꧁ Part 055 ꧂

1.7K 74 2
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Ponsel Finnegan berdering. Ada panggilan yang masuk dari Jordan. Ia pun mengangkatnya.

"Tuan, kami sudah menemukannya!" kata Jordan dari jauh sana.

"Rumahnya Andrew?" tanya Finnegan.

"Mayatnya Andrew."

"Apa?!" Finnegan terkejut mendengar jawaban Jordan.

Skyra sampai tersentak karena Finnegan berteriak. Ia menoleh pada pria itu.

"Baiklah. Kalian cari saja petunjuk di rumahnya. Jangan sampai ada orang dari keluarga Danuarga yang melihat kalian berada di sana," perintah Finnegan, kemudian ia mengakhiri panggilan.

"Ada apa?" tanya Skyra.

"Anak buahku bilang, Andrew ditemukan tewas di rumahnya," kata Finnegan.

"Kalau dia mati, tidak ada yang bisa diinterogasi," gumam Skyra.

"Kau terlihat biasa saja saat mendengar ada orang yang mati, bahkan orang itu berasal dari pohon keluarga besar yang sama," ucap Finnegan dengan nada setengah bertanya.

"Aku tidak peduli padanya. Dia sangat menyebalkan dan... menakutkan," ujar Skyra pelan.

"Dia pernah melakukan sesuatu yang buruk padamu?" tanya Finnegan.

Skyra tidak menjawab.

꧁꧁ Flashback On ꧂꧂

Skyra duduk di bangku taman depan sekolah. Ia menunggu bodyguard yang tak kunjung datang menjemputnya.

Sebuah mobil biru berhenti di depan Skyra. Kaca mobilnya turun, terlihat seorang pria tampan berambut pirang yang tersenyum padanya.

"Kak Andrew?" Skyra mengenali pria itu yang ternyata adalah Andrew.

"Kau menunggu siapa? Bodyguard-mu? Jika dia datang terlambat terus, lebih baik pecat saja. Tidak berguna," kata Andrew.

"Tidak apa-apa, kok. Lagi pula aku baru duduk di sini beberapa menit," ujar Skyra.

"Kau baik sekali. Mau kuantar pulang?" tanya Andrew.

Skyra tampak berpikir.

"Ayolah, kau tidak perlu merasa keberatan. Aku teman kakakmu. Kau juga mengenalku dengan baik, kan?" bujuk Andrew.

Akhirnya Skyra pun masuk ke dalam mobil.

Andrew tersenyum senang. Ia melajukan mobilnya.

"Kelas berapa sekarang?" tanya Andrew.

"Kelas 11," jawab Skyra.

"Masih kecil, ya." Andrew tampak gemas.

Skyra mendelik ke arah pria itu yang umurnya kurang lebih sama dengan Arkenzie.

"Apakah kau sudah punya pacar?" tanya Andrew.

"Aku tidak kepikiran punya pacar. Aku hanya ingin bersekolah dengan benar," jawab Skyra pelan.

"Gadis yang baik," ujar Andrew.

Skyra tidak merespon.

"Kalau begitu, maukah kau menjadi pacarku?" Andrew merangkul bahu Skyra.

Skyra terkejut dengan tindakan Andrew. "Kak Andrew." Ia merasa tidak nyaman.

"Setelah lulus sekolah, menikahlah denganku, ya. Kau tidak perlu memikirkan hal lain. Hanya perlu duduk manis di ranjang dan habiskan semua uangku. Saat aku membutuhkanmu, buka saja selangkanganmu." Tangan Andrew yang mengait di bahu Skyra bergerak menyentuh dan meremas dada gadis itu yang masih terbungkus jas sekolah.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang