LXXVII.5 : - The Little Thief-

4.8K 321 6
                                    

"KEMBALIKAN MAKANAN KAMI, DASAR PENCURI!", teriak salah satu laki-laki yang berpakaian compang-camping dan beberapa orang di sebelahnya sedang membantu laki-laki itu menendang beberapa anak kecil di hadapan mereka. Keempat anak kecil itu hanya diam sambil memeluk erat roti yang sudah dicuri oleh mereka. Punggung mereka banyak sekali jejak sepatu bekas tendangan laki-laki itu dan tidak satupun dari mereka menyerah dan mengembalikan roti yang telah dicuri oleh mereka.

"Tidak mau!", teriak seorang anak laki yang bermata satu di bagian kanan dan sebelah matanya lagi diperban. Anak laki-laki itu tiba-tiba bangkit berdiri dan mengigit salah satu tangan laki-laki yang sedang menendangnya sambil memeluk rotinya.

"Sekarang!", teriak laki-laki bermata satu itu lagi. Ketiga temannya pun mengikutinya dan menyundulkan kepala kepada 2 laki-laki yang menendang mereka dan anak-anak itu pun melarikan diri sambil memeluk roti mereka di masing-masing tangan.

Laki-laki dewasa itu pun segera mengejar anak kecil yang melarikan diri itu dan dalam beberapa saat, mereka kehilangan jejak anak kecil itu. Laki-laki itu kemudian memutuskan untuk menyerah.

Sementara itu di sisi lain, keempat anak kecil itu berhasil selamat. Mereka pun melarikan diri ke tempat tinggal mereka yang berada tepat di tempat pembuangan sampah. Bangunan kecil yang terbuat dari kayu-kayu yang sudah tak dipakai dan genteng yang telah terbuang adalah tempat tinggal keempat anak itu.

"Untung saja, kita selamat", kata seorang gadis yang memakai syal itu. Dia juga satu-satunya wanita di antara keempat anak itu.

"Apanya yang selamat, Ritsu ? Kita hampir mati kalau saja Kudo tidak menyelamatkan kami", kata laki-laki berkulit putih yang berdiri di sebelah gadis yang memakai syal itu.

"Sudahlah. Kita masuk ke dalam dulu", kata Kudo, laki-laki bermata satu itu sambil membuka pintu kayu rumah mereka.

Begitu masuk kedalam, keempat anak kecil itu pun sibuk menghabiskan roti mereka dengan terburu-buru. Tidak satu pun dari mereka yang menyisakan roti.

"Junichi ambilkan perban dong", kata Kudo kepada laki-laki yang paling pendiam diantara mereka semua. Dan laki-laki itu hanya mengangguk iya.

"Sampai kapan kita harus seperti ini ?", tanya Fei, si laki-laki berkulit putih itu.

"Sejak kita melarikan diri dari tempat pelatihan pembunuh itu, kami harus mencuri makanan setiap hari. Bagaimana kalau kita mencoba untuk melakukan sesuatu ?", tanya Fei lagi.

"Hmm... Apa kita harus pindah kota lagi ? Kita harus lari sejauh-jauh mungkin agar mereka tidak bisa menemukan kami", kata Kudo.

"Enn ? Padahal kupikir kita sudah bisa menetap disini", kata Ritsu.

"Makan malam bagaimana ?", tanya Junichi.

Kudo berpikir lagi. Mencuri makanan setiap hari bukanlah ide yang bagus. Bagaimana kalau mereka mencoba untuk mencuri uang ? Dari hasil itu, mereka bisa saja melakukan sesuatu. Lagipula mereka ahli dalam menyusup. Mereka juga bisa bertarung kalau di memiliki senjata. Meskipun tidak begitu mahir, tapi mereka pernah dilatih untuk menjadi pembunuh sebelumnya.

"Kita butuh senjata", katanya.

"Ehh ?? Apa yang kau rencanakan, Kudo ?", tanya Fei.

"Kita tidak mau membunuh lagi kan ? Makanya kita melarikan diri dari tempat itu", kata Junichi.

"Tidak. Kita butuh senjata untuk membela diri. Kalian lihat tadi siang kan ? Kita tidak bisa terus-terusan diam saja saat dipukul", kata Kudo yang memang ada benarnya juga.

"Darimana kita bisa mendapatkan senjata ?", tanya Ritsu.

"Kita bisa mencuri. Lagipula, apapun yang kita lakukan. Kita sudah tidak mungkin bisa menjalani hidup normal. Tapi satu hal yang jelas, kita sudah bebas sekarang", kata Kudo.

"Jadi darimana kita harus memulai ?", tanya Junichi.

"Kalian bersedia ikut denganku kan ?", tanya Kudo lagi. Pertanyaan itu membuat mereka bertiga bertatap=tatapan. Setelah bertatap-tatapan mereka pun mengangguk.

"Yosh ! Tujuan pertama kita mencuri di toko senjata. Kudengar disini ada toko senjata yang tidak terlalu ketat penjagaannya", kata Kudo.

Next released in 11 Mei 2016

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang