꧁ Part 084 ꧂

1.7K 79 2
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Di dalam mobil. 

Arkenzie membenarkan pakaiannya. Seorang gadis berseragam SMA yang bersamanya di dalam mobil tampak mengelap mulutnya yang basah. 

"Mana uangnya?" Gadis itu mengulurkan tangannya. 

Arkenzie memberikan amplop berwarna kuning pudar pada gadis itu. 

Si gadis membuka amplop tersebut. Ia melihat beberapa lembar uang pecahan besar di dalamnya. 

Gadis itu tersenyum manis, kemudian mengecup bibir Arkenzie sekilas. "Lain kali hubungi aku lagi, yaaaa."

Si gadis membuka pintu mobil untuk ke luar. 

"Aku antar pulang, ya." Arkenzie menepuk bokong gadis itu. 

"Tidak perlu." Gadis itu berlalu pergi. 

Arkenzie melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Sesampainya di mansion, hari sudah malam. 

Arkenzie menaiki tangga menuju ke kamarnya. Saat melewati kamar Skyra, ia berhenti karena pintu itu sedikit terbuka. Arkenzie mendekat ke pintu dan melihat Skyra yang tampaknya sudah tumbuh remaja sedang meletakkan piala di rak. 

Terlihat ada beberapa piala, medali, dan juga piagam yang dipajang di kamarnya. Arkenzie baru menyadari hal tersebut. 

"Aku tidak bisa melihat nama penghargaannya," batin Arkenzie sembari menyipitkan matanya. Ia melangkah semakin dekat hingga tak sengaja ujung sepatunya membentur pintu. 

Skyra terkejut dan menoleh ke pintu. Ia melihat Arkenzie berdiri di sana. "Kak Kenzie."

"Maaf mengganggu." Arkenzie menjadi salah tingkah. 

Skyra menghampiri Arkenzie dan menarik tangannya agar masuk. Pria itu hanya mengikuti kemauan adiknya. 

Skyra menunjukkan sebuah kartu undangan pada Arkenzie. "Kakak, besok ada rapat orang tua di sekolah. Kakak datang, ya. Untuk kali ini saja." 

Pandangan Arkenzie tertuju ke leher dan dada Skyra yang terekspos karena gadis itu memakai baju tidur yang cukup terbuka. 

Putih mulus. Itu yang ada di pikiran Arkenzie. Ia beralih pada paha dan betis gadis itu. 

"Kakak." Skyra memiringkan kepalanya. 

"Iya, baiklah, hanya untuk besok," sahut Arkenzie. 

Tanpa diduga, Skyra memeluk Arkenzie. "Terima kasih, Kakak."

Keduanya jatuh terduduk di tepi ranjang. 

Arkenzie membalas pelukan Skyra. Ia bisa menghirup aroma menyegarkan khas gadis remaja dari tubuh adiknya itu. 

Arkenzie bisa merasakan dada Skyra yang menempel pada lengan dan dadanya. Meski tidak terlalu besar, tapi sangat padat. 

Di bawah sana, Arkenzie merasakan sesuatu yang menegang. Alhasil, ia segera melepaskan pelukan Skyra. 

Skyra kebingungan. 

Arkenzie bangkit dari tempat duduknya sembari mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Kenapa kau menyimpan semua penghargaanmu di kamar? Kenapa tidak di rak ruang tamu saja?"

"Apakah boleh?" tanya Skyra pelan. 

"Tentu saja." 

"Baiklah."

Arkenzie mengambil salah satu piala. Ia melihat nama penghargaan yang didapatkan oleh adiknya itu. 

"Juara 1 lomba melukis mural tingkat nasional." itu yang tertulis di sana. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang