Pertandingan kedua pun dimulai, Takuma maju dengan tombak di tangannya. Di sisi lain, Mikoto Watano lawan Takuma maju dengan gagah dan membawa sebuah bokken (pedang kayu) di tangannya yang membuat banyak penonton kebingungan.
"Dia membawa pedang kayu ?", tanya Rin.
"Yup. Justru ini akan semakin menarik", kata Akihiko.
Di pertandingan kedua kali ini, jumlah penonton tidak begitu banyak. Kebanyakan dari mereka lebih tertarik dengan arena ke 2 dan ke 3. Dimana mereka lebih tertarik dengan pertandingan yang kuat. Meskipun pertandingan Takuma bukanlah yang paling membosankan.
Begitu kedua peserta maju, panitia pun memberi aba-aba mulai. Takuma menggenggam tombaknya erat-erat dan mulai memasang wajah hati-hati.
Kebalikkan dari Takuma, Mikoto memasang wajah tegas dan dia pun mengarahkan bokken-nya ke arah Takuma dan berlari cepat ke arah Takuma dengan bokken di tangannya.
Tanpa ragu, Mikoto pun mengayunkan pedangnya ke arah Takuma dan langsung segera ditangkis oleh Takuma dengan menahannya dengan tombaknya. Melihat serangan pertamanya gagal, Mikoto pun kembali melompat mundur. Dia kembali memfokuskan pandangannya kepada Takuma.
Setelah itu, Takuma kembali mengarahkan tombaknya ke arah Mikoto dan menerjang ke arahnya. Pertarungan pedang kayu dan tombak pun dimulai. Pedang kayu Mikoto tidak menunjukkan tanda-tanda akan patah atau tergores. Kondisinya persis seperti pedang biasa, masih mulus dan tidak mudah patah. Takuma pun tidak menyerah. Tombak Takuma bisa menjangkau ke banyak arah. Meskipun tombak Takuma berat, tapi Takuma tetap bisa memutar dan mengayunkannya dengan enteng seperti menggenggam tongkat plastik.
"Menurut kalian, siapa yang akan menang ?", tanya Akihiko.
"Hmm.. Entahlah.. Mereka berdua terlihat setara", jawab Rin.
"Entahlah. Siapa pun yang menang akan menjadi lawanku di babak berikutnya", jawab Haruhiko dengan nada tegas.
"Ah.. Haruhiko tidak seru sekali..", protes Akihiko.
"Berhentilah mengoceh..", balas Haruhiko lagi.
"Tidak usah sok tegas. Kau itu cengeng waktu kecil.", kata Akihiko.
Mendengar itu, wajah Haruhiko langsung memerah karena malu. Lalu, dia kembali ke waja tegasnya dan memalingkan wajahnya.
"Diam. ", jawab Haruhiko.
Setelah puas menjahili Haruhiko, Akihiko pun kembali berpaling ke Rin. Dia menarik tangan Rin agar duduk lebih dekat dengannya karena dia merasa Rin masih menjaga jarak dengan mereka berdua.
"Tidak usah duduk jauh seperti itu. Duduk lebih dekat kesini. Kami tidak akan memakanmu.", kata Akihiko sambil menarik Rin untuk duduk lebih dekat ke sampingnya.
Rin pun tidak terlalu melawan Akihiko dan memutuskan untuk menurut saja. Dia pun bergeser sedikit lebih dekat ke arah Akihiko. Setelah itu, mereka pun kembali menonton pertandingan.
Di pertandingan, keduanya masih terlihat seri. Adu senjatanya terlihat sejajar. Masing - masing dari mereka tidak terlihat lebih superior satu sama lain, meskipun keduanya juga sudah luka-luka. Untungnya luka-luka mereka hanya luka-luka kecil yang tergores.
Setelah beradu sengit selama beberapa menit, mereka berdua kembali melompat mundur disertai nafas panjang pendek yang melelahkan. Setelah mereka menarik diri beberapa menit, Mereka berdua kembali menerjang dan kembali beradu.
Kali ini, Takuma lebih memutar otak. Sambil beradu senjata, Takuma mengincar lutut Mikoto dan menbuatnya terjatuh. Takuma menunggu cukup sabar sampai Mikoto sedikit lengah dan kemudian dia memutar tombaknya dan berhasil membuat Mikoto terjatuh dengan ayunan tombaknya tepat di bawah kaki Mikoto.
Tentu saja, Kaki Mikoto tidak putus karena Takuma hanya menggunakan bagian belakang tombaknya saja untuk menyengkatnya sampai terjatuh. Setelah itu, Takuma langsung menancapkan tombaknya ke baju Mikoto agar dia tidak kabur dan Takuma segera menendang jauh pedang kayu Mikoto saat Mikoto terjatuh agar Mikoto tidak menyerang lagi.
Panitia yang melihat itu pun langsung menghitung mundur lima sampai satu untuk memastikan lawan yang telah terjatuh dan tidak bisa bangkit selama lima detik akan dianggap kalah.
"Lima... Empat.. Tiga... Dua.. Satu.. ", kata Panitia sambil menyatakan bahwa Takuma telah lolos ke babak berikutnya dan pertandingan kedua telah berakhir.
Setelah pertandingan berakhir, Takuma pun menarik kembali tombaknya dan menarik Mikoto agar berdiri kembali. Mikoto masih tetap mempertahankan ekspresi tegarnya sambil bersalaman dengan Takuma.
"Kau menang.. Harusnya aku juga memakai cara seperti itu. Aku tidak kepikiran karena setiap kali bertarung kepala ku kosong.", kata Mikoto.
"Kalau begitu, lain kali kau harus mengisi kepalamu dulu sebelum bertarung. Karena akibatnya bisa fatal kalau begitu", jawab Takuma dengan wajah datarnya.
"Kuanggap itu sebagai saran..", kata Mikoto lalu dia tertawa.
"Syukurlah, Pertandingan kali ini berakhir dengan baik", kata Akihiko yang melihat pertandingan sampai selesai.
"Iya. Kau benar", kata Rin.
"Kalau begitu, lawanku besok adalah Ishimaru Takuma", kata Haruhiko yang kemudian pergi meninggalkan tempatnya.
NEXT CHAPTER RELEASE IN NOVEMBER 26th, 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasyHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...