XCVI : - I'll Face You -

3.5K 208 3
                                        

Beberapa waktu setelah itu, aku pun mulai mengesampingkan pikiran untuk bertemu dengan Hirato di benakku dan focus melatih diriku. Tak lama juga setelah itu, aku mendengar di surga sana banyak malaikat yang baru lahir. Mereka juga dilahirkan dari darah Hirato. Aku juga belum pernah mengunjungi tempat itu lagi sejak saat itu.

Aku sendiri juga mulai menciptakan mahluk-mahluk baru dengan darahku sendiri, ras pertama adalah demon, kaum iblis. Dan tidak lama setelah para iblis mulai berkembang, ayahku memilih untuk istirahat. Iya, dia beristirahat tanpa memberiku jawaban atas apa yang terjadi pada saat itu.

Upacara kematiannya hanya dihadiri oleh aku sendiri. Ayahku meminta dia untuk ditidurkan di tempat yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali diriku sendiri.

Begitu juga di surga sana, Ibuku juga memilih untuk beristirahat selamanya tak lama setelah ayahku. Aku juga tidak menghadiri upacara kematiannya saat itu dan hanya menerima surat dari Hirato. Ya.. Surat pertama dari waktu yang sudah sekian lama. Isinya pun singkat dan tidak memberiku kesempatan untuk membalas suratnya.

"Kamito, bagaimana kabarmu ? Kudengar Ayah sudah beristirahat ya ? Disini.. Ditempatku juga sama. Ibu juga memilih untuk istirahat selamanya.

Kamito, kau tahu. Aku sangat ingin bertemu denganmu. Tapi sejak kejadian waktu itu, aku tidak bisa bertemu denganmu lagi. Kalaupun kita ingin bertemu, aku harus bisa menyelinap keluar dari tempat ini dan diam-diam menemuimu. Aku benar-benar minta maaf. Sejak ayah dan ibu berpisah waktu itu, takdir sudah memisahkan kita. Agak sulit kalau kau memaksakan takdir yang sudah ditentukan. Ibu juga berkata begitu.

Disini, aku baik-baik saja. Keadaan di surga ini, semakin lama semakin ketat. Aku agak menyesalinya. Tapi bagaimanapun juga, akulah yang menciptakan mereka. Mereka lahir dari darahku sendiri. Jumlah mereka semakin banyak dan mustahil bagiku untuk melawan mereka sendiri. Lagipula, aku tidak ingin mereka mati. Aku tidak bisa melihat kematian lagi. Kau tahu itu kan ? dan kurasa kau juga berpikiran sama.

Maaf, aku mulai menulis hal-hal yang aneh di surat ini. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu cemas. Tapi entah kenapa aku merasa lebih tenang setelah menulis ini dan mengirimkannya kepadamu. Hehe... Aku hanya merasa kalau kaulah yang bisa melihat dan mengerti diriku saat seperti ini.

Sudah dulu ya.. Ini mungkin surat terakhir dariku. Lain kali jika kita berdua ingin bertemu, aku akan mencari waktu dan menyelinap keluar agar kita bisa berbagi cerita satu sama lain. Jadi, kau tidak perlu membalas surat ini".

Setelah membaca pesan itu, otomatis tanganku pun langsung meremuknya. Antara kesal dan tidak berdaya menguasaiku. Rasanya aku ingin segera pergi ke surga untuk melihat apa yang terjadi. Tapi aku tahu, Hirato tidak mungkin menginginkan itu.

Tapi setelah menulis surat itu, Hirato menepati janjinya. Beberapa kali entah dalam seratus tahun, dia menemuiku diam-diam. Tapi setiap kali aku mencoba untuk mengorek informasi yang terjadi waktu itu, dia menghindarinya. Bahkan sampai sekarang. Akhirnya setelah beberapa ratus tahun aku pun menyerah. Tapi disisi lain, aku merasa dia semakin tertutup denganku. Dan dia benar, jarak kita semakin jauh. Seperti tembok Berlin yang memisahkan bangsa Jerman. Tapi, sampai sekarang, tembok itu belum runtuh.

Belum lagi setelah Lily muncul ke kehidupanku, Hirato sendiri bahkan sempat jatuh cinta kepadanya. Sama sepertiku, tapi Hirato memutuskan untuk mengalah dan menghargai keputusan Lily yang lebih memilihku. Tentu saja dalam hal ini, aku tidak berpikir untuk menyerahkan Lily. Meskipun hubunganku dan Hirato semakin jauh. Bahkan kepada Lily sendiri, Hirato masih tidak bisa terbuka.

Untuk itu, dalam pertarungan kali ini, aku memutuskan akan menghadapi Hirato. Tatapan yang dia berikan padaku tadi menunjukkan kalau sudah banyak hal yang dia sembunyikan, beban yang dia tanggung sendiri, dan kesedihan.

Aku tidak bisa membiarkannya, sebagai adik kembarnya. Aku berhak tahu, dan dia bisa membagikan masalahnya kepadaku. Sama seperti aku yang bergantung kepada Rin. Hirato juga harus bisa bergantung kepadaku. Bukankah itu artinya saudara. Saudara dimana kita bisa bergantung satu sama lain. Selama kau punya saudara, kau tidak sendiri.

Jadi kali ini, aku akan menghadapimu juga. Aku akan membuatmu memberitahu semua hal yang terjadi dan kita akan memecahkan masalah ini bersama.


NEXT CHAPTER RILIS 28 SEPTEMBER 2016 

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang