Sesampainya di klinik sekolah, Takuma sedang menjalani perawatan dari tim medis sekolah. Ada sekitar 5 orang duduk di sana menyembuhkan luka Takuma. Di samping tempat tidur Takuma, Megumi masih pingsan. Takuma dan Megumi sama-sama masih dalam keadaan pingsan. Kotarou duduk menemani Megumi dan Rin menemani Takuma.
"Rin, berikutnya adalah pertarunganmu. Aku harus duduk disini sampai Megumi terbangun.", kata Kotarou.
"Iya. Kotarou, kurasa kau tidak terlalu khawatir tentang Megumi. Aku yakin dia tidak akan marah padamu ketika dia terbangun nanti.", kata Rin.
"Iya.. Aku tidak apa-apa kok. Lagipula, aku juga bisa menjaga Takuma dan Megumi disini.", kata Kotarou dengan senyum kecilnya.
"Kalau begitu, aku pergi dulu", kata Rin.
Baru saja, Rin mau meninggalkan ruangan klinik, Four dan Hotaru masuk mengunjungi mereka.
"RIIINNNN~~!!!", sapa Hotaru yang membuat heboh ruangan klinik.
"SSsttt..!!!", kata Four sambil menggatak kepala Hotaru.
"Kita sedang berada di klinik..", kata Four sambil tersenyum.
"Ouchh.. sakit...", gerutu Hotaru.
"Bagaimana keadaan Megumi ?",tanya Four.
"Dia baik-baik saja. Pukulanku cukup kencang untuk membuatnya pingsan", kata Kotarou.
"Ohh.. syukurlah dia Cuma pingsan karena pukulanmu dan bukan terbakar oleh apimu. Menurutku itu pilihan yang bijak. Kurasa saat dia bangun nanti dia Cuma marah karena dia tidak menang", kata Four.
"Mereka kan sudah sering bertengkar.", lanjut Hotaru.
"Sudah sering?",tanya Rin.
"Yup. Saat pertama kali mereka menjadi partner", jawab Hotaru.
"Mereka berdua itu partner yang paling tidak akur dibanding kita semua",tambah Four.
"Ahh.. sudahlah. Kalian tidak perlu membahas masalah yang sudah berlalu. Sekarang ya sekarang", kata Kotarou membela diri.
"Oh.. jadi, maksudmu sekarang kalian sudah punya hubungan ?", goda Four.
"Bu-Bukan begitu.. Mana mungkin aku tertarik dengan perempuan kasar seperti dia ?!", bantah Kotarou dengan wajahnya yang mulai memerah.
"Siapa yang kau panggil perempuan kasar ?!", tanya Megumi yang langsung membuka tirai yang berada di samping tempat tidurnya dan menghadap ke arah mereka yang sedang berbicara.
"Megumi-chan sudah bangun ?", tanya Rin yang langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.
"Hn.. Aku baik-baik saja kok.", kata Megumi yang meng-iyakan pertanyaan Rin.
"Syukurlah...", kata Rin lagi.
"Hei.. jangan membuatku terlihat seperti orang jahat disini donk..", protes Kotarou.
Megumi hanya membalasnya dengan "WEKK" wajah mengejeknya. Megumi pun kemudian memalingkan wajahnya dari Kotarou lagi. Seperti yang diprediksi Four, Megumi masih ngambek atas pertarungan tadi.
"Yah.. aku minta maaf sudah memukulmu terlalu kencang tadi", kata Kotarou.
"Aku tidak marah soal itu. Aku marah, karena kau menahan diri melawanku. Kau seharusnya mengeluarkan api hitammu sejak awal. Kau terlihat seperti mengejekku saat pertarungan tadi", omel Megumi.
"Maaf.. aku tidak bisa menghilangkan kebiasaan lamaku. ", kata Kotarou.
Megumi kemudian lanjut mengomeli Kotarou tanpa henti. Beberapa kali terlihat mereka akan menggunakan kekerasan tetapi terhenti karena melihat senyum Four yang dipenuhi oleh aura hitam. Rin sendiri lega, karena mereka sudah kembali lagi seperti biasanya.
"Ahh.. Aku harus pergi dulu. Kotarou, Megumi.. tolong jaga Takuma sampai aku kembali", kata Rin yang kemudian berlari pelan meninggalkan ruangan.
"Aku dan Hotaru juga.. dahh..", kata Four undur diri sambil mendorong Hotaru pergi.
"Nah.. Kau juga.. setelah mengalahkanku. Kau harus mengalahkan Natsume di pertarungan selanjutnya", kata Megumi.
"Ya. Aku tahu", jawab Kotarou yang sudah kembali tenang.
"Jangan sampai kalah, partner", kata Megumi yang disertai dengan senyum kecil di bibirnya.
Author's note :
Sorry ya, untuk penjelasan mengenai Takuma di pertandingan sebelummya ditunda dulu. (○゚ε゚○)
Next Chapter diupdate tgl 20 Desember ya~
![](https://img.wattpad.com/cover/38402894-288-k887601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasiaHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...