꧁ Part 123 ꧂

1K 73 11
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Empat tahun kemudian. 

Naviera dan Lareina tumbuh dengan baik layaknya anak-anak yang seumuran dengan mereka. Naviera berusia enam tahun lebih, sementara Lareina sebentar lagi akan berusia lima tahun. Mereka berdua terlihat cantik dan imut. 

Alih-alih terlihat seperti kakak dan adik, justru Naviera dan Lareina terlihat seperti saudari kembar. Yang membedakan hanya warna mata. Orang-orang yang tidak mengenal mereka pasti akan mengira demikian. 

Finnegan sangat memanjakan kedua anaknya itu. Ia juga mendidik Naviera dan Lareina dengan baik sebagai putri dari keluarga Adiwijaya. 

Naviera anak yang periang dan cerewet. Sebentar lagi, ia akan mendaftar ke SD. Natasha sering memanggilnya matahari kecil karena sangking cerianya anak ini. 

Sementara Lareina lebih pendiam. Anak perempuan yang satu ini sangat singkat kalau berbicara. Ia suka menggambar dan suka ketenangan. 

Dan Skyra, wanita itu selalu mengurung diri di kamar. Kedua putrinya sesekali memperhatikan Skyra, tapi tidak berani mendekatinya karena takut ibu mereka tidak akan senang. 

Finnegan mendatangi kamar Skyra. Ia melihat istrinya itu sedang menggambar sketsa ruangan. 

"Skyra, ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," kata Finnegan. 

Skyra tidak merespon. 

"Kita akan pindah rumah ke tempat yang lebih tenang di sebuah pegunungan," sambung Finnegan. 

Skyra menghentikan gerakan tangannya sejenak, tapi beberapa saat kemudian ia melanjutkan mengarsir gambarnya. 

"Aku rasa, kau dan anak-anak akan menyukai tempat itu," kata Finnegan. 

Skyra masih tidak memberikan respon. 

"Karena kau tidak menjawab, maka aku anggap kau menyetujuinya," kata Finnegan, kemudian berlalu. 

Namun, langkah pria itu terhenti di depan pintu. "Ngomong-ngomong, Lareina juga suka menggambar. Sama sepertimu." Finnegan melanjutkan langkahnya. 

Satu bulan kemudian. 

Finnegan membawa istri dan anak-anaknya pindah rumah. Perjalanan mereka cukup jauh. Naviera dan Lareina yang duduk di kursi belakang terlihat sudah tidur pulas. 

Finnegan fokus menyetir, dan Skyra di sampingnya melihat jalanan yang dilalui oleh mobil mereka. 

Setelah beberapa jam berlalu, mobil mereka mulai memasuki jalanan di dalam hutan. Pepohonan besar berjejer di sepanjang jalan. Semakin ke dalam, jalanan menjadi naik turun. 

Skyra belum pernah melihat hutan sebelumnya. Ia tampak terkagum-kagum. Skyra mengeluarkan ponselnya untuk memotret pepohonan tersebut. 

Finnegan tersenyum senang melihat istrinya yang tampaknya tertarik dengan tempat itu. 

Jam 7 malam, mereka tiba di sebuah mansion bergaya Eropa yang sangat besar di tengah-tengah hutan. 

Terlihat beberapa bodyguard yang berjaga dan membukakan gerbang saat melihat mobil tuan mereka telah tiba. Terdapat tulisan Mansion Adiwijaya di bagian pagar gerbang. 

Finnegan menghentikan mobilnya di pelataran mansion. "Kita sudah sampai, Anak-anak."

Naviera dan Lareina terbangun. Naviera mengucek mata, sementara Lareina lanjut tidur. 

Skyra ke luar dari mobil. Ia melihat patung dua ekor singa raksasa yang berdiri dengan dua kaki belakang menapak ke tanah, dua kaki depan terangkat dan memegang sebuah cawan yang mengeluarkan air mancur. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang