NYCTOPHILE

꧁ Part 118 ꧂

══════════ ꧁꧂ ══════════

Naviera Anindya Putri Adiwijaya. Itulah nama lengkap dan nama resmi putri pertama Finnegan dan Skyra. 

Saat ini usia Naviera sudah menginjak bulan ke-6. Sinta memeriksa kondisi Naviera. 

"Dia benar-benar tumbuh menjadi bayi yang sehat. Meski ini adalah pertama kalinya kalian menjadi orang tua, tapi kalian berhasil merawatnya dengan baik," kata Sinta. 

Finnegan tersenyum senang, sementara Skyra terlihat biasa saja. 

"Baiklah, tidak ada yang perlu aku khawatirkan. Dia benar-benar sehat. Kalian hanya perlu mempertahankan cara kalian merawatnya seperti biasa agar kondisinya tetap sehat," kata Sinta. 

"Terima kasih sudah membantu kami selama ini. Selain menganggapmu sebagai dokter profesional, kami juga menganggapmu seperti anggota keluarga dari pihak Danuarga," ucap Finnegan. 

Sinta terharu mendengarnya. "Meski kau yang mengatakannya, tapi aku merasa senang mendengarnya. Aku merasa dianggap seperti kerabat."

Setelah urusannya selesai, Sinta berpamitan untuk pulang. 

Malam harinya. 

Finnegan terlihat begitu telaten mengganti popok Naviera. Sementara itu, Naviera menangis kencang. 

Skyra terlelap dalam tidurnya. 

"Ibu sedang tidur. Naviera tidur juga, ya," bisik Finnegan. 

Naviera tetap menangis. 

Skyra terbangun. Ia mengucek matanya dan melihat Finnegan kerepotan menenangkan Naviera. Ia pun menghampiri Finnegan dan mengambil alih tugas suaminya. 

Wanita itu mengendong Naviera. Seketika tangisan Naviera berhenti. Bayi kecil itu menatap Skyra. Tangan mungilnya bergerak menyentuh dagu ibunya. 

Skyra membiarkannya.

Finnegan tersenyum sendu melihat itu. Tanpa sadar ia meneteskan air mata untuk suatu alasan. 

Naviera kembali menangis. Skyra tidak mengerti kenapa bayinya menangis meski sudah digendong olehnya. Itu bukan hal yang biasa terjadi. 

Skyra mengusap perut Naviera dengan lembut. Bayi kecil itu tiba-tiba tertawa dan menggenggam jemari ibunya. Rupanya ia tidak ingin diabaikan. 

"Kau benar-benar ibu yang baik," ucap Finnegan yang tidak pernah mengalihkan perhatiannya sedikit pun. 

"Aku tidak bisa tidur jika bayimu terus menangis," sahut Skyra dingin. 

Finnegan terkekeh. Ia tahu istrinya berbohong. Finnegan yakin jika Skyra memiliki rasa sayang untuk Naviera meski jarang menunjukkannya. 

Perlahan Naviera pun tertidur. Skyra bangkit dan menidurkan bayinya di ranjang bayi. Akhirnya Skyra bisa melanjutkan tidur. Ia menghela napas lega. 

Namun, itu rasa lega itu hanya bertahan sesaat. Tangan kekar Finnegan memeluk perut Skyra. 

"Tidak, jangan malam ini. Aku lelah," mohon Skyra. 

"Sebentar saja. Aku janji akan ejakulasi sekali," kata Finnegan. 

Skyra menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut menandakan jika ia tidak ingin diganggu. 

Finnegan menarik selimut, lalu menindih Skyra. "Biarkan aku yang bergerak, Sayang. Kau nikmati saja."

"Finnegan, aku benar-benar lelah. Besok saja, ya," mohon Skyra.