꧁ Part 095 ꧂

1.4K 79 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Tamparan keras mendarat di wajah Finnegan. Hadrian yang melakukannya.

Finnegan diam membiarkan Hadrian melakukan apa pun yang diinginkannya. Tampaknya ia sudah menjelaskan apa yang terjadi pada Hadrian.

Hadrian melonggarkan dasinya. "Temui Arkenzie Danuarga dan jelaskan padanya, lalu minta maaf."

"Aku sudah melakukannya dan dia tidak mempermasalahkan itu," jawab Finnegan.

Hadrian memijit pelipisnya. "Seharusnya aku mencari tahu sendiri. Memang sudah mencurigakan saat aku mengetahui kalau gadis dari keluarga Danuarga itu menghilang."

Skyra berada di dalam kamar. Ia menatap kosong ke jendela.

"Aku sudah bilang pada Arkenzie dan juga gadis itu kalau aku akan bertanggung jawab," kata Finnegan.

Hadrian kembali menatap Finnegan sembari berkacak pinggang. "Bertanggung jawab dengan apa? Menikahinya? Itu bukan tanggung jawab, Finnegan. Kau menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Dan satu lagi, gadis itu masih di bawah umur. Apa yang harus aku lakukan untuk menutupi ini dari publik dan juga keluarga besar kita?"

"Arkenzie sudah membuat dokumen pemalsuan untuk umurnya. Dokumen baru tentang gadis itu memang belum digunakan, tapi akan dipakai jika kami menikah. Sifatnya akan menjadi permanen setelah ini," ujar Finnegan.

Hadrian membuang napas kasar. Ia mendongak menatap cucunya itu. "Kau tahu, kau tidak pernah melakukan kesalahan fatal sebelum-sebelumnya. Tapi, kali ini kau sudah di luar batas. Aku benar-benar kehabisan kata-kata. Beruntung aku tidak punya penyakit jantung."

Finnegan mengalihkan pandangannya.

"Bagaimana kondisi kehamilannya?" tanya Hadrian yang terlihat khawatir.

"Sekarang menginjak bulan ke-5 kehamilan. Dua minggu yang akan datang, usia kehamilannya akan menginjak bulan ke-6," jawab Finnegan.

"Aku bingung sekarang. Aku kesal padamu karena sembarangan menghamili anak gadis orang, apalagi gadis dari keluarga Danuarga. Tapi, aku juga merasa senang karena bayi dalam kandungannya itu akan menjadi cicit pertamaku."

Finnegan menghela napas berat.

"Aku ingin bicara dengan gadis itu," kata Hadrian.

Di ruang keluarga lantai tiga, Hadrian dan Skyra duduk berhadapan.

"Aku sungguh minta maaf atas apa yang dilakukan oleh cucuku yang bajingan itu. Aku tahu dia memang tidak pantas dimaafkan, begitu pula denganku yang gagal mendidiknya.

Aku tidak tahu harus melakukan apa untuk membuatmu merasa terbayar atas semua yang terjadi," ucap Hadrian.

"Aku ingin bebas dan pergi dari sini selamanya," sahut Skyra.

Hadrian terdiam.

Di luar ruangan, Finnegan menguping. Ia terkejut mendengar permintaan Skyra yang tentu saja memberatkan baginya.

"Setelah anak ini lahir, aku ingin pergi dari rumah ini," kata Skyra dengan suara bergetar.

Hadrian mengangguk. "Baiklah, aku akan mengembalikanmu pada keluarga Danuarga."

Finnegan panik mendengar jawaban kakeknya. Ia tidak terima.

"Tidak, jangan kembalikan aku ke keluarga itu. Aku ingin pergi ke tempat lain, ke mana pun itu." Skyra menunduk dalam.

"Baiklah, aku akan melakukan semua yang kau inginkan, Nona Danuarga. Apa pun itu untuk menebus kesalahan cucuku, kesalahanku, dan juga kesalahan keluarga besar kami," ujar Hadrian.

Finnegan membuang napas kasar.

Danuarga Corporation.

Arkenzie duduk berhadapan dengan Hadrian yang langsung datang dari rumah Finnegan ke sana.

"Apa? Skyra hamil?" Arkenzie terkejut mendengar kabar tersebut langsung dari Hadrian.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa mendidik cucuku dengan baik. Adikmu yang tidak berdosa itu malah menjadi korban," kata Hadrian.

Arkenzie masih belum menyangka jika Skyra benar-benar sedang mengandung anak Finnegan.

"Kenapa si Finnegan itu tidak memberitahuku? Bahkan sekarang usia kandungannya mau menginjak bulan ke-6," batin Arkenzie.

"Tuan Hadrian, itu bukan kesalahan Anda. Kenapa Anda yang meminta maaf? Selain itu, saya juga bersalah di sini. Saya memang menyerahkan adik saya pada Finnegan demi mempertahankan perdamaian kedua keluarga," ujar Arkenzie.

"Apa?" Hadrian tampak terkejut. Ia baru tahu tentang hal ini.

Arkenzie menyadari ketidaktahuan Hadrian. Ia pun bertanya, "Apakah Finnegan tidak menceritakannya pada Anda?"

Hadrian membatin, "Apa-apaan orang ini. Dia mengorbankan adik kandungnya sendiri? Lalu apa-apaan si Finnegan itu? Dia menyetujuinya? Meski perdamaian terjalin, tapi gadis itu...."

Awalnya Hadrian ingin membicarakan tentang permintaan Skyra yang ingin dibebaskan dan tidak dikembalikan pada keluarga Danuarga. Tapi setelah melihat reaksi dingin Arkenzie, Hadrian mengurungkan niatnya.

Terlebih lagi, Hadrian mendengar dari Finnegan kalau Arkenzie membuat dokumen pemalsuan biodata pribadi Skyra dan menyetujui pernikahan adiknya itu dengan Finnegan.

Arkenzie kembali bersuara, "Aku sudah meminta Finnegan agar menjaga adikku dengan baik. Aku yakin dia mengerti apa yang harus dia lakukan."

Tak terasa usia kandungan Skyra menginjak bulan ke-6. Finnegan membawanya ke dokter kandungan untuk kontrol, siapa lagi kalau bukan Sinta.

"Bagaimana kondisi kehamilannya?" tanya Finnegan setelah Sinta memeriksa Skyra.

Saat ini mereka berdua berada di ruangan Sinta.

"Skyra mengalami stres yang berpengaruh pada janinnya. Ini akan menjadi masalah ke depannya, Finnegan," ucap Sinta.

Finnegan terlihat khawatir. "Meski usia kandungannya sudah 6 bulan, tapi perutnya tidak terlihat buncit. Apakah itu normal?"

Sinta membuang napas kasar. Ia pun menjelaskan, "Aku akan menjelaskan secara singkat dan mudah dipahami olehmu. Jadi, pada saat seorang ibu hamil menolak kehamilannya dan juga menolak janin dalam perutnya, bayi dalam perutnya mengetahui hal tersebut melalui ikatan batin antara ibu dan anak. Bayi itu akan bersembunyi agar tidak dilukai ibunya.

Si ibu tidak menginginkan bayinya dan akan selalu berpikir kalau dia tidak sedang hamil. Yang terjadi, bayinya akan seperti terhimpit membuat si ibu tidak terlihat sedang hamil jika dilihat dari luar. Lihatlah hasil USG-nya." Sinta menunjukkan hasil USG Skyra ke Finnegan.

Finnegan merasa sedih untuk bayinya juga untuk Skyra.

Sinta mengeluarkan hasil USG lain pada Finnegan. "Coba kau lihat perbandingan antara ibu hamil yang menginginkan kehadiran bayinya, dan ibu hamil yang tidak mengharapkan kehadiran bayinya. Sebuah perbedaan yang cukup menonjol, kan?"

"Akan ada ruang untuk bayi saat si ibu mengharapkan kehamilannya," imbuh Sinta.

Finnegan terdiam memerhatikan kedua hasil USG di tangannya itu.

"Setelah Skyra hamil, apakah kau masih melakukan hubungan seksual dengannya?" tanya Sinta.

"Terkadang," jawab Finnegan.

"Sudah pasti dia tidak meminum obat anti nyeri dari Farmasi Danuarga karena tidak bagus untuk kehamilannya. Jadi, apakah dia kesakitan saat kau melakukan penetrasi?" tanya Sinta.

"Tidak, dia tidak kesakitan sama sekali, sepertinya menikmatinya pun tidak. Dia membiarkan aku melakukan apa yang aku mau," jawab Finnegan.

Sinta membuang napas kasar. "Saran dariku, konsultasi pada psikiater atau psikolog harus tetap dilakukan. Nutrisi untuk ibu hamil harus dipenuhi. Konsumsi susu ibu hamil sesuai dengan usia kandungan janin. Nanti aku akan memberikan resep vitamin dan lain sebagainya untuk Skyra yang harus diminum tepat waktu."

══════════ ꧁꧂ ══════════

Karya asli Ucu Irna Marhamah
21.33 | 9 Agustus 2017

Follow instagram @ucu_irna_marhamah
@novellova

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang