DELAPAN PULUH TUJUH

41 5 0
                                    

"Apa kamu masih akan berada di sisi Abang saat Abang menceritakan semuanya?" Aku mulai meragu saat mendengar ucapan Bang Arka.

Entah apa yang akan diceritakan Bang Arka tapi hatiku mendadak membisik sesuatu yang membuat ciut nyaliku.

Apa aku sanggup mendengarnya? Apa yang akan diceritakannya? Dan bisakah aku tetap bertahan disisinya setelah mendengarkan cerita itu? Sungguh hatiku bimbang saat ini.

Baiklah, aku akan bertaruh untuk semua itu. Entah akan berdampak apa pada masa depan dan keputusanku. Tapi sungguh, aku pun juga ingin tahu.

"Katakan Bang. Tapi, aku tidak bisa menjanjikan apapun untukmu." Aku berusaha jujur.

Bang Arka mendesah dengan matanya yang memancarkan kesakitan. Aku sungguh tak tega melihatnya.

"Jika seperti itu, bisakah aku menyimpan semua ini? Sungguh aku tak sanggup melihatmu menjauhiku Mikha. Aku tak ingin kamu pergi dari sisiku." Suara Bang Arka serupa rengekan.

"Apa ini sesuatu yang fatal untuk di maafkan Bang?" Tanyaku lirih.

"Ini menyangkut setan dalam diriku. Aku adalah monster Mikha." Suara Bang Arka membuatku benar-benar bergidik.

Setan? Monster? Kepalaku langsung pening mendengar semua itu. Ada apa ini? Apa maksudnya? Dewi batinku yang terlalu ingin tahu menyuruhku segera menyelidiki.

"Apa maksudmu Bang?" Aku mencicit. Berusaha melepas pelukan Bang Arka yang langsung mendapat penolakan darinya.

Bang Arka menatapku dalam. Mencoba mencari celah untuk membuatku goyah. Namun matanya melemah saat melihat keteguhan yang terpancar dari mataku. Ya, aku berusaha kuat agar tak teralihkan.

"Sebagian aku sudah mendengar dari Kak Ken, apa Abang ingin aku mencaritahu sendiri? Seperti yang aku lakukan malam ini?" Ancamanku mulai ku lancarkan seraya ku akui niat terselubungku malam ini.

"Jadi kamu datang untuk menyelidiki aku? Lalu apa yang sudah kamu dapatkan, Mikha?" Tanya Bang Arka.

"Abang seorang playboy. Maksudku badboy? Player? Atau apalah sebutannya itu. Tapi yang jelas Abang suka bermain dengan wanita. Bermain dalam artian kegiatan orang dewasa. Atau aku bisa menyebutnya permainan ranjang? Dan entahlah, aku wanita ke berapa yang akan Abang permainkan dan akan Abang bawa ke ranjang." Jantungku berdebar, telapak tanganku berkeringat dan tubuhku bergetar saat aku mengucapkannya. Entah bagaimana aku bisa mengatakan semua itu. Rasa penasaran membuat adrenalinku terpacu dengan sangat dasyat!

Ku rasakan tubuh Bang Arka menegang. Tangannya kaku memeluk punggungku. Sepertinya dia sedang menahan amarahnya.

"Mikha, yang kamu dengar belum tentu kebenarannya. Entah kamu mendengarnya seperti apa, namun jangan membuat kesimpulan sendiri." Bang Arka mencoba berbicara dengan sabar. Aku melihat usahanya untuk menekan amarahnya dengan sangat luar biasa.

"Lalu?" Tanyaku ketus.

Bang Arka mendaratkan ciuman di keningku. Dengan bodohnya aku justru menikmati meskipun hatiku sedang bergemuruh menahan sesak yang semakin menghimpit.

"Dengarkan aku, jangan menyimpulkan dulu sebelum ceritaku usai. Tapi satu yang jelas, ku akui, semua tuduhanmu benar." Bang Arka menatap tepat di mataku dan tanpa ku duga kalimatnya mengoyak pertahanan hatiku. Perih!

Aku bergeming sambil terus menatapnya, air mataku mulai berarak naik. Aku menunduk dan membiarkannya menetes di dada Bang Arka.

"Dengarkan aku dengan kepala dingin." Bang Arka menarik nafas dalam sebelum bercerita.

Aku mendongakkan kepala menatap ke dalam matanya, mencari kejujuran disana.

"Yes, I'm a badboy, Mikha. Aku melalui masa remaja yang berat, tidak seperti remaja pada umumnya yang bisa dengan leluasa hura-hura dan bermain sepuasnya dengan teman sebaya. Aku dituntut menjadi penguasa dan pengusaha sejak usia dini. Segala yang ku ingin selalu ku dapat dan segala yang ku perlu selalu tersedia. Tapi ada harga mahal untuk semua itu, yaitu kebebasanku terenggut."

BERITAHU MEREKA!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang