꧁ Part 006 ꧂

5.9K 234 2
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Malam harinya.

Keluarga kecil Finnegan tengah makan malam bersama.

Naviera yang paling cerewet berbicara panjang lebar mengenai kegiatan di sekolah dan yang lainnya.

Skyra menanggapinya dengan antusias. "Begitu, ya? Sangat mengesankan."

Setelah selesai makan malam, Finnegan mengajak Skyra berkeliling di mansion. Mereka menuju ke menara mansion dengan menaiki lift.

"Aku juga berniat membangun lift di mansion, tapi harus mempertimbangkannya terlebih dahulu," kata Finnegan.

"Membangun mansion megah di pegunungan dalam hutan. Idemu luar biasa," kata Skyra.

"Tidak juga. Sebelum dibangun menjadi mansion, dulu ini adalah rumah persembunyian nenek moyang kami sewaktu Indonesia masih dijajah Jepang," ujar Finnegan.

Skyra melongo. "Benarkah?"

"Dulu hanya sepetak tanah ini yang dimiliki oleh nenek moyang kami. Tapi, generasi-generasi berikutnya mampu membeli gunung ini menjadi tanah pribadi. Kebetulan, garis keturunanku yang mewarisinya," kata Finnegan.

Skyra melihat ke jendela lift. Gunung yang dipijaknya ini adalah wilayah pribadi keluarga Adiwijaya, tepatnya milik Finnegan, suaminya. Sungguh di luar dugaan.

"Kau mungkin termasuk orang terkaya," kata Skyra.

"Tidak juga. Keluarga Danuarga adalah keluarga terkaya nomor satu di negara ini. Ya, meski mereka tidak terlalu menunjukkannya. Tapi, perusahaan dan rumah sakit mereka berada di mana-mana," ujar Finnegan.

"Rumah sakit Danuarga yang waktu itu," gumam Skyra.

"Iya, rumah sakit yang aku pilih untuk merawatmu adalah milik keluarga Danuarga," kata Finnegan.

Mereka telah tiba di puncak menara. Pintu lift terbuka. Finnegan menggenggam tangan Skyra dan ke luar dari lift.

Mereka berada di ruangan yang dikelilingi kaca patri.

Pandangan Skyra tertuju pada kaca patri yang membentuk wajah singa jantan.

"Singa jantan adalah lambang keluarga kami, keluarga Adiwijaya," kata Finnegan.

"Keren," ujar Skyra. Ia memperhatikan macam-macam gambar di kaca patri. Ada satu gambar yang menarik perhatiannya, yaitu gambar seorang wanita cantik bergaun hitam. Ada bunga mawar hitam di tangannya.

"Cantik sekali," gumam Skyra.

"Itu adalah adikku. Fionella," kata Finnegan.

"Di mana adikmu berada?" tanya Skyra.

"Di surga," jawab Finnegan.

Skyra terlihat sedih. "Maafkan aku."

Finnegan mengusap lembut rambut istrinya. "Apa yang kau bicarakan? Kau tidak melakukan kesalahan. Lagi pula itu sudah lama. Sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu."

"Apa yang membuatnya meninggal dunia?" tanya Skyra penasaran.

"Pelaku sudah mendapatkan ganjarannya. Namun entahlah, semuanya masih menjadi misteri bagiku. Sekarang aku sudah merelakan kepergiannya," ujar Finnegan.

Skyra mencerna perkataan Finnegan yang bukan merupakan jawaban dari pertanyaannya. "Semoga Fionella tenang di sana," ucapnya kemudian.

"Apakah kau bahagia?" tanya Finnegan. Ia menatap serius pada istrinya.

Skyra mengernyit mendengar pertanyaan Finnegan yang terdengar agak aneh menurutnya.

"Ya, aku bahagia," jawab Skyra.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang