꧁ Part 112 ꧂

1.1K 50 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Semenjak Skyra mengandung, Finnegan memperhatikan dan menjaganya dengan baik. Ia pergi ke kantor sesekali karena ingin memastikan kalau Skyra selalu baik-baik saja. 

Belakangan ini, Finnegan jarang melakukan hubungan seksual karena takut melukai janin dan juga membuat Skyra tidak nyaman. Sebenarnya bagi Skyra itu cukup menguntungkan. 

"Bukankah wanita yang sedang hamil muda biasanya suka ngidam? Apakah kau ngidam sesuatu?" tanya Finnegan. 

"Entahlah." Skyra mengedikkan bahunya. 

"Katanya kalau kau ngidam, tapi memendamnya, bisa-bisa bayinya ngiler," kata Finnegan. 

Skyra menyipitkan matanya. "Kau percaya? Bukankah itu hanya mitos?"

"Ya, tapi...." Finnegan tampak berpikir. 

"Finnegan, kau tumbuh besar di Swedia, tapi kau masih mempercayai mitos kuno seperti itu," celetuk Skyra. 

"Meski aku dan kau blasteran, bukan murni orang Indonesia, tapi kita tinggal di Indonesia dalam waktu yang cukup lama. Jadi, aku rasa itu bukan sekedar mitos atau budaya, melainkan memang sesuatu yang harus diwaspadai," ucap Finnegan. 

Skyra mendecih. "Orang tua yang kolot." Setelah berkata demikian, ia berlalu pergi. 

"Kau benar-benar kasar, Skyra," gumam Finnegan. "Sejak dia hamil, dia jadi galak begitu."

Suatu hari, Skyra melihat ada iklan es krim durian di TV. "Finnegan, aku mau durian," ucapnya sembari beranjak dari sofa, kemudian mencari suaminya. 

Finnegan menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk mencari buah durian. Beberapa hari kemudian, akhirnya durian pun berhasil didapatkan. 

"Memangnya durian itu buah yang cukup langka?" tanya Skyra sembari melihat enam buah durian yang besar dan sudah matang itu. 

"Sulit menemukan durian di kota. Ngomong-ngomong, yang kau lihat itu iklan es krim durian, kan? Tapi, kenapa kau mau durian asli?" ucap Finnegan diakhiri dengan pertanyaan. 

"Katanya kalau ngidam sesuatu harus bilang," sahut Skyra setengah menggerutu. 

Finnegan terkekeh. "Iya, benar juga. Ada lagi yang kau inginkan?"

Skyra menggeleng. 

"Baguslah." Finnegan tersenyum. 

Sinta yang berdiri di samping Finnegan melipat kedua tangan di depan dada. "Durian memang enak. Tapi, Skyra, jangan terlalu banyak memakannya. Itu akan berpengaruh pada kesehatanmu dan juga janinmu."

"Iyaaaa," sahut Skyra. 

Bodyguard membawa sebilah golok untuk membelah durian. Saat durian dibelah, Sinta menutup hidungnya. Tampaknya dokter wanita ini tidak menyukai durian. 

"Waaahhh." Skyra berjongkok untuk menghirup aroma khas durian. Ia mengambil satu butir, kemudian berlalu pergi. 

"Lalu, lima durian ini mau diapakan?" gumam Finnegan. Ia beralih pada Sinta. "Kau mau, Dokter Sinta?"

"Aku tidak tahan dengan baunya." Sinta berlalu pergi. 

"Suamimu dan anakmu mungkin menyukainya," ujar Finnegan. 

"Aku tidak mau membawanya! Mobilku nantinya bau!" sahut Sinta. 

Finnegan membuang napas kasar. "Kalau begitu, untuk kalian saja. Bagi-bagi dengan Emma dan Helga," ucap Finnegan yang juga sepertinya tidak menyukai durian. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang