꧁ Part 142 ꧂

1K 49 3
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Suatu hari Finnegan mendatangi mansion Danuarga dan menghajar Arkenzie habis-habisan. Arkenzie tidak melawan. Ia membiarkan Finnegan melakukannya.

Rupanya video pemerkosaan Fionella oleh Andrew dan yang lainnya telah diketahui oleh Finnegan. Dan ada kesalahpahaman di sini. Finnegan mengira jika sebelum digilir oleh para pria itu, Fionella diperkosa oleh Arkenzie terlebih dahulu.

Arkenzie tidak ingin memperpanjang masalah penyerangan yang dilakukan oleh Finnegan terhadapnya. Ia masih memikirkan kedamaian dua keluarga yang sudah ada di depan mata.

Namun, Finnegan menghubungi Arkenzie dan mengatakan kalau ia sudah menyentuh Skyra. Bahkan pria itu mengirimkan video pemerkosaan Finnegan terhadap adiknya itu.

Arkenzie merasa marah, kecewa, dan juga sedih. Ia berniat mencabut perjanjian perdamaian dan menginginkan Skyra kembali, tetapi Finnegan menolak. Ia bersedia menerima perdamaian yang ditawarkan Arkenzie sebelumnya dengan Skyea sebagai imbalan.

Saat ini Arkenzie menjadi bimbang. Ia mengharapkan perdamaian. Ia juga ingin menutupi kejahatan Adistya. Namun, ia tidak ingin mengorbankan Skyra.

Segala cara sudah Arkenzie lakukan untuk melindungi Adistya dengan menyuap dan mengintimidasi ke sana-sini. Ia juga memalsukan dokumen dan hasil tes autopsi jenazah Fionella, dan lain sebagainya.

Sementara mengambil kembali Skyra dari Finnegan hanya akan membuat perdamaian antara kedua keluarga  akan hancur, mengingat posisi Finnegan yang cukup penting di keluarga Adiwijaya. Dan yang terburuknya adalah, segala usaha untuk menutupi kejahatan Adistya akan terbongkar jika keluarga Adiwijaya sampai mengorek kembali kasus kematian Fionella.

Arkenzie memegangi kepalanya yang pusing. "Apakah dunia tidak bisa membuatku tenang sekali saja?"

Akhirnya Arkenzie menyerahkan Skyra pada Finnegan. Ia berharap Finnegan bisa menjaga Skyra dengan baik mengingat pria itu pernah berbuat baik pada Skyra dan membuat gadis itu menunjukkan senyuman bahagia.

Satu masalah yang dibuat oleh adiknya yang problematik telah terselesaikan.

꧁ Flashback Off ꧂

Finnegan bangkit dari tempat duduknya dan naik ke meja. Ia menarik dasi Arkenzie hingga pria itu bangkit dan tubuhnya condong ke depan.

"Baiklah, kalau begitu. Mari kita potong lehermu sekarang," geram Finnegan.

"Finnegan, hentikan!" Hadrian menahan cucunya agar tidak bertindak macam-macam.

Kepala keluarga lainnya juga berusaha memisahkan mereka.

Tiba-tiba pintu dibanting dari luar. Semua mata tertuju pada wanita berambut pirang yang berdiri di depan sana.

Arkenzie terkejut melihat keberadaan wanita itu. "Adistya, kenapa kau di sini?"

"Hentikan! Bukan Kak Kenzie yang membunuh Fionella, tapi aku!" teriak Adistya. Buliran bening menggenang di pelupuk mata wanita itu.

Finnegan menautkan alisnya. "Kau yang membunuh Fionella? Bagaimana kronologisnya?"

Adistya bertekuk. "Aku... aku hanya ingin melindungi keluargaku dari tindakan Fionella. Dia berniat memata-matai keluarga Danuarga. Aku tidak tahu siapa yang menyuruhnya, tapi malam itu aku hilang kendali dan tidak sengaja membunuhnya."

Hadrian beranjak dari tempat duduknya. "Kau tidak sengaja membunuhnya? Bagaimana mungkin? Sebelum dibunuh, dia perkosa oleh beberapa pria. Benar, kan? Tapi, kalian (keluarga Danuarga) menyembunyikan fakta itu dengan memalsukan hasil autopsi."

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang