba-tiba mengubah topik.
"Eh? Mereka kuat... ", jawab Rin.
"Begitu.. Menurutku mereka masih terlihat lemah. Mereka sama sekali bukan tandinganku. Jujur saja, aku kecewa dengan mereka berdua. ", kata First lagi.
"Eh? Kau membenci anakmu ?", jawab Rin heran.
"Entahlah. Aku tidak mengatakan kalau aku membenci mereka. Tapi yang jelas mereka membenciku. ", kata First sambil tersenyum kecil.
"Kau tidak mencoba untuk menemui mereka ?", tanya Rin lagi.
"Hmm.. Kupikir kita cukup sering bertemu di Morigaoka Gakuen. Tapi kami tidak pernah menjalin komunikasi antara ayah dan anak. Hanya sebagai Guru dan Murid saja. Dari dulu selalu begitu, bahkan saat mereka masih kecil. Aku selalu sibuk dengan pekerjaanku sehingga aku jarang berkomunikasi dengan mereka. ", jelas First lagi.
"Tapi kau tidak perlu khawatir. Semua orang mempunyai masalah-masalahnya sendiri.", kata First sambil datang ke tempat Rin dan mengelus kepalanya seperti anak kecil.
"Tapi...", kata Rin sedih.
""Aku menceritakan ini padamu karena aku merasa kau perlu mengetahuinya.",kata First.
Rin hanya menunduk muram. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mengingat apapun.
"Haha.. Jangan terlalu mencemaskan kami. Lebih baik kau mencemaskan dirimu sendiri. Kau sampai sekarang baik-baik saja karena banyak orang yang masih belum mengetahui siapa dirimu", kata First sambil tertawa kecil.
Mendengar itu, Rin menatap First kebingungan.
"Banyak yang mengincarmu. Karena itulah kami disini. Kami mencarimu lebih cepat sebelum orang lain mendapatkanmu. ", kata First lagi.
"Heh?", tanya Rin lagi.
"Tapi untuk sekarang kau fokus dulu untuk ujian ketiga. Detailnya akan kuberitahu setelah selesai perayaan. Akan kuberitahu kau juga kenapa kakakmu sedang sibuk di dunia bawah belakangan ini", kata First lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasyHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...