XXXII : - Devil Bird-

7.4K 544 4
                                    

"Oww..!!", kata mereka berempat kompak setelah jatuh ke dalam Hutan.

"First memang tidak berhati.", keluh Kotarou.

"Untung saja PSP ku tidak rusak" , kata Takuma sambil mengecek PSP-nya.

"Ini hutan es ya?", tanya Megumi. Sambil melihat sekeliling mereka yang lebih mirip gua es dibanding hutan.

Seluruh tanaman yang ada dihutan itu sudah membeku dan terkristal secara utuh. Suhu disana juga sangat dingin. Hutan Forst terlihat seperti Hutan beku. Bahkan tanahnya juga sudah membeku. Matahari yang menyinari hutan itu pun tidak terlihat membuat es-nya meleleh.

"Hutan beku abadi", kata Megumi.

"Iya. Es-nya tidak pernah meleleh", lanjut Kotarou.

"Jadi, salah satu dari kita sudah tahu monster yang akan kita tangkap tapi tidak memberitahu kami ?", tanya Megumi.

"Aku baru kembali tadi pagi. Jadi, aku tidak sempat memberitahu kalian", kata Takuma tenang.

"Takuma ketua kelompoknya ?", tanya Rin.

"Kali ini, iya. ", kata Takuma sambil mengeluarkan secarik kertas.

"Devil bird ?", tanya Kotarou.

"Aku tidak pernah dengar ", kata Kotarou lagi.

"Ini binatang langka di Jigoku (neraka). Mereka hidup di pedalaman hutan yang dingin dan jauh dari perkotaan. Seharusnya, kalian lebih tahu dari aku", kata Takuma.

"Aku tahu.", kata Megumi.

"Maaf deh, aku memang ga ahli soal beginian", kata Kotarou.

"Kalau begitu, kita baca keterangannya dulu", kata Rin sambil membalikkan kertasnya. Setelah melihat gambar burung itu terpampang di lembar depan.

Sayangnya tidak ada keterangan lain selain tulisan Devil bird dan gambar burung itu sendiri.

"Eh? Kosong ?", kata Rin penuh heran.

"Aku yakin kalau panitia tes mengerjai kita lagi. ", kata Kotarou.

"Hei, Takuma. Kau tahu tentang Devil bird ini kan?", tanya Megumi.

"Devil Bird ini burung vampire. Dia minum darah seperti vampire para umumnya. Aku pernah baca di buku kalau ini burung yang gesit dan ukurannya juga cukup kecil. Tingginya kira-kira sekitar 2,5 inch. Burung ini bisa bertahan hidup di suhu dibawah 0 derajat. Burung ini bisa bersarang dimana saja. Tapi, kayaknya dalam kasus ini, Devil Bird tidak akan punya sarang deh. Dalam tes ini kan hanya ada 8 ekor.", jelas Takuma.

"Oh iya, gigitan burung ini bisa menyebabkan halusinasi dan beberapa ada yang menjadi gila. Jadi, jangan sampai kita digigit oleh burung ini. ", kata Takuma lagi.

"Tapi, burung ini kan hanya punya paruh. Dia tidak punya gigi", kata Rin sambil memperhatikan foto burung itu.

"Begitu dia mematokmu dengan paruhnya. Darahmu akan terhisap. Karena ukurannya kecil. Paruhnya seperti jarum yang diinfus ke tubuhmu.", jawab Takuma dengan tampang datarnya.

"Oh begitu.. ", kata Rin sudah mengerti.

"Kalau begitu, sebaiknya kita cari burung itu secepatnya. Sebelum kita didahului oleh orang lain. Dan lebih baik kalau kita berkelompok. Aku tidak mau ada kejadian yang sama seperti tes sebelumnya", kata Megumi.

"Ok. Takuma, kau ketua kelompok dalam tes ini. Mohon bantuannya", kata Rin.

"Iya..", kata Takuma setelah memasukkan PSP-nya kedalam saku-nya.

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang