꧁ Part 023 ꧂

3.1K 134 4
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Mansion utama keluarga Adiwijaya terlihat ramai. Beberapa anggota keluarga menghadiri pesta pernikahan Natasha dan Edmund.

Finnegan dan Skyra juga hadir. Mereka terlihat serasi di mana Finnegan memakai kemeja abu-abu berbalut jas hitam, Skyra memakai gaun abu-abu berbalut blazer hitam. Rambut Skyra disanggul untuk memamerkan lehernya yang jenjang.

Skyra dan Finnegan mengucapkan selamat untuk Natasha dan Edmund. Acara berjalan dengan lancar.

Hadrian mengangkat gelas anggur. "Semuanya, untuk pernikahan cucuku Natasha dengan Edmund!"

Para tamu juga mengangkat gelas. "Untuk pernikahan Natasha dan Edmund."

"Bersulang."

Setelah acara selesai, Finnegan dan Hadrian berbincang-bincang di ruang keluarga. Skyra memilih untuk memisahkan diri karena ingin memberikan ruang dan waktu untuk kakek dan cucu yang jarang bertemu itu.

Hadrian memotong ujung cerutu. "Aku mendengar kabar kalau Naviera diculik. Bagaimana bisa hal tersebut terjadi? Apakah kau tidak menyuruh bodyguard menjaganya?"

Finnegan menjelaskan, "Mereka membawa mobil box dan bertindak seperti pengangkut barang. Salah satu dari mereka pura-pura sakit dan menjatuhkan barang di tangannya. Dia meminta bantuan pada Naviera yang baru selesai berolahraga. Karena terlalu baik, Naviera membantunya dan dalam kesempatan itulah mereka membawa Naviera."

"Dan para penculik itu menelepon istrimu?" Hadrian membakar ujung cerutu menggunakan pemantik.

"Iya. Mereka mengincar istriku karena berpikir kalau seorang ibu akan lebih mudah diintimidasi," sahut Finnegan.

"Beruntung Naviera dan Skyra baik-baik saja. Siapa yang membereskan para penculik itu?" tanya Hadrian.

"Jordan."

"Dia benar-benar orang yang bisa diandalkan." Hadrian menyesap cerutunya.

Sementara itu, Skyra sedang berkeliling di ruangan lain. Ia melihat beberapa foto Fionella. Gadis cantik berambut sebahu itu memiliki senyuman yang indah.

"Malang sekali nasibmu. Semoga kau bahagia di sana," gumam Skyra.

"Skyra."

Perhatian Skyra teralihkan pada Finnegan yang menghampirinya.

"Ayo, kita pulang." Finnegan merangkul pinggang istrinya.

Di dalam mobil, Finnegan tampak fokus menyetir. Sementara Skyra, ia menatap lurus ke depan.

"Sebenarnya ini adalah pertama kalinya kau mengunjungi mansion utama Adiwijaya di Jakarta," kata Finnegan.

"Benarkah?" Skyra menoleh pada suaminya.

"Iya. Bagaimana menurutmu?" Finnegan melihat sekilas pada istrinya.

"Meski ukurannya lebih besar dari mansion-mu, tapi setiap sekat dan koridor mudah diingat, modelnya lebih sederhana," jawab Skyra.

"Ya. Itu karena mansion tersebut adalah mansion lama yang arsitekturnya lebih normal dibandingkan dengan mansion-ku," ujar Finnegan. "Kakek menyarankan kita tinggal di sana. Apakah kau akan menyukainya jika kita pindah ke sana?"

"Bagiku, aku akan merasa nyaman tinggal di mana pun selama itu bersamamu dan anak-anak," ucap Skyra. 

Finnegan tersenyum mendengarnya.

Skyra meremas ujung rok. Ia menatap suaminya. "Sayang, aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Aku harap kau tidak marah dengan pertanyaanku."

Finnegan tidak memberikan respon. Namun, sejurus kemudian ia berkata, "Apakah tentang Fionella?"

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang