ARKA POV
"Bang."
"Abang."
"Iih Abang nih. Lepasin Kay napa Bang!"
Tak ku pedulikan rengekan yang sedari tadi menyapa gendang telingaku. Tanganku semakin erat memeluk tubuh yang ada di depanku. Wajahku semakin ku benamkan pada puncak kepala wanita ini, sekedar untuk mengisi paru-paru ku dengan harum tubuhnya.
"Abang, lepas! Kay gak bisa nafas Bang! Ih Abang. Lepasin! Kay mau bangun. Udah pagi Bang, Kay mau kuliah. Nanti Kay di marahi Pak Fabian lho." Ocehan istriku tiap pagi kini seakan menjadi candu baru untukku.
Hah, sangat menyenangkan. Saat membuka mata, hal pertama yang ku lihat adalah wajah istriku. Mikhayla-ku.
"Selamat pagi sayang. Olahraga yuk? Biar badan sehat!" Sapaku pada wanita yang tengah cemberut itu.
Bibirku beralih menciumi tiap lekuk wajah ayu itu.
"Ih Kay buru-buru nih Bang. Lepasin Abang. Udah main-mainnya. Kesiangan kita nanti."
Ah sial, kenapa gadis ini mengganggu kesenangan pagiku sih? Eh tapi, dia sudah bukan gadis lagi sih, kan aku yang sudah membobolnya.
Seketika aku mengingat kenangan indah itu. Dan sialnya itu membangkitkan sisi liarku.
"Mikha, hari ini Pak Fabian ngasi kelonggaran buat terlambat sebentar. Yuk kita olahraga dulu. Abang kepingin sayang." Ucapku lirih, setengah memaksa pada Mikha.
Hahaha lihatlah, tubuh wanita itu menegang seketika dalam pelukanku. Entahlah, sudah beberapa kali kami melakukannya, tapi dia masih saja terlihat malu-malu. Hah, membuatku ingin menggila saja. Melihatnya tersipu, rasanya sangat menggemaskan. Aku mulai merasa gila karena rasa cinta yang kian membara ini.
Tanpa menunggu jawabannya, aku langsung melancarkan aksiku. Ku ciumi dia dengan lembut di sekujur tubuhnya. Meski masih kaku dan terlihat malu, namun Mikha mulai mengikuti permainan yang ku suguhkan.
"Abang." Ia menjauhkan tubuhnya dengan tiba-tiba, matanya sayu menatapku, aku tahu, dia sudah mulai menikmati semua ini.
Aku tersenyum dan langsung memacu permainanku lagi. Namun baru awal permainanku di mulai, tubuhku terdorong lumayan kencang. Sial, aku tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini.
"Kay mau mandi aja. Kay takut Pak Fabian menggila." Ujar Mikha sambil mendorongku lebih keras dan langsung berlari masuk kamar mandi dengan segera.
Terdengar pintu kamar mandi dikunci dari dalam. Oh shit, dia pasti sengaja melakukannya agar tidak bisa ku kejar. Mengingat biasanya Mikha tidak pernah mengunci pintu.
"Mikha! Mana tanggung jawabmu? Kamu bikin Abang dalam posisi gak enak nih! Nanggung sayang!" Aku berteriak lantang sambil menatap nanar pada pintu yang tertutup.
Aku yakin Mikha mendengarnya, tapi dia sengaja tidak merespon ku. Ah sial, pagi-pagi harus merasakan sakit yang...ah entahlah..
***
"Bibirnya dikondisikan Bang!" Ujar Mikha sambil menarik bibirku dengan gemas. Tangannya terhenti sesaat, ketika memakaikan dasiku.
Aku bergeming. Enggan menanggapi. Rasanya masih kesal karena rencana pagiku buyar karena ulahnya.
"Maju banget sih? Kalah dong bebek Mang Engkin." Mikha terbahak saat mengatakannya.
Aku melirik gadis yang hanya setinggi bahuku itu. Ia sudah rapi dengan pakaian yang terlihat cocok dikenakannya pagi ini untuk ke kampus. Dan rasanya pagi ini dia bahagia sekali sudah mengerjai ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERITAHU MEREKA!!!
RomanceSepertinya semesta masih ingin bermain-main denganku. Setelah mengoyak hatiku, kini membuat perjalanan hidupku terseok-seok tak tentu arah. Saat aku mulai merasa lelah dengan semua ini, bayangan wajahnya terus menghantui. Bahkan ternyata dirinya p...