LIX.5 : - Too Bad-

6.2K 466 7
                                    

"Lily-sama, apa kau tahu mengenai klan Kousaka ?", tanya First.

"Salah satu dari 5 klan terkenal di negara vampire itu ? Tentu saja aku tahu", jawab Lily.

Hari itu, Lily sedang menikmati waktu minum tehnya di markas Numbers. First pun memberikan berkas-berkas dari negara Vampire kepada Lily.

"2 hari yang lalu, Klan Kousaka telah dihabisi oleh satu orang. Menurut informasi yang kudapatkan dari Megumi, pelakunya adalah kepala keluarga dari salah satu klan Kousaka itu sendiri. ", jelas First.

"Hmm.. Belakangan ini, hal seperti ini sering terjadi ya ? Untung saja, Megumi-chan bisa mendapatkan informasi secara cepat. ",ngeluh Lily.

"Dia masih hidup kan? ", tanya Lily.

"Ya. Dia masih berada di Mansion keluarganya. Beberapa pelayan dibiarkan hidup untuk menjadi bonekanya. Dia tidak bisa dibunuh kalau tubuh aslinya tidak ditemukan. Dan menurut beberapa catatan yang kudapat, dia membunuh semua pasukan yang dikirim untuk menangkapnya. Sepertinya, dia sudah meng-antisipasi hal itu", jawab First.

"Hmmm.... Kalau begitu, aku tidak bisa mengutus Kotarou dan Megumi ataupun Kau dan Four. Second dan San sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Izumi juga masih berlatih dengan es-nya dan kecil kemungkinan dia bisa menang melawan laki-laki yang bernama Hotaru itu dengan kekuatan yang setengah-setengah. Jadi, sebaiknya aku dan Kuro saja yang maju", kata Lily.

"Jadi, kau juga berniat untuk menangkapnya ?", tanya First.

"Entahlah. Akan kupikirkan itu nanti", jawab Lily dengan senyum di wajahnya.

"Kuro, Hari ini kita akan berkunjung ke negara vampire", perintah Lily dan Kuro pun muncul di hadapannya.

Mereka berdua pun kemudian berangkat ke bagian Timur negara Vampire dimana Klan Kousaka berdiam. Lily sendiri mendapat pemandangan yang tidak enak begitu sampai disana. Banyak mayat dan darah bertebaran. Senjata-senjata berlumuran darah tergeletak begitu saja. Meski begitu, Lily tidak terlihat takut. Dia malah dengan tenang masuk ke daerah itu.

"Sepertinya itu tempatnya", kata Kuro yang menunjuk ke arah Mansion yang berdiri dengan lampunya yang masih menyala.

"Iya. Ayo kita kesana", kata Lily dengan berani.

Mereka berdua pun lanjut berjalan menuju mansion itu. Untungnya tidak ada perangkap yang dipasang di tengah jalan. Meski begitu, mereka berdua memperhatikan langkahnya dengan hati-hati.

Tak lama kemudian, mereka berdua pun sampai di Mansion kediaman Hotaru. Baru saja membuka pintu mansion itu dan menginjakkan kaki di dalamnya. Ada kira-kira 10 pelayan yang bertatapan kosong menatap mereka berdua dan menyambut mereka di pintu masuk.

Kuro pun segera menyiapkan pedangnya untuk berjaga-jaga terhadap serangan mendadak. Akan tetapi, Lily menghalanginya.

"Turunkan pedangmu. Kita akan masuk dengan damai setelah disambut seperti ini", kata Lily.

Salah satu pelayan wanita yang bertatapan kosong itu pun kemudian berbicara. "Selamat datang di kediaman kami".

"Ya. Apa aku bisa bertemu dengan pemilik mansion ini ?", tanya Lily dengan nekatnya.

"Lily!", panggil Kuro.

"Hm ? Tidak apa-apa. Kita akan bertemu dengannya. Lagipula kalau terjadi sesuatu denganku, kau akan melindungiku kan?", tanya Lily dengan senyum di wajahnya.

"Iya.", jawab Kuro yang kehabisan kata-kata.

Pelayan itu pun kemudian mengangguk dan membawa mereka ke ruangan tempat Hotaru berada.

Sesampainya disana, Hotaru sudah menunggu mereka. Dia menggunakan tubuh seorang anak kecil yang berumur 10 tahun, berambut hitam, dan memiliki dua warna bola mata yang berbeda. Senyum jahilnya sangat terlihat sadis dibanding senyum iseng.

"Kukira kalian akan datang dengan cara bar-bar seperti orang-orang sebelumnya", kata Hotaru.

"Iya. Aku memang bermaksud datang dengan damai", jawab Lily.

"Pengirim seorang gadis dan seorang laki-laki datang kesini. Kurasa pemimpin negara vampire sudah meremehkanku", kata Hotaru.

"Tidak. Aku datang dengan keinginanku sendiri. Aku datang untuk menemuimu", jawab Lily.

"Menemuiku ? Kau datang untuk menyerahkan darahku padamu ?", tanya Hotaru yang kemudian memegang tangan Lily dengan lembut dan mulai mencium tangannya.

"Hmm.. bau yang aneh. Kau bukan vampire maupun iblis. Sungguh bau yang tidak biasa..Ahh.. aku tidak sabar ingin meminumnya..",kata Hotaru yang menatap tangan Lily seperti harimau sedang menatap mangsanya dengan lapar.

Hal tersebut kemudian ditahan oleh Kuro yang langsung menodong pedang hitam ke lehernya. Hotaru pun segera melepas tangan Lily dan menjauh sedikit. Dia memasang wajah hati-hati pada pedang Kuro.

"Pedang itu... Hmm.. banyak hawa kegelapan di dalamnya. Meskipun aku menyukai kegelapan, tapi hawa pedang ini tidak membuatku nyaman.", kata Hotaru.

"Kau juga bukan mahluk hidup. Kau tidak memiliki tubuh fisik... ", kata Hotaru lagi.

"Aku datang untuk mengajakmu bergabung dengan organisasiku", kata Lily tegas.

"Lily.. kau serius ?", tanya Kuro.

"Ha? Organisasi ? Aku tidak tertarik. Terima kasih sudah mengajakku", kata Hotaru.

"Lily, kau tidak perlu mengajak orang ini untuk bergabung dengan Numbers. Dia bisa berkhianat kapan saja", kata Kuro.

"Aku akan mengambil resiko itu. Aku membutuhkan orang ini di dalam organisasi. Dengan kemampuannya, dia bisa menyusup ke tempat lawan dengan mudah. Kita bisa mengontrol lawan", kata Lily.

"Lagipula itu lebih baik dibanding dia berada disini.", kata Lily lagi.

"Tapi sangat disayangkan, aku tidak tertarik bekerja dengan orang lain", jawab Hotaru.

"Sayang sekali, kalau begitu aku akan menggunakan kekerasan.", balas Lily.

Seorang laki-laki berbadan besar pun muncul di balik dinding setelah menghancurkan dindingnya. Laki-laki yang berbadan agak besar itu muncul dan segera mencekik leher Hotaru. Lily sendiri mengeluarkan sihir untuk menahan jiwanya agar tidak berpindah tubuh.

"Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu. Tapi kalau membiarkanmu disini, kau akan menghabisi nyawa orang dengan sia-sia", kata laki-laki itu.

Setelah itu kepala Hotaru pun di hantamkan ke tanah dan berhasil membuatnya pingsan. Lily sendiri mendapat konfirmasi letak tubuh Hotaru dan meminta Kuro untuk membawa tubuh asli Hotaru ke markas Numbers.

Hotaru terbangun di sebuah kamar kecil yang hanya terdiri dari ranjang dan meja kecil. Seluruh dinding tertutup oleh batu dan tidak ada jendela sama sekali.

"Ini seperti penjara bawah tanah", kata Hotaru.

Hotaru lebih kaget lagi mendapati dirinya sudah berada di tubuh aslinya. Dia agak tersanjung Lily bisa menemukan tubuh aslinya yang telah disembunyikan. Baru saja, Hotaru melangkahkan kakinya. Lily dan Kuro sudah masuk ke dalam ruangan itu.

"Hmm.. sepertinya kau menang ", kata Hotaru disertai dengan senyum liciknya.

"Iya. Kalau kau ingin melarikan diri dari tempat ini cobalah. Setelah kau keluar dari sini, kau akan jadi buronan. Lagipula, kalau kau mencoba untuk membunuh mereka semua, suatu hari kau pasti akan terbunuh juga. Tempat ini lebih cocok untukmu. Banyak orang yang memiliki masa lalu yang kurang lebih sama denganmu. Lagipula, aku tidak yakin kau bisa menang dari First.. ", jawab Lily dengan tawa tak berdosanya.

Setelah itu, Lily pun meninggalkan ruangan bersama dengan Kuro. Hotaru pun mencoba untuk melarikan diri dari markas Numbers. Tapi sayangnya, First terlalu kuat untuknya. Hotaru tidak bisa menguasai First yang lebih dominan dibanding dirinya. Berkali-kali dia ditaklukkan oleh First.

"Ha... kurasa, aku akan tetap disini sampai aku bisa mengalahkan orang itu. ", kata Hotaru akhirnya.

*orang itu yang dimaksud adalah First.



HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang