CVI : - The Angel -

3.2K 193 3
                                        

"Terima kasih sudah percaya kepadaku, Rin", kata Twelve tiba-tiba.

"Umm.. ? Iya, sama-sama..", jawab Rin sambil tersenyum.

"Kita akan ke neraka. Michael, menjaga base utama kita di neraka", kata Twelve dan dia pun membuka sebuah portal dan muncul tepat di hadapan Rin setelah mereka berbelok ke sebuah lorong kosong.

"Michael ? Maksudmu, Second ?", tanya Rin.

"Iya.", jawab Twelve dan dia pun mengenggam Rin masuk ke dalam portal itu.

Rin pun kembali ke neraka. Seingatnya, terakhir kali dia berada di sana, dia jalan-jalan pergi berjalan-jalan dengan Kamito. Tapi kali ini, mereka muncul di sebuah gedung yang sudah runtuh dan jauh dari pemukiman. Dia pun melihat lagi ke depan dan Twelve tampak mengisyaratkan Rin untuk mengikutinya. Tanpa ragu, Rin pun melangkahkan kakinya dan berlari kecil ke arah Twelve.

Mereka pun masuk ke gedung runtuh itu dan mendapati, sebuah tangga menuju ruang bawah tanah yang terletak disana. Dia melihat Twelve merapalkan mantra yang tidak dia mengerti dan pintu pun terbuka. Hawa hitam dan dingin terasa di sana. Melihat Rin yang hanya sibuk memandang sekelilingnya, Twelve pun kembali menarik tangan Rin dan memintanya untuk masuk.

Mereka pun berjalan di sebuah lorong gelap, saat mereka berjalan, lilin-lilin yang di letakkan di sepanjang dinding lorong menyala satu per satu seolah membukakan jalan untuk mereka. Mereka mengitari tangga yang memutar ke bawah dan akhirnya sampailah di sebuah pintu kayu dan Twelve pun membukanya.

Disana, terdengar suara, burung yang menggema ke seluruh penjuru ruangan yang hanya terdiri dari sebuah meja bundar dan beberapa bangku saja.

"Suara apa itu ?", tanya Rin.

"Hmm.. Sebaiknya Rin lihat sendiri", jawab Twelve dan dia pun berjalan ke salah satu dari 3 lorong dari ruang utama itu. Rin pun berlari kecil menyusul Twelve dengan cepat.

Mereka kembali ke sebuah lorong gelap yang lebih pendek. Di ujung lorong terdapat sebuah pintu dan Twelve pun membuka pintunya. Cahaya putih pun keluar dari ruangan itu, Michael sedang berdiri disana, memakai jubah yang hitam dan panjang dan di hadapannya seekor burung besar berwarna hitam dengan sayap yang terbuat dari gumpalan asap hitam sedang memakan gumpalan bola jiwa berwarna hitam.

"Michael-san ?", sapa Rin ragu.

Laki-laki itu pun menoleh dan Twelve pun berjalan mendekati Michael tanpa ragu.

"Ada apa ?", tanya Michael.

"Aku sedang membantu Rin untuk membuka ingatan masa lalunya", jawab Twelve.

Michael hanya menatap Rin sebentar dan dia pun mengangguk mengerti.

"Sebaiknya kuceritakan saja....", kata Michael dan dia pun mulai bercerita.

"Kalau kau kalian pernah membaca cerita tentangku di buku anak-anak di dunia manusia. Itu hanya sebagiannya saja. Kalau Rin-sama belum tahu, aku ini Michael, Malaikat perang dari surga. Sebaiknya ku ceritakan saja kenapa aku bisa berada di Neraka ", kata Michael sambil menghela nafas.

"Michael yang berperang dengan Lucifer itu ?", tanya Rin.

"Iya. Memang pada awalnya aku dilahirkan di surga dan melayani surga. Tapia da beberapa saat, dimana surga sendiri memiliki masalah internal dan salah satunya jatuhnya Lucifer ke Neraka. Tapi setelah itu, para dewa mulai mencari pihak dari malaikat untuk melakukan pemberontakkan diam-diam seperti yang terjadi kemarin. Surga dari dulu memang tidak seindah yang dipikirkan oleh orang-orang. Mereka tetap mengalami masalah kekuasaan dan beberapa konflik lainnya. Terlebih lagi, waktu itu, Lily , dirimu yang dulu sudah cukup dewasa. Jadi, Hirato-sama secara pribadi memintaku untuk turun ke Neraka melindungimu. Melepaskan statusku sebagai Archangel, kesucian dan masuk ke neraka.

Tapi setelah aku berada di neraka, aku merasa semua dunia tidak ada bedanya. Jadi, setelah peperangan dengan Lucifer aku memutuskan untuk ke neraka dan mencarimu. Aku bergabung dengan Numbers tepat setelah kau membentuk Numbers.", kata Michael.

Setelah Michael bercerita, Rin perlahan-lahan mulai mengingat apa yang terjadi waktu itu. Pertemuannya dengan Michael dan terbentuknya Numbers. Semua hal yang dia ingat seakan-akan pecahan-pecahan ingatannya kembali sedikit demi sedikit. Rin hanya merasa sedikit pusing dan sempat kehilangan keseimbangan. Tapi itu hanya berlangsung selama 2 menit dan Rin pun kembali mendapatkan kesadarannya. Dia sempat berpikir apakah dia akan kembali pingsan seperti yang terjadi sebelumnya. Tapi kali ini tidak. Dia hanya merasa sedikit pusing.

"Syukurlah kau tidak pingsan kali ini.", kata Twelve yang daritadi siap-siap menangkap Rin kalau dia jatuh pingsan atau semacamnya.

"Apa kau masih sanggup ?", tanya Twelve lagi.

"Emm.. Ya..",jawab Rin sambil menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu, kita bisa lanjut ke tempat berikutnya. Michael, aku pergi dulu", kata Twelve yang langsung membawa Rin pergi sementara Michael hanya menatap mereka dengan wajah tanpa ekspresi seperti biasa.

Sorry , Jumat kemarin lupa rilis karena Author lagi ulangan. File tersimpan di komputer kantor jadi baru bisa dirilis hari ini. Maaf sudah bikin menunggu. Next Chapter tetap rilis jumat ini yah~

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang