꧁ Part 046 ꧂

1.9K 88 3
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

"Lalu, kenapa kau malah menyogok polisi untuk menutup kasusnya?" tanya Finnegan.

Arkenzie menjawab, "Karena kau mencoba menghancurkan nama baik Danuarga. Pembunuh adikmu belum tentu seseorang dari keluarga Danuarga, tapi kau sudah koar-koar membuat posisi kami terpojok. Seandainya kau datang ke pertemuan kedua keluarga, kau pasti akan mengerti."

Finnegan mengepalkan tangannya. "Aku tidak diberitahu untuk datang."

"Sayang sekali, sepertinya kau memang tidak dianggap cocok menjadi kepala keluarga utama Adiwijaya. Oleh sebab itu, kau tidak diajak datang ke pertemuan," ledek Arkenzie.

Finnegan mendecih. "Aku tidak peduli dan tidak butuh pendapatmu. Kau kepala keluarga yang sangat menjunjung tinggi nama baik, ya. Padahal adik-adikmu adalah aib terbesarmu."

"Mau bagaimanapun, mereka memang orang asing. Sangat sulit memahami mereka. Tapi, aku punya kendali penuh atas adik-adikku dan keluarga cabang Danuarga," ujar Arkenzie.

"Mengendalikan adiknya sendiri? Dia benar-benar bukan kakak yang baik," kata Finnegan dalam hati.

"Jika bukan kau yang membunuh Fionella, bagaimana bisa kau mengenalnya? Bagaimana bisa dia di pestamu?" tanya Finnegan.

"Aku memesan gadis muda pada seorang madam. Datanglah Fionella kepadaku. Tapi, sebenarnya kami tidak pernah melakukan apa pun," tukas Arkenzie.

"Begitukah? Lalu ini apa?" Finnegan menunjukkan video serupa yang tadi ia tunjukkan pada Skyra.

Arkenzie tidak terkejut sama sekali. "Aku memang mencoba menyentuhnya. Tapi karena dia ketakutan dan mulai menangis, aku tidak tega dan membiarkannya pergi. Itulah yang sebenarnya terjadi. Lalu keesokan harinya, berita kematiannya muncul di TV."

Finnegan mengepalkan tangannya.

Arkenzie memiringkan kepalanya. "Adiwijaya, apakah kau yakin adikmu adalah gadis baik-baik?"

"Jaga bicaramu!" Finnegan menggebrak meja.

Arkenzie kembali bersuara, "Sudahilah masalah ini. Kau ingin hubungan kedua keluarga tetap baik, kan? Kau tidak kasihan pada kakekmu dan kepala keluarga Adiwijaya lainnya yang berusaha mati-matian mempertahankan hubungan baik.

Aku dan kepala keluarga Danuarga lainnya juga repot gara-gara kejadian ini. Aku sedang menyuruh beberapa orang kepercayaanku untuk mencaritahu siapa yang telah membunuh adikmu.

Jika pembunuh itu berasal dari keluarga Danuarga, aku akan membunuhnya. Tapi jika dia berasal dari keluarga Adiwijaya, permusuhan kita akan kembali berlanjut."

Finnegan menautkan alisnya. "Di sini adikku yang korban, apa-apaan dengan keputusanmu itu?"

Arkenzie membuang napas kasar. "Mungkin saja adikmu disuruh memata-matai kami, kan? Dan jika itu terbukti, artinya keluarga Adiwijaya memang sudah siap menerima konsekuensinya. Kalian mungkin tidak pernah mengharapakan hubungan baik antara kita. Kalian selalu memulai pertikaian."

"Adikmu ada padaku. Dia dan Fionella memiliki sedikit kesamaan. Bagaimana jika dia bernasib sama seperti adikku?" Finnegan menautkan alisnya.

"Aku yakin kau tidak sejahat itu. Ngomong-ngomong, aku sibuk. Lain kali bicara lagi, ya." Arkenzie menutup panggilan dengan sepihak tanpa menunggu jawaban Finnegan.

"Dia benar-benar kakak yang buruk, bahkan meski sudah tahu kalau adiknya berada dalam bahaya," gumam Finnegan sembari menatap pada Skyra yang masih pingsan.

Keesokan paginya.

Perlahan Skyra membuka matanya. Ia mendapati dirinya terbangun dengan posisi duduk dan terlelap di atas meja. Semalaman ia tertidur dengan posisi itu.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang