꧁ Part 098 ꧂

1.2K 54 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Skyra menolehkan kepalanya. Ia disambut dengan ciuman lembut dari Finnegan. Skyra menyentuh dagu pria itu dan membalas ciumannya. 

"Finnegan, kenapa lama sekali? Katanya sebentar lagi," gerutu Skyra yang sudah pegal karena posisi yang tidak nyaman dalam waktu yang cukup lama. 

"Tahan sebentar," desah Finnegan. 

"Cepatlah," rengek Skyra. 

Finnegan mempercepat gerakannya. 

"Cepat ejakulasi, bukan gerakannya yang dipercepat!" gerutu Skyra. 

Finnegan menyahut, "Ini juga mau ejakulasi."

"Pembohong!" teriak Skyra. "Pria pembohong! Dasar Finnegan sialan!"

Finnegan terkekeh mendengar ocehan Skyra. 

"Finnegan!" Skyra menjerit saat ia mencapai klimaks. 

"Kau masih bisa orgasme beberapa kali lagi," rayu Finnegan. 

"Berengsek kau! Aku capek!" Skyra berniat untuk melepaskan diri dari Finnegan. 

Namun, Finnegan menahan pinggangnya. "Jangan asal lepas, dong! Aku belum selesai."

Skyra mendengus pelan. "Bisakah kita melakukannya dengan posisi normal?"

Finnegan mengangkat tubuh Skyra tanpa melepaskan kejantanannya. Pria itu membawa Skyra masuk ke dalam bath tub membuat air meluber. 

Finnegan mengangkat kedua paha Skyra ke bahunya. Pria itu menggerakkan tubuhnya untuk mencapai klimaks. 

Skyra mendengus tertahan.

"Sebentar lagi, Skyra!" Gerakan Finnegan semakin cepat. 

Skyra terhempas-hempas. Ia memegangi pinggiran bath tub. 

Finnegan berhenti bergerak. Pria itu menekan kejantanannya dalam-dalam sembari mengerang keras menikmati ejakulasi yang dicapainya. Pria itu terkulai di atas tubuh Skyra. 

Skyra menyentuh punggung Finnegan. "Menyingkir dariku, Tuan Adiwijaya."

Finnegan tidak peduli. Ia mengeratkan pelukannya. 

Skyra mendorong dada pria itu dan akhirnya berhasil melepaskan diri. Ia pergi ke kamar dan memakai pakaian setelah mengeringkan tubuhnya dengan handuk. 

"Skyra?" panggil Finnegan dari kamar mandi. 

Skyra tidak merespon. Ia memindai wajahnya di pemindai pintu, lalu pergi. 

"Skyra! Jangan marah!" gerutu Finnegan. Pria itu ke luar dari kamar mandi sembari memakai jubah mandinya. 

Skyra sudah tidak ada. 

Rupanya wanita itu pergi ke kamarnya dan menangis telungkup di atas ranjang. 

"Skyra?!" Finnegan mengetuk pintu kamar Skyra. 

Tidak ada jawaban. 

Finnegan akan memindai sidik jarinya, tapi tidak jadi. Ia memberikan ruang dan waktu bagi Skyra sendiri. 

Jam menunjukkan pukul 1 siang. 

Helga mengetuk pintu kamar Skyra. "Nona Danuarga, Tuan Adiwijaya menunggu di ruang makan."

Skyra tidak merespon. Ia terlihat duduk di ranjang sembari memeluk lututnya. 

Helga pun berlalu untuk memberitahu Finnegan kalau Skyra tidak bisa dibujuk.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang