꧁ Part 005 ꧂

6.3K 251 2
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Pagi harinya di pelataran mansion.

Perawat yang disewa Finnegan telah tiba di mansion Adiwijaya. "Maafkan saya, Tuan, Nyonya, kemarin sore saya tersesat di jalur hutan. Kami tidak menemukan jalan pribadi menuju ke mansion ini," ucapnya.

"Tidak apa-apa. Yang penting sekarang kau sudah di sini. Tolong jaga istriku dengan baik, ya. Aku harus pergi ke kantor," kata Finnegan.

"Baik, Tuan."

Naviera ke luar dari mansion. Ia berlari meraih tangan Finnegan. "Ayah, ayo pergi. Nanti aku kesiangan."

"Ayo." Finnegan mengusap rambut putrinya yang pagi ini dikucir dua.

Naviera menoleh ke arah Skyra. Ia pun menghampiri ibunya itu dengan malu-malu. "Ibu, aku pergi ke sekolah, yaaaa."

Skyra memeluk putri sulungnya itu. "Belajar yang rajin, ya. Dengarkan kata-kata bapak dan ibu guru."

Dalam pelukan ibunya, wajah Naviera memerah. Ia membalas pelukan Skyra. "Vivi sayang ibu!" Ia mengecup pipi ibunya.

Skyra gemas sekali pada putrinya itu. "Semangat, ya!"

Naviera mengangguk.

Finnegan membukakan pintu mobil, lalu ia mengangkat tubuh Naviera, dan memasukkannya ke dalam mobil.

"Aku berangkat, ya, Sayang." Finnegan mengecup kening istrinya.

Semburat merah muncul di pipi Skyra. "Ha-hati-hati di jalan, Finnegan."

Mobil melaju meninggalkan mansion Adiwijaya diiringi dengan lambaian tangan Skyra.

Sebelum sarapan, Skyra pergi untuk mandi.

"Mari, saya bantu, Nyonya," ucap perawat menawarkan jasa.

"Tidak perlu, terima kasih. Aku malu jika dilihat oleh orang lain saat mandi," tolak Skyra.

Perawat muda itu tersenyum. "Kalau begitu, panggil saya jika Anda membutuhkan sesuatu."

Skyra mengangguk. "Iya."

Setelah perawat pergi, Skyra menutup pintu kamar mandi. Ia membuka pakaiannya. Dari cermin, wanita itu menatap pantulan dirinya.

Tubuh yang indah dan seksi. Ukuran dada yang besar dan pinggang yang ramping. Idaman para wanita. Skyra merasa bangga akan hal itu.

Meski ada beberapa luka lebam dan luka jahitan, tampaknya itu tidak membuat kadar kecantikan Skyra berkurang. Justru itu membuatnya terlihat lebih seksi.

Setelah selesai membersihkan diri, Skyra memakai gaun rumahan. Ia berjalan-jalan menyusuri koridor mansion untuk melatih kakinya. Perawat mendampinginya.

"Nyonya, waktunya sarapan," kata pelayan yang membawa nampan berisi makanan. Kali ini hidangan yang disajikan adalah makanan biasa, bukan bubur. Sejak semalam Skyra memang memakan nasi dan lauk pauk pada umumnya bersama keluarga.

Skyra makan sendiri. Ia menolak bantuan dari perawat dengan alasan membiasakan diri.

Setelah sarapan dan minum obat, Skyra pergi ke kamar Lareina diantar oleh pelayan karena takut tersesat.

"Bisakah aku mendapatkan gambar denah mansion ini? Aku tidak ingin merepotkanmu," kata Skyra pada pelayan.

"Saya akan memintanya pada Jordan," sahut pelayan.

"Jordan siapa?" tanya Skyra.

"Kepala bodyguard di mansion ini," jawab pelayan.

"Sebelumnya, terima kasih banyak. Ngomong-ngomong, aku minta tiga lembar, ya," ucap Skyra.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang