꧁ Part 089 ꧂

1.2K 56 1
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Arkenzie berdiri menatap gedung ke-6 yang sedang dalam proses pembangunan. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. 

"Sekarang sudah 77%. Dalam beberapa bulan lagi, bangunan ini selesai," gumam Arkenzie. 

Bodyguard menghampiri Arkenzie. "Tuan, mereka sudah dibereskan."

"Jangan sampai kematian mereka masuk ke dalam berita di TV," ucap Arkenzie. 

"Baik, Tuan!"

Arkenzie masih mengawasi Finnegan. Ia melihat pria itu memperlakukan Skyra dengan baik. Membawanya jalan-jalan, makan di luar, dan lain sebagainya. 

"Dia niat menculik atau tidak, sih?" gumam Arkenzie. 

Waktu berlalu dengan cepat. 

Arkenzie masih mengkhawatirkan sesuatu. "Apakah mengorbankan Skyra untuk sesuatu yang penting adalah keputusan yang benar?"

Terdengar suara keributan di luar. 

Arkenzie berjalan menuju ke jendela. Ia melihat Finnegan datang dan menabrak gerbang mansion Danuarga dengan mobilnya. Ada pistol di tangan pria itu. Beberapa bodyguard tergeletak terkena tembakan. Bodyguard yang lain menodongkan pistol pada Finnegan. 

"Jangan-jangan Finnegan...." Arkenzie tidak melanjutkan kata-katanya. 

Kepala bodyguard menelepon Arkenzie. "Tuan Danuarga, Finnegan Adiwijaya ingin bertemu dengan Anda."

"Suruh dia masuk." Arkenzie menuruni tangga untuk menemui Finnegan. 

Kedua pria itu bertemu di ruang tamu. Tanpa basa-basi, Finnegan menghajar wajah Arkenzie. 

Arkenzie tidak melawan. Ia membiarkan Finnegan menghajarnya habis-habisan. 

Finnegan menyalahkan Arkenzie atas pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Fionella. Ia juga sudah tahu kalau Arkenzie telah membunuh Andrew, Davin, dan tiga orang lainnya yang merupakan pelaku yang juga telah menggilir Fionella. 

Arkenzie menampik tuduhan Finnegan. "Kau pasti sudah gila. Aku mati-matian mempertahankan kedamaian antara keluargamu dan juga keluargaku. Kenapa kau berubah pikiran? Bahkan aku sudah memberikan adikku yang cantik padamu sebagai bayaran yang besar," kata Arkenzie. 

"Kau sempat menyentuh adikku sebelum para bajingan itu menggilirnya, kan?" tanya Finnegan tanpa mau menanggapi perkataan Arkenzie. 

"Aku bersumpah demi seluruh leluhur keluarga Danuarga kalau aku tidak pernah menyentuhnya," bantah Arkenzie. 

Finnegan mendecih. "Lalu ini apa?!" ia melemparkan ponselnya ke lantai untuk menunjukkan video yang didapatnya dari Jordan. 

Arkenzie melihat ke layar ponsel yang sedang memutar video. "Aku juga tidak mengerti kenapa Devan mengirimkan video itu padaku!" 

Finnegan menarik kerah kemeja Arkenzie. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu atas apa yang menimpa adikku."

"Aku sudah membunuh para pemerkosa itu demi kau, tapi malah ini yang aku dapatkan darimu sebagai ucapan terima kasih," geram Arkenzie. 

"Aku tidak pernah memintamu untuk membunuh mereka. Aku menginginkan mereka dalam keadaan hidup. Jadi, aku bisa menghukum mereka dengan tanganku sendiri," kata Finnegan. 

"Baik, sepertinya kau ingin permusuhan antara Danuarga dan Adiwijaya tetap berlanjut. Kalau begitu, kembalikan adikku," ucap Arkenzie. 

"Aku tidak akan pernah mengembalikannya padamu," ujar Finnegan sembari mendorong Arkenzie hingga terpundur. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang