LVII : - Atonement-

5.8K 473 14
                                        

"Kau tidak memintaku mengeluarkan Byakko agar aku jadi bahan gossip kan?", tanya Akihiko sambil tersenyum melihat sekelilingnya.

"Tidak. Aku sendiri baru tahu kalau kau memilikinya. Apa yang dikatakan Kamito-sama benar. Dia merasakan Byakko didekatmu belakangan ini", jawab Haruhiko.

"Sejak kapan kau memilikinya ?", tanya Haruhiko lagi.

"Hmm... Ini sudah cukup lama. Ini terjadi saat aku mengalahkan pemilik Byakko sebelumnya. Aku merebut Byakko miliknya setelah mengalahkannya. Butuh waktu untuk menjinakkannya", jawab Akihiko.

"Kau menjinakkannya dengan paksa ? Bagaimana mungkin ?", tanya Haruhiko lagi.

"Sudahlah. Simpan pertanyaanmu nanti. Sekarang kita selesaikan pertarungan kita dulu", jawab Akihiko santai.

Akihiko pun memerintahkan Byakko untuk menyerang. Byakko pun segera menerjang ke arah Haruhiko. Dengan tanaman yang masih menjalar di tanah, Haruhiko pun memerintahkan tanamannya untuk menyerang Byakko.

Byakko milik Akihiko sendiri masih kurang stabil, ini mungkin disebabkan oleh Akihiko yang menjinakkannya secara paksa sehingga wajar kalau Byakko masih belum mau menerima Akihiko sebagai pemiliknya.

"Wajar saja sampai sekarang penerus Byakko belum ada", kata Takuma.

"Jadi, dia menjinakkannya dengan paksa ?", kata Rin yang menatap Byakko prihatin.

"Ya, begitulah", jawab Takuma.

Byakko pun tertahan dan terikat oleh tanaman Haruhiko yang menjalar di tanah itu. Hanya beberapa menit saja, Byakko sudah terlumpuhkan.

"Wah.. aku masih belum bisa menguasai Byakko ternyata", kata Akihiko.

Haruhiko pun kembali membalikkan bukunya. Tapi sebelum itu, Akihiko sudah mengangkat tangannya dan menyatakan kalau dia sudah menyerah.

"Aku menyerah", katanya lantang sambil mengangkat tangannya ke atas.

" ?!".

"Kenapa kau ?", kata Haruhiko yang kaget melihat Akihiko mengangkat tangannya.

"Yah.. karena kau akan segera mengeluarkan Last Resort kan? Aku bisa patah tulang kalau kau benar-benar mengeluarkan itu. Sebaiknya aku menyerah saja. Lagipula aku memang tidak pernah menang melawanmu dari dulu", kata Akihiko.

".....". Haruhiko pun memutuskan untuk diam. Panitia pun segera mengumumkan kalau Haruhiko lah pemenangnya dan Akihiko pun segera meninggalkan arena.

"Aku tidak menyangka kalau dia akan mengalah", kata Rin.

"Ya. Aku juga. Tapi, Aku juga terkena Last Resort di pertarungan sebelumnya dan berakhir seperti itu", jawab Takuma.

"Saat dia mulai memasang sihir itu, maka kau tidak akan diizinkan untuk lari.", kata Takuma lagi.

"Hmm.. Bagaimana kalau kita ke tempat Kotarou berhubung kita masih cukup waktu", kata Takuma.

"Iya. Kau benar ", jawab Rin.

Mereka berdua pun meninggalkan Arena 1 dan pergi ke Arena 2 dimana Kotarou bertarung. Sampai disana, Rin kembali dikejutkan dengan keadaan Kotarou.

Kotarou mengalami luka parah melawan Leandro. Leandro tidak memberi Kotarou celah sama sekali. Setiap kali, Kotarou melawan, Leandro menyerang dengan tongkat listrik ke arah tubuhnya. Pertarungannya kurang lebih sama sadisnya saat Rin melawan Sakura.

Rin pun segera menyusul ke tempat Megumi duduk. Megumi sendiri terlihat cukup kesal sampai mengepalkan tangannya dengan erat.

"Apa yang terjadi ?", tanya Rin.

Megumi hanya diam tidak menjawab. Wajahnya muram karena kesal. Matanya masih menatap tajam dan marah ke arah Leandro yang tampaknya senang menyiksa Kotarou dan membuatnya menjerit kesakitan dengan listrik yang menyerang langsung ke bagian tubuhnya.

"Hahaha!! Hanya segini saja kemampuanmu ?! Menyedihkan sekali.. Sekarang kau mengerti, bagaimana rasa sakit itu kan?", tanya Leandro dengan tawa jahatnya.

"Leandro Romano, satu-satunya penerus keluarga Romano saat ini. Dia keturunan keluarga setengah malaikat.", jelas Takuma dengan nada kecil.

Kotarou tidak menjawab apapun. Raut wajahnya menunjukkan kalau dia kesal setengah mati. Meski begitu dengan keras kepalanya dia mencoba untuk bangkit. Leandro masih terlihat asik bermain dengannya dan menusukkan tongkat yang beraliran listrik itu ke lehernya.

"Hentikan !", teriak Rin dari bangku penonton yang tidak tega melihat Kotarou disiksa oleh Lenadro.

"Hee?? Tidak ada aturan untuk tidak boleh menyiksa lawan kan?", jawab Leandro dengan wajahnya yang terlihat menyebalkan.

"Hentikan, Rin-chan. Tidak ada yang bisa kita lakukan. Lagipula, dengan keadaan Rin yang sekarang, kau tidak mungkin bisa membalikkan keadaan", kata Megumi pelan sambil menarik tangan Rin.

"Apa maksudmu ?", tanya Rin.

"Aku tidak diizinkan untuk memberitahumu sekarang. Kau bisa bertanya First tentang ini. Dan satu hal lagi, kita memang memiliki masalah dengannya", kata Megumi.

"......".

"Ini adalah penebusan dosa.", kata Megumi.

Pertarungan pun kemudian berakhir, Kotarou jelas dinyatakan kalah dalam pertarungan yang tidak seimbang ini. 

Author's note :
Berkat usulan dari beberapa pembaca, author berniat untuk menjadikan Hanagami sebagai Bunkoubon(light novel). Tapi, untuk membuat sebuah Bunkoubon, Author memerlukan seorang editor yang nantinya akan dicari/dipilih oleh author sendiri. Light novel itu sendiri ada sebuah novel ringan yang mudah dibaca dan kadang di-iringi dengan illustrasi di dalamnya.
Untuk saat ini, Author masih belum bisa men-realisasikannya. Tahun depan, Author akan mencoba untuk merilisnya dalam bentuk buku yang sesuai dengan spesifikasi di atas.
Terima kasih atas dukungannya ya~

Next Chapter akan dirilis tgl 29 Desember 2015

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang