CXV : - Traitor II -

1.5K 117 13
                                    

Twelve berlari terengah-engah menuju sekolah Morigaoka karena merasa ada sesuatu yang akan terjadi kepada Rin. Jaraknya memang tidak jauh dari tempatnya sekarang.

"Kuharap dia baik-baik saja", gumam Twelve.

Sementara itu, Kurogane muncul dan langsung mengarahkan pedang ke arah Levian tanpa basa - basi. Wajahnya terlihat was-was dan bersiap untuk menyerang.

"Aku tidak berniat untuk bertarung disini", ucap Levian menghela nafas. Tatapannya tajam menuju Rin yang berada di hadapannya.

"Senang bertemu denganmu kembali.", kata Levian lagi. Dia menoleh ke Takuma yang masih menggenggam tangan Rin dan siap untuk mengajaknya kabur tadi.

"Pak kepala sekolah", ucap Takuma pelan. Dia mengigit bibirnya seolah-olah karena gugup.

Rin yang mendengar suara kecil itu pun terkejut. Dia langsung mengalihkan pandangan kembali ke Levian.

"Pak kepala sekolah ?", tanya Rin lagi.

"Ya. Aku membunuh kepala sekolah sebelumnya 3 tahun yang lalu. Sekarang aku kepala sekolahnya", jawab Levian.

"Aku juga yang memanggil temanmu, Takuma untuk menceritakan semua hal tentangmu.",kata Levian lagi sebelum Rin menjawab.

"Kenapa ? Apa yang bisa kau dapatkan setelah mengorbankanku ?", tanya Rin. Dia membalas tatapan tajam ke Levian. Air matanya nyaris keluar tapi dia berusaha untuk menahannya.

"Aku ingin mereset dunia ini. Kalau kau mengingat masa laluku. Kau pasti mengerti.

Apa yang diceritakan Twelve adalah ceritanya sendiri. Kau tidak ingat yang sebelumnya kan ?", tanya Levian.

"Aku membenci dunia ini dan seisinya. Aku ingin meresetnya dan melakukan sesuai dengan apa yang kuinginkan. Terlahir kembali necromancer cukup menguntungkan bagiku. Aku bisa membangkitkan kembali apa yang kuinginkan.

Jika aku mengorbankanmu, Kamito akan marah. Dia akan menghancurkan dunia ini dan melepaskan semua kekuatannya. Tapi karena kau masih keras kepala. Terpaksa aku harus menyusun rencana.

Aku tahu setelah aku mengatakan ini, tidak mudah untuk membuatmu berganti pikiran.

Karena itu aku akan mendeklarasikan perang padamu. Mulai besok, seluruh sekolah akan menentangmu. Jadi bersiaplah", ucapnya.

Rin terdiam. Dia pun menundukkan kepalanya sebentar dan menatapnya dengan tajam kembali. Sementara Kurogane masih belum menyerang karena tidak ada tanda-tanda Levian akan menyerang.

"Aku hanya datang untuk mengatakan itu. Selanjutnya... selamat tinggal", ucap Levian.

Dia pun berjalan menuju pintu yang menutup atap sekolah tadi dan meninggalkan mereka bertiga.

.
.
.

Setelah cukup lama pergi, Takuma pun angkat bicara.

"Kau tau The Arcana ?", tanya Takuma ke Rin.

"Umm.. iya.", jawab Rin.

"Mereka adalah anggota Osis saat ini. Anggota dari Organisasi Levian. Kudengar mereka memanipulasi murid-murid di sekolah ini", ucapnya singkat.

"Karena itu... aku juga tidak bisa membantumu, Rin. Maafkan aku", kata Takuma lagi.

"Eh ?"

"Ya. Keluargaku dalam bahaya kalau aku bekerja sama denganmu. Lagipula... aku berjanji untuk tidak terlibat dengan masalah ini dengannya.

Maafkan aku yang telah menjadi seorang yang pengecut dan melarikan diri", kata Takuma lagi. Dia pun melepaskan tangan Rin yang digenggamnya sedari tadi.

Rin pun tersenyum. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengusap kepala teman masa kecilnya itu. Setidaknya dia tahu alasan Takuma.

"Tidak apa-apa. Aku pasti bisa menang.", ucap Rin dengan percaya diri.

Kurogane yang melihat mereka berdua pun menurunkan pedangnya dan menyimpan pedangnya kembali di sarungnya tanpa berkata apapun.

-To be countinue -

Maaf pendek uwu.

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang