LXVIII: - She is my Girlfriend-

5.9K 426 15
                                    

 "Hmm.. waktuku sudah hampir habis. Aku harus pulang sekarang. Atau Mit-chan akan mengomeliku nanti", kata Hirato sambil melihat jam tangannya.

"Mit-chan ??", tanya Rin.

"Mit-chan itu Mitsuki-chan. Satu-satunya orang yang masih bisa kupercaya, dia sekretarisku. Oh iya, kapan-kapan kita bertemu lagi ya.. Dan saat kita bertemu lagi, mungkin di arena perang", kata Hirato lagi.

"Jadi kalian disini rupanya", kata sebuah suara yang muncul di belakang mereka yang tak lain adalah Kamito sendiri.

"Kamito-nii ..", kata Rin yang terlihat cukup kaget.

"Aku langsung lari ke sini setelah mendengar Rin-chan diculik.", jawab Kamito.

"Diculik ? Aku tidak di culik kok", jawab Rin membela diri.

"Iya. Seorang gadis berambut ikal memberitahuku kalau kau diculik oleh Hirato. Dengan bantuan informanku, aku tahu kalau kau disini", kata Kamito.

"Apa yang sedang kalian lakukan disini ?", tanya Kamito.

"Hmm.. Itu rahasia.. ", kata Hirato.

"Dan lagi, aku harus pergi dulu, dahh~~", katanya sambil melambaikan tangannya.

Setelah Hirato pergi, Kamito langsung melirik Rin meminta penjelasan.

"Ehh.. Emm.. Etto.. Kami bercerita sedikit.. ", kata Rin yang tiba-tiba menjadi gugup melihat Kamito.

"Syukurlah kau baik-baik saja.. Kau membuatku cemas.. Aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi", kata Kamito sambil mengelus kepala Rin dengan lembut.

"Tapi, dia tidak terlihat jahat kok. Jadi, Kamito-nii tidak perlu cemas", kata Rin.

"Memang benar, tapi orang-orang disekitarnyalah yang berbahaya. Kalau mereka tau tentang dirimu, kau bisa berada dalam bahaya. Aku yakin, Hirato telah menceritakan semuanya kepadamu.", kata Kamito lagi.

"Lagipula, Kuro berada di dalam tubuhku ", kata Rin lagi.

"Hmm.. iya kau benar..", kata Kamito lagi.

"Kemarilah, biar kuantar kau pulang", kata Kamito.

Kamito pun mengantar Rin pulang dengan mobil hitam yang dibawanya. Di dalam perjalanan, Rin tidak banyak berbicara. Belakangan ini Rin merasa gugup kalau bertatapan terlalu lama dengan Kamito mungkin ini karena kejadian kemarin malam.

"Hmm ? ada apa, Rin-chan ?", tanya Kamito menatap Rin dengan wajah penasaran.

"Ti-tidak.. Aku tidak tahu kau bisa menyetir ... ", kata Rin mengalihkan pembicaraan.

"Ini ? Karena aku tinggal di dunia manusia, aku harus bisa beradaptasi dengan situasi ini. Natsume mengajariku menyetir meskipun dia sendiri juga belum punya SIM", kata Kamito.

"Apa kau selalu memakai kacamata kalau menyetir ?", tanya Rin lagi.

"Iya. Dewa juga bisa mengalami penglihatan yang buruk tahu. Aku hanya menggunakannya saat menyetir dan bekerja.", jawab Kamito lagi. Kali ini matanya focus ke jalanan.

Tak lama kemudian, mobil mereka pun sampai di depan rumah Rin. Rin pun segera menuruni mobil yang kemudian disusul oleh Kamito sendiri.

Baru saja, Rin membuka pintu, Ibu Rin keluar dan tampak terkejut melihat Kamito yang berdiri di depannya.

"Pacarmu ?", tanya ibu Rin.

Mendengar pertanyaan ibunya, wajah Rin pun merah dan tidak mampu berkata-kata. Kamito sendiri masih terlihat berdiri dengan tenang lalu membungkuk hormat kepada ibu Rin.

"Ya. Aku pacarnya", kata Kamito memutuskan dengan seenaknya ditambah dengan senyum puas di wajahnya.

Rin sendiri tidak mengelak dan tidak membela diri. Wajahnya tambah merah padam. Ibu Rin pun segera menarik Rin masuk ke dalam dan mengajak Kamito untuk masuk ke dalam.

"Wahh.. Tampan sekali. Kau punya selera yang bagus Rin. Salam kenal, aku ibunya.", kata Ibu Rin.

"Masuklah. Aku akan masak beberapa makanan.", ajak Ibu Rin.

"Terima kasih sudah menjaga anakku", katanya lagi.

"Iya. Sama-sama. ", jawab Kamito.

"Rin juga. Harusnya kau mengenalkannya kepada ibu dari awal.", kata Ibu Rin lagi.

"Oh iya, ayah ada di dalam. Ini kesempatan bagus untuk memperkenalkan pacarmu".

"Ayah ? Ayah pulang ?", tanya Rin dengan wajah berbinar-binar.

"Yup. Ayahmu baru saja pulang dari perjalanan panjangnya", kata Ibu Rin lagi.

Next Chapter 2 Maret 2016 

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang