══════════ ꧁꧂ ══════════
Osaka, Jepang.
Malam itu, butiran salju berjatuhan dari langit. Terlihat beberapa toko makanan menjual jajanan-jajanan hangat yang dibuat dan disajikan secara langsung.
Terlihat beberapa pengunjung yang mendatangi toko pakaian untuk membeli baju musim dingin.
Skyra sedang berada di balkon tak beratap, di sebuah rumah mewah. Ia menengadahkan tangan ke atas. Karena tak ada atap yang memayungi balkon, butiran salju yang ringan itu jatuh ke telapak tangannya.
Berada di sebuah negara bersalju. Itu adalah impian Skyra sejak lama. Ini pertama kalinya ia menyentuh salju, pertama kalinya pergi ke luar negeri, dan juga pertama kalinya naik pesawat.
Namun, Skyra sama sekali tidak merasa bahagia. Harapannya sudah dikabulkan oleh Finnegan, tapi Skyra tidak bisa menikmati liburan ini.
Finnegan sangat memanjakannya, mengabulkan semua yang ia inginkan, dan melakukan apa pun demi Skyra. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan dari saudara-saudaranya.
Skyra berusaha bersyukur meski status dan hubungannya dengan Finnegan bukanlah hal yang ia harapkan. Skyra berusaha menerima situasi dan kondisi. Ia ingin berdamai dengan dirinya, dengan keadaan.
Dari dinding kaca yang lebar, terlihat Finnegan berjalan menuju ke pintu balkon. Pria itu menarik knop pintu, tapi tidak terbuka. Ia menggesernya ke samping.
"Aku selalu lupa kalau pintunya digeser, bukan ditarik," ujar Finnegan.
"Sayang, ini sudah malam. Kau bisa kedinginan jika terus berada di luar," kata Finnegan sembari menghampiri istrinya.
Rumah itu disewa oleh Finnegan untuk mereka berdua bermalam selama di sana.
"Tuan Adiwijaya, terima kasih sudah repot-repot melakukan semua ini untukku," kata Skyra.
Finnegan menyentuh bahu Skyra agar melihat padanya. "Istriku, aku ingin kau bahagia. Aku tidak ingin kau menyesali pernikahan kita."
"Mungkin kau tidak mengharapkan pernikahan ini, tapi aku sudah berjanji akan membahagiankanmu. Jangan merasa sungkan padaku, ya." Finnegan mengusap lembut rambut istrinya.
Skyra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Kemarilah." Finnegan merentangkan kedua tangannya.
Skyra pun memeluk suaminya.
Finnegan merengkuh tubuh istrinya yang lebih kecil dan lebih pendek darinya itu.
Jam menunjukkan pukul 9 malam waktu setempat.
Skyra dan Finnegan berada di ruang makan. Mereka duduk di atas lantai kayu beralaskan bantal. Ada banyak makanan yang tersaji di meja.
"Baiklah, selamat makan." Finnegan menggunakan sumpit untuk makan.
Skyra juga makan menggunakan sumpit meniru suaminya. Tangan mungilnya agak kesulitan menggunakan sumpit. Namun, akhirnya Skyra terbiasa meski cara memegangnya tidak umum.
"Ngomong-ngomong, aku tahu tempat ini dari Arkenzie. Dia menyarankan agar kita datang ke tempat ini. Tadinya aku mau pergi ke Korea Selatan, tapi Arkenzie tidak punya koneksi di sana." Finnegan memecah kesunyian dengan memulai topik pembicaraan.
"Beberapa orang dari keluarga Danuarga blasteran Jepang. Mungkin itu juga yang membuat mereka memiliki koneksi dengan orang Jepang. Entahlah," ujar Skyra.
Arkenzie meneguk air hingga menyisakan setengah gelas. "Begitu, ya? Pantas saja beberapa nama keluarga Danuarga ada campuran nama Jepangnya."
Skyra mengangguk. "Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILE
Romance══════════ ꧁꧂ ══════════ Nyctophile Karya Ucu Irna Marhamah ══════════ ꧁꧂ ══════════ Setelah mengalami kecelakaan mobil, Skyra akhirnya siuman. Namun, ia tidak mengingat apa pun yang terjadi dengan masa lalunya. Ia tidak ingat kecelakaan yang dial...