꧁ Part 016 ꧂

3.6K 157 2
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Skyra mengambil gelas jus, lalu meneguknya hingga tandas. "Apa lagi yang kau ketahui, Dokter Sinta?"

Sinta menatap Skyra. "Aku tidak mengerti apa yang membuatmu begitu penasaran dengan masa lalumu. Jika sekarang kau memiliki kasih sayang untuk anakmu, jadi apa masalahnya?"

"Aku hanya ingin mengubah diriku menjadi ibu dan istri yang baik bagi keluarga ini," ujar Skyra.

Sinta terlihat sedih. "Maafkan aku, Skyra."

Skyra mendongak menatap Sinta. "Kenapa meminta maaf?"

Sinta menggeleng. "Tidak, aku hanya... merasa bersalah dan merasa sedih untukmu."

Skyra merenung. "Apakah aku juga istri yang buruk?"

"Kau bukan istri yang buruk. Jika iya, mana mungkin Finnegan masih bertahan denganmu," sahut Sinta.

Skyra membuang napas kasar. "Aku pikir, Finnegan terlalu bersabar dan terlalu lunak padaku."

Sinta menyanggah ucapan Skyra, "Kau salah, dia cukup tegas dan menuntut banyak padamu."

"Begitukah?" Skyra memang merasakannya. Finnegan selalu posesif padanya. Bahkan untuk hal-hal kecil sekali pun.

"Apa mungkin... aku kabur dari mansion karena aku tidak mau merawat anak-anak dan membenci Finnegan yang terlalu posesif, kemudian mengalami kecelakaan?" Skyra menduga-duga.

Sinta terdiam, tapi kemudian ia tertawa. "Apa yang kau bicarakan? Kau berpikir terlalu jauh."

"Apakah Dokter tahu, apa yang menyebabkanku mengalami kecelakaan?" tanya Skyra serius.

"Seharusnya kau bertanya pada Finnegan mengenai hal itu," ujar Sinta sembari mengambil gelas minuman, lalu meneguknya.

"Apakah ini obat darimu, Dokter?" Skyra menunjukkan tabung obat yang sering ia konsumsi sebelum melakukan hubungan seksual dengan Finnegan.

"Obat ini diproduksi oleh Farmasi Danuarga. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat berhubungan intim," ujar Sinta.

"Apakah itu mengandung obat perangsang?" tanya Skyra penasaran.

"Hanya sedikit, sekitar 1,2%." Sinta menunjukkan kode dengan tangannya.

Skyra memijit pelipisnya.

"Skyra, Finnegan dan juga anak-anakmu sangat menyukai dirimu yang sekarang. Aku harap kau tidak memikirkan yang lain lagi. Itu akan berpengaruh terhadap kesehatanmu," kata Sinta.

"Dokter Sinta," suara Finnegan membuat perhatian Skyra dan Sinta teralihkan.

Pria itu berdiri di depan sana. Ada Naviera yang bersamanya.

"Kau sudah pulang, Tuan Adiwijaya," sapa Sinta.

"Ibu." Naviera memeluk Skyra. Ia melirik ke arah Sinta. "Ibu, Bibi ini siapa?"

"Bibi ini bernama Dokter Sinta, dia adalah dokter kandungan yang membantu Ibu melahirkanmu dan juga Lareina," ucap Skyra.

"Halo, Bibi Dokter," sapa Naviera dengan sopan.

"Halo, gadis cantik." Sinta mengusap lembut rambut Naviera. "Kau sudah besar, ya, Nak."

Naviera tersenyum.

Di depan rumah.

Finnegan dan Sinta berdiri bersebelahan dengan jarak dua meter.

"Apa yang membuatmu datang ke mari?" tanya Finnegan.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang