Hari kedua Rin bersekolah sama seperti hari sebelumnya. Tidak ada berani mengajaknya bicara setelah melihat dia memiliki hubungan dengan Numbers.
Para guru juga sepertinya tidak terlalu mempedulikan keberadaan mereka di sekolah. Rin pulang ke rumah dengan Kotarou dan Takuma. Megumi tidak ikut karena dipanggil oleh First ke ruangannya.
Entah bagaimana caranya, First bisa mendapatkan ruangan khusus untuknya. Dan terlihat dari caranya, First memang memiliki kemampuan diatas Kotarou dan Megumi. Yang membuatnya dihormati oleh seluruh anggota Numbers.
"Sepertinya, hari ini aku tidur siang. Nanti baru mengerjakan Pr deh", kata Rin pada dirinya sendiri sambil berguling di tempat tidurnya menatap langit kamar.
Saat Rin tertidur dia bermimpi. Rin berada di sebuah hutan yang gelap. Tak ada sinar matahari disana. Kalaupun ada hanya sinar bulan saja yang remang-remang menerangi jalan.
Sebuah jalan terbuka ke sebuah tempat. Dan sepertinya hanya mempunyai satu arah. Dan Rin tidak mempunyai pilihan selain maju. Mungkin itu adalah petunjuk menuju ingatannya.
Rin pun berjalan dengan hati-hati menelusuri hutan itu. Hutan itu cukup menyeramkan pohon-pohon yang besar seperti hutan belantara sementara kegelapan begitu mencekam setiap langkahnya. Manusia biasa pasti akan terbirit-birit lari.
Rin berjalan cukup jauh memasuki hutan itu karena penasaran. Sampai pada akhirnya sebuah pohon yang lebih besar dibanding pohon yang lain berdiri tegak di hadapannya. Pohon itu berdaun hitam pekat seperti kegelapan. Seorang laki-laki berambut hitam tertidur sambil dirantai oleh akar pohon yang mengikat seluruh tubuhnya. Tidak ada luka di tubuh laki-laki itu karena akar yang tajam. Laki-laki itu hanya tertidur tak sadarkan diri.
Rin kembali teringat tentang pesan yang disampaikan oleh dirinya di masa lalu kemarin. Bebaskanlah Kuro dalam dirimu. Kau akan bertemu dengannya di mimpimu yang berikutnya.
Rin yakin laki-laki itulah yang dimaksud. Tapi kenapa dia dirantai ? Siapa yang merantainya ?. Rin menghampiri laki-laki itu dan mencoba melepaskan semua akar-akar yang mengikatnya.
Beberapa kali dia mencoba, tapi tidak ada hasil. Dia bahkan terjatuh beberapa kali ke tanah mencoba menarik akar yang membelenggunya.
"Kuro, bangunlah", panggil Rin
"Kuro-kun", panggilnya lagi.
Laki-laki itu tidak bereaksi ataupun membuka matanya. Rin mencoba lagi. Melepas ikatan dan terus memanggil namanya. Cukup lama tanpa reaksi.
"Kuro-kun, bangunlah.. Aku membutuhkanmu", panggil Rin akhirnya.
Laki-laki itu pun membuka matanya. Matanya hitam sepekat kegelapan itu sendiri. Menatap Rin dengan tatapannya yang tajam.
"Kau membutuhkanku?", tanyanya dingin.
"Iya. Aku membutuhkanmu.", jawab Rin tegas. Tak ada air mata yang keluar dari matanya. Meskipun dia terluka karena jatuh berkali-kali dan bangkit lagi. Kata aku membutuhkanmu , entah kenapa baru bisa membangunkannya.
"Kalau kau baru membangunkanku sekarang, berarti kau benar-benar membutuhkan bantuanku sekarang ya?", tanya Kuro lagi.
"Iya. ", jawab Rin lagi.
Dengan satu tarikkan, Kuro melepas dirinya dari akar yang merantainya. Dia menjatuhkan dirinya dari pohon dan berlutut di hadapan Rin.
"Dari nadamu, sepertinya kau tidak mengingatku. Dan kau tidak tahu siapa aku. Apa aku benar? ", tanya Kuro lagi.
"Iya. ", jawab Rin lagi.
"Biar kuperkenalkan diriku sekali lagi. Aku Kuro, pedang kegelapan yang selama ini berada di dalam dirimu. Panggil saja namaku kalau kau membutuhkan bantuanku", kata Kuro sambil berlutut dengan hormat di hadapannya.
"Pedang ? Ehh? Kau tidak terlihat seperti pedang.", tanya Rin bingung.
"Nanti kau akan tahu setelah kau mencobanya.", jawab Kuro.
"Lagipula aku tidak bisa berpedang", jelas Rin kebingungan.
"Sudah kubilang kau akan tahu setelah mencobanya. Haha.. Kau memang tidak berubah. Sifatmu masih sama seperti yang dulu", tawa Kuro.
Setelah itu, Rin terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"Kurasa aku harus mencobanya dulu.", kata Rin pada dirinya sendiri sambil membuka tangannya.
"Kuro, keluarlah..", perintah Rin.
Sebuah pedang hitam dan panjang muncul di tangannya. Warna begitu gelap, seperti kegelapan malam yang mencekam.
"Nah, sekarang bagaimana cara menggunakannya ?", tanya Rin pada dirinya sendiri.
"Lebih baik kalau kau mencobanya dalam pertarungan atau one on one sungguhan. Ini lebih mudah. Kau tinggal ikuti instruksiku saja nanti", jawab Kuro dalam pikirannya.
"Jangan bicara tiba-tiba kau membuatku kaget, Kuro..", omel Rin.
"Gomen.. gomen..(maaf), kau harus terbiasa kalau begitu. Karena mulai sekarang aku bakal sering begitu", jelas Kuro.
"Lalu bagaimana caranya mengembalikannya ?", tanya Rin lagi.
"Saat kau merasa tidak membutuhkannya lagi. Pedangmu akan menghilang sendirinya. Dan akan muncul lagi saat kau memanggilnya", jawab Kuro.
Benar, pedang berada di tangan Rin mengepul menjadi asap dan menghilang bersama asap. Setelah itu, sebuah asap hitam mewujud di hadapannya dan berubah menjadi Kuro dalam wujudnya yang asli. Bukan pedang.
"Eh? Kau bisa seperti ini ?", tanya Rin kaget.
"Iya. Kau pikir aku akan tetap berada di tubuhmu tanpa melakukan apapun? Aku bisa keluar dari tubuhmu dan kembali ke dalam sesukaku", jawab Kuro.
"Lagipula kau sepertinya belum makan. Turunlah ke bawah dan akan kubuatkan kau makanan.", lanjutnya.
"Eh? Tapi aku bisa memasak", jawab Rin.
"Serahkan saja tugas rumahmu padaku. Kau harus fokus pada hal lain yang lebih penting seperti belajar. Jangan khawatir, aku bisa melakukan apa saja", balas Kuro lalu berjalan ke dapur meninggalkan Rin di kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanagami
FantasiHanagami Rin, gadis yang dikatakan reinkarnasi dari Lily. Seorang gadis cantik yang merupakan adik dari dua dewa bersaudara, Hirato dan Kamito. Akan tetapi, akibat dari reinkarnasinya dia tidak mengingat apapun di kehidupan lalunya. Ini kemudian...