══════════ ꧁꧂ ══════════
Setelah kondisinya membaik, Skyra diperbolehkan pulang.
Di kamar, Skyra duduk di karpet depan jendela. Seperti biasa, ia menatap kosong.
Helga memasuki ruangan untuk mengantarkan makanan. "Nyonya Adiwijaya, silakan dimakan."
Skyra tidak merespon.
"Nyonya." Helga yang khawatir menghampiri Skyra.
Skyra mendongak menatap Helga. "Sampai kapan Finnegan melakukan ini padaku?"
Helga memeluk Skyra untuk menenangkannya. Justru wanita paruh baya itu yang menangis.
"Aku mencoba untuk mati, tapi dia membawaku ke rumah sakit. Apakah dia ingin aku menderita lebih lama lagi? Jika aku tidak bisa hidup bahagia dan tenang, apakah aku juga tidak boleh mati?" tanya Skyra dengan suara bergetar.
"Nyonya." Helga mengeratkan pelukannya. Meski ia seorang pelayan, tapi Helga sangat menyayangi Skyra seperti anak sendiri. Ia terkadang membatasi diri, tapi ia juga tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk wanita itu.
Skyra terkulai ke dalam pelukan Helga. Ia juga menangis. "Orang bilang, takdir masih bisa diubah. Lalu, kenapa takdirku tidak?"
Dari ruangan kerjanya, Finnegan mengawasi lewat kamera tersembunyi. Ia memijit pelipisnya pelan.
Di ruangan yang sama, Naviera duduk di dalam sekat persegi. Ada banyak mainan di dalam sekat tersebut. "Ibu."
Mendengar suara imut Naviera, Finnegan menoleh pada putrinya itu.
Naviera mengangkat sapu tangan yang sering dipakai Skyra untuk mengelap makanan yang belepotan di mulutnya. "Ibu," ucapnya lagi.
Kedua alis Finnegan terangkat. "Coba katakan sekali lagi, Sayang." Ia menghampiri putrinya dengan antusias karena itu adalah pertama kalinya Naviera berbicara. Sebelumnya Naviera kecil hanya bergumam seperti bayi pada umumnya.
"Bubu," kata Naviera kecil.
"Putriku yang pintar." Finnegan menggendong bayinya.
Keesokan paginya.
Finnegan terbangun saat sinar matahari masuk lewat celah gorden dan menyilaukan matanya. Ia mendapati dirinya tertidur di kamar istrinya.
Skyra terlelap di samping Finnegan dengan posisi membelakanginya. Di balik selimut, tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.
Finnegan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Ia mengecup leher Skyra dengan lembut.
Skyra terbangun karenanya.
"Sayang, bayi kita sudah besar. Dia bisa menyebut kata ibu. Setiap hari dia memanggilmu," bisik Finnegan.
Skyra tidak merespon. Tatapannya sayu. Mungkin karena kelelahan, baik fisik mau pun mental.
"Kalau kau mau, aku akan membawa Naviera untuk menemuimu," kata Finnegan.
Skyra tetap tidak menanggapi ucapan Finnegan.
Siang harinya, Finnegan membawa Naviera ke kamar Skyra.
"Ibuuu." Naviera merentangkan kedua tangannya seperti ingin memeluk ibunya.
Skyra mengabaikannya.
Naviera merangkak, lalu berdiri dan berjalan kecil menghampiri ibunya. Ia memeluk Skyra. Bayi berusia 18 bulan itu berkembang lebih cepat dari dugaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILE
Romance══════════ ꧁꧂ ══════════ Nyctophile Karya Ucu Irna Marhamah ══════════ ꧁꧂ ══════════ Setelah mengalami kecelakaan mobil, Skyra akhirnya siuman. Namun, ia tidak mengingat apa pun yang terjadi dengan masa lalunya. Ia tidak ingat kecelakaan yang dial...