"Akihiko, apa kau sudah menyiapkan semuanya ?", tanya Kamito kepada Akihiko yang datang menghampirinya di lantai paling atas Tokyo Tower.
"Sudah, tepat seperti apa yang anda inginkan, Kamito-sama. Tapi.. Apa kau yakin menyuruhku ? Kukira tangan kanan-mu Haruhiko", jawab Akhiko sambil menunduk hormat ke Kamito.
"Bagiku, kalian semua sama. Lagipula, Haruhiko terlalu kaku. Dan kalau aku memintanya melakukan ini dia pasti akan banyak bertanya.", jawab Kamito lagi.
"Tsu, Bagaimana pergerakan lawan ?", tanya Kamito sambil menoleh ke belakangnya dimana seorang gadis berambut pirang panjang duduk dibelakangnya dengan 3 layar tembus pandang di hadapan gadis yang bernama Tsu itu.
"Hmm.. pasukan lengkap mereka sudah tiba. Mungkin ada sekitar ribuan malaikat. Para dewa juga akan ikut campur dalam pertarungan kali ini. Apa kau yakin akan maju dengan jumlah orang yang sesedikit ini ?", tanya Tsu ragu.
"Judicium Vocant (Judgement Call)... Kalau itu diluncurkan Tokyo akan menghilang dari peta seutuhnya. Begitu para dewa sudah siap, Judgement akan diluncurkan. Hanya dewa selevel diriku dan Hirato yang bisa menghentikannya. Sampai itu diluncurkan, aku tidak akan menambah pasukan. Itu terlalu beresiko..", jawab Kamito lagi lalu dia pun kembali menatap langit dimana para malaikat sudah berkumpul di atas langit dan beberapa dewa juga terlihat diatas, kecuali satu dewa, Hirato, dewa tertinggi di atas para dewa.
"Bagaimana dengan para Numbers ?", tanya Akihiko.
"Aku sudah mendapat laporan dari First kalau dia akan memasang pelindung di kota ini kalau Judgement diluncurkan di empat titik kota di Tokyo. Aku sendiri akan menghentikannya. Jadi, tugas kalian berdua adalah jauhkan yang lain dari tempat ini. ", jawab Kamito.
Akihiko menghela nafas dan menjawab ,"Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu.". Akihiko pun membalikkan badannya dan berjalan menuju lift. "Good luck, Kamito-sama", ucapnya sebelum memasuki pintu lift dan pintu lift itu pun tertutup.
"Terima kasih, Akihiko. Tsu, Bagaimana dengan Rin ?", tanya Kamito lagi.
"Rin-sama dan Kouichi sedang berlari ke sini. Apa yang harus kita lakukan ?", tanya Tsu.
"Biarkan saja. Kalau dia datang, buatlah dia terjebak di lift atau semacamnya. Aku tidak ingin dia melihat diriku yang menyedihkan seperti ini. ", kata Kamito.
"Ini tidak seperti dirimu, Kamito-sama. Apa kau tidak seperti terlihat melarikan diri darinya ?", tanya Tsu.
"Ya. Kau bisa berkata seperti itu. Aku benar-benar ingin menghadapi ini sendirian, Tsu.", jawab Kamito, suaranya terdengar perih kali ini.
"...... Baiklah", jawab Tsu akhirnya.
Kamito pun berjalan mendekati kaca dan menyentuh kaca itu dengan tangan kanannya. Seketika itu juga, kaca itu pun menghilang dan Kamito pun berjalan di udara.
Di atasnya, sekitar 10 dewa sudah berkumpul dan membentuk lingkaran. Mereka mengumamkan sesuatu mantra yang cukup panjang. Tak lama kemudian, sebuah lingkaran berwarna emas dan besar dengan diameter sebesar kota Tokyo. Hujan yang dari tadi turun pun berhenti dan matahari pun menyinari kota dengan sangat terang seperti cahaya surga. Judicium Vocant (Judgement Call) pun siap untuk diluncurkan ke Tokyo hari ini.
Di lain pihak Rin dan Kouichi sendiri baru saja mencapai Tokyo Tower dan melihat Kamito berdiri di puncak Tokyo Tower.
"Kamito-nii.."
PESAN AUTHOR :
MAAF TELAT RILIS, SEPTEMBER INI AUTHOR SANGAT SIBUK. JADI PERILISAN HANAGAMI JUGA AKAN TELAT.
SATU HAL LAGI, SEKEDAR INFO, PROJECT PERILISAN BUKU HANAGAMI AKAN DI DROP / DI BATALKAN KARENA BEBERAPA KENDALA. MUNGKIN DALAM WAKTU 1 ATAU 2 TAHUN, AUTHOR MEMUTUSKAN UNTUK MERILIS DALAM BENTUK WEBTOON (Mungkin ?).
(TENTU SAJA, SETELAH AUTHOR MEMPUNYAI LAPTOP SENDIRI). INFO PASTINYA AKAN DIKABARKAN KALAU MEMANG SUDAH FIX.
SEBAGAI GANTI KETERLAMBATANNYA, AUTHOR AKAN MENYELIPKAN EXTRA CHAPTER YANG TIDAK JADI DILUNCURKAN DI BUKU.
MOHON PERGERTIANNYA DAN TERIMA KASIH.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasyHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...