XXVI: - Dinner Challenge -

8.4K 633 3
                                        

Di meja makan, Hotaru dan Kururi sudah duduk berdua dan menunggu makanan dihidangkan di meja. Nine dan San baru saja sampai dan berjalan menuju meja makan. Wajah Nine mengingatkan Rin pada Takuma yang selalu terlihat datar. Izumi dan Four pun datang bergabung. Sementara Kotarou dan Megumi tidak terlihat.

"Kotarou dan Megumi tidak ikut makan ?", tanya Rin kepada Four.

"Sepertinya tidak. Mereka jarang ikut makan malam bersama kami. Biasanya mereka makan di kamar sendiri-sendiri.", kata Four santai.

"Wah~ sudah lama Rin-chan tidak ikut makan malam bersama kami", kata San dengan semangat.

"Ayo duduk dengan kami~", kata San sambil menarik Rin untuk duduk di sampingnya. Sementara Nine duduk di sisi San yang satu lagi.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki bertubuh cukup besar dan tinggi datang ke meja makan. Wajahnya terlihat cukup malas dan seorang laki-laki yang waktu itu duduk di sebelah Izumi saat pertama kali Rin bertemu dengan seluruh anggota Numbers berjalan di samping laki-laki bertubuh besar itu.

"Ya-hoo! Twelve , Jun!", sapa Hotaru sambil melambaikan tangannya.

Laki-laki yang bertumbuh besar itu bernama Twelve dan laki-laki di sampingnya adalah Ten atau Junichi. Mereka berdua terlihat cuek walaupun Hotaru menyapa mereka.

"Lho, Junichi. Dimana Eleven ?", tanya Four.

"Hmm? Entahlah. Aku tidak peduli dengannya", kata Junichi sambil memalingkan wajahnya dari Four.

"Heh...?? Jangan begitu dong, dia kan partnermu", goda Hotaru.

"Biarkan saja. Aku tidak peduli dengannya", jawab Junichi kesal. Lalu dia duduk di bangkunya.

"Pasti dia pergi meninggalkan Eleven sendirian. Haha..", kata Four sambil tertawa kecil.

Mereka semua pun akhirnya duduk di meja makan.

"Yosh~! Berarti yang hanya Rin, San, Four, Izumi, Nine, Jun, Twelve, Kururi dan Aku yang ikut makan malam ini ya~", kata Hotaru penuh dengan semangat.

"Ayo Nikmati makan malam hari ini yang penuh dengan kejutan !!", teriak Hotaru semangat.

"Kejutan ?", tanya Four.

"Hmm? ", tanya Rin heran.

Rin kembali teringat kalau saat Rin tiba disini dia melihat Hotaru dan Kururi berlari ke dapur setelah Rin menolak pesta yang akan diadakan oleh Hotaru.

Beberapa pelayan pun datang membawa makanan yang sudah siap disajikan kepada mereka. Semua makanan diletakkan di atas meja dalam keadaan tertutup dan diberi tanda tanya.

"Apa maksudnya ini, Eight ?", tanya Junichi.

"Khukukukuku, ada 10 piring. Masing-masing kalian hanya boleh memilih satu makanan saja. Ada 10 jenis makanan dengan variasi rasa yang berbeda. Ada yang sangat pedas, sangat asin, asam, pahit, manis dan tidak ada rasa. Setiap dari kalian diwajibkan untuk memilih. Semua yang ada disini harus ikut permainan ini. Saat kalian menginjakkan kaki di ruang makan ini. Aku sudah memasang sihir untuk menahan kalian di dalam. Kalian tidak diperbolehkan untuk keluar sampai acara selesai. Tenang saja, aku juga akan ikut dalam permainan ini kok. Aku juga tidak tahu apa isi dari setiap piring. Dan satu hal lagi, ada satu piring yang berisi makanan yang normal.", kata Hotaru sambil tersenyum lebar.

"Eh??", kata Rin kaget.

"Merepotkan", kata Junichi kesal.

"Oh iya, satu hal lagi. Kalian tidak diizinkan untuk mencicipi sampai semuanya sudah memilih piring masing-masing.", kata Hotaru.

"Kalau begitu, aku akan memilih satu untuk Rin", kata Four sambil menarik satu piring untuknya dan satu piring lagi kepada Rin.

"Eh?", jawab Rin sambil kebingungan menerima piring yang disodorkan oleh Four.

"Percayalah padaku", kata Four sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Rin dan tersenyum.

Junichi sendiri terlihat agak ragu menarik piring yang dipilihnya. San dan Nine menariknya dengan tenang. Twelve tidak terlihat begitu peduli saat menarik salah satu piring. Izumi juga terlihat ragu dengan piring yang diambilnya. Sementara Hotaru dan Kururi terlihat semangat memilihnya.

"Ok! Satu - dua - tiga !", kata Hotaru memberi aba-aba agar semua orang membuka penutupnya.

Semua makanan memiliki bentuk yang sama. Four pun mencicipinya terlebih dahulu tanpa ragu. Semua orang melihat ke arah Four dan melihat reaksi Four.

"Ah, lumayan pedas. Tapi ini tidak sebanding dengan rasa pedas yang berasal dari kerajaanku. Hahaha..", kata Four sambil tertawa kecil.

"Kalau begitu, aku juga mau mencoba makananku !", kata Hotaru sambil memasukkan satu sendok ke mulutnya diikuti dengan Kururi yang duduk di sebelahnya.

Setelah itu, pipi Hotaru pun mengembung dan Kururi mengeluarkan wajah kecut.

"Huaaa... Asemm.. ", teriak Hotaru.

"Ini.. terlalu.. manis...", kata Kururi sedih.

"Mereka terkena batunya. Padahal mereka sendiri yang merencanakan ini", kata Junichi.

"Aku juga penasaran. Bagaimana rasa yang kudapatkan", kata San dengan riang sambil memasukkan sesendok ke mulutnya.

"Hmm... Ini rasanya normal.. ", kata San tenang.

Begitu melihat reaksi San mereka langsung menatap kembali makanan yang sudah mereka pilih. Makanan yang normal sudah dimakan San. Sisa yang memiliki rasa yang aneh saja. Karena masakan yang normal hanya tersedia satu.

"Maksud San, makanan yang normal baginya adalah makanan yang manis.", kata Nine dengan tenang.

"Yup.. ", jawab San sambil mengelus kepala Nine.

Setelah itu Nine dan Twelve juga mencoba makanan yang mereka pilih. Wajah datar Nine tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Dan Twelve juga tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Twelve malah menghabiskan semua makanannya tanpa peduli rasanya.

"Rasanya sangat hambar", komentar Nine dengan wajah datarnya.

"Abaikan saja di lidah buaya itu. Dia memang tidak tahu seperti apa rasa makanan itu", keluh Hotaru bosan.

Twelve terlihat tidak begitu mempedulikan keluhan Hotaru dan menghabiskan semua makanan di piringnya. Berikutnya Rin-lah yang mencoba makanan yang telah dipilih Four untuknya.

"Hmmm.. Rasanya normal. Tidak terlalu pedas, tidak terlalu asin ataupun pahit. ",komentar Rin heran.

"Berarti Rin Lucky.. ~", puji Hotaru.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau piring ini memiliki rasa yang normal ?", tanya Rin penasaran.

"Aku ini siluman rubah. Aku memiliki indra penciuman yang tajam. Jadi aku bisa mencium mana makanan yang tidak boleh kau konsumsi.", kata Four sambil tersenyum kecil.

"Oh.. begitu ya.. Terima kasih", kata Rin.

"Sekarang sisa Izumi dan Junichi ya~. Ayo dicoba~", goda Hotaru dengan nada yang menakut-nakuti.

Akhirnya Junichi dan Izumi pun mencoba makanan yang sudah mereka pilih. Masing-masing dari mereka memasang wajah mau muntah.

"Sisa rasa Asin dan pahit, kan?", tanya San.

"Yup. ", jawab Hotaru riang.

"Dengan begini, makan malam selesai", kata Hotaru mengakhiri acara lalu berlari keluar ruang makan dengan Hotaru sambil melambaikan tangannya dan mengucapkan kata "Bye-bye~".

HanagamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang