꧁ Part 019 ꧂

3.4K 141 3
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Keesokan paginya.

Skyra duduk merenung di kursi balkon. Ada beberapa dokumen di meja.

"Kau bahagia?" Finnegan selalu menanyakan hal yang sama hampir setiap hari.

Skyra menganggapnya sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang seorang suami pada istrinya. Finnegan hanya ingin memastikan Skyra baik-baik saja dan merasa bahagia bersamanya.

Namun, entah kenapa terkadang itu terdengar aneh.

"Aku bahagia, aku sangat bahagia. Memiliki suami yang baik, dua orang anak yang manis, kehidupan yang berkecukupan. Siapa yang tidak menginginkan ini semua? Aku sungguh beruntung," gumam Skyra.

Wanita itu mengambil salah satu dokumen. Terlihat foto gadis cantik berseragam SMA. Ada kaca patri kepala singa jantan di belakangnya. Itu adalah lokasi di menara ketiga mansion ini.

Tertera nama Fionella Adiwijaya di sudut bawah kanan foto.

"Aku ingin menutup mata mengenai segala hal karena aku sudah cukup bahagia dengan ingatan baru ini. Tapi, sepertinya ada sesuatu yang buruk yang terjadi di masa lalu. Namun, ingatan itu menghilang bersamaan dengan hilangnya ingatanku yang lainnya," batin Skyra.

Dokumen tersebut dibukanya. Ada banyak potongan koran di dalam map. Tertulis dengan judul besar, "Ditemukan Mayat Gadis Berusia 17 Tahun di Pertambangan Batubara Keluarga Danuarga."

Skyra menautkan alisnya. "Aku rasa ini bukanlah sesuatu yang bisa dimaafkan dengan mudah olehmu, Finnegan. Meski seandainya pelaku pembunuhan adikmu bukan keluarga Danuarga."

Skyra membuka dokumen lainnya, ternyata biodata pribadi keluarga Danuarga, tepatnya keluarga Arkenzie. Hanya biodata Skyra yang tidak ada dalam dokumen tersebut.

Dalam waktu singkat, Skyra mempelajari biodata saudara-saudara kandungnya itu.

1. Skyzen Arkenzie Danuarga
2. Skyden Yaurez Danuarga
3. Skyzar Marcel Danuarga
4. Skyno Gerald Danuarga
5. Skyline Adistya Danuarga
6. Skyrez Alvin Danuarga

"Sky, mereka memiliki nama yang bermakna langit," gumam Skyra.

Jika dilihat dari tanggal lahir mereka, Skyra yakin jika dirinya adalah anak ke-5 dari tujuh bersaudara. Status mereka tidak ada yang menikah, hanya Skyra yang sudah menikah dengan Finnegan.

Ponsel Skyra berdering. Ada panggilan yang masuk dari Naviera. Ia pun mengangkatnya. "Halo, Sayang?"

"Nyonya Adiwijaya, benar?" suara pria dari seberang sana.

Skyra mengernyit. "Siapa kau?"

"Putrimu yang cantik ini bersama kami. Jika kau cukup cerdas, cepat sediakan uang sebanyak lima ratus juta dan datang ke alamat yang kami kirim," ucap pria itu.

Skyra menautkan alisnya. "Penculikan! Naviera diculik! Aku harus bagaimana?!" teriaknya dalam hati.

"Ibu, aku takut," suara Naviera yang sedang menangis.

"Naviera! Naviera Sayang, Ibu di sini, Nak. Jangan panik," ucap Skyra yang justru dirinya sendiri yang panik.

"Jangan menghubungi siapa pun. Jika kau datang bersama seseorang, maka aku tidak akan segan-segan membunuh putrimu. Datang segera ke alamat ini. Apa pun yang terjadi, harus kau yang datang atau putrimu tidak akan selamat." Panggilan diakhiri oleh sepihak.

"Lima ratus juta rupiah? Dia gila? Bagaimana bisa mencairkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?" Skyra panik. "Aku harus menghubungi Finnegan."

Saat panggilan terhubung, Skyra bersuara, "Finnegan, Naviera diculik!"

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang