꧁ Part 096 ꧂

1.5K 79 4
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Malam itu. 

Skyra sedang berada di kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya dengan air hangat. Setelah selesai mandi, Skyra ke luar dengan jubah mandi yang menutupi tubuhnya. 

Finnegan sedang mengotak-atik laptopnya. Ia melihat ke arah Skyra yang membuka pintu lemari untuk mencari pakaian yang bisa dipakai. 

Skyra melepaskan jubah mandinya meski ada Finnegan di ruangan yang sama. Ia tidak merasa malu dan canggung seperti dulu. Skyra memakai pakaian yang baru saja diambilnya dari lemari. 

Baru saja baju selesai dipakai, Skyra merasakan sebuah tangan menjamah masuk ke dalam perut dan meremas dadanya. Siapa lagi kalau bukan Finnegan. 

"Aku menginginkanmu, Skyra." Finnegan berbisik lirih di telinga Skyra. 

"Aku tidak bisa malam ini. Bisakah kau memanggil wanita penghibur saja, Tuan Adiwijaya?" sahut Skyra. 

Finnegan kesal mendengarnya. Ia pun berlalu pergi karena mendapatkan penolakan mentah-mentah. 

Skyra tidak peduli. Ia pun pergi tidur. 

Finnegan pergi ke hotel dan memesan wanita penghibur. Saat wanita itu tiba dan ingin memberikan pelayanan, Finnegan berubah pikiran. Ia tetap membayar wanita itu meski tidak jadi melakukannya. 

Finnegan kembali ke rumah. 

Dalam perjalanan, Finnegan yang fokus menyetir itu tampak berpikir. "Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah. Meski Skyra tidak menerimaku sebagai pasangan hidupnya, bahkan untuk pernikahan sekali pun, tapi aku harus menjadi sosok ayah yang baik. Aku harus berubah dan berhenti egois. 

Aku tidak ingin mengecewakan bayiku dan juga Skyra. Aku yakin suatu hari nanti Skyra akan mencintaiku. Dia akan menjadi pendamping hidupku dan bersikap manja padaku seperti dulu. Aku yakin saat itu akan tiba."

Sesampainya di rumah, Finnegan memasuki kamar dan melihat Skyra yang sudah tidur. Ia pun merebahkan tubuhnya di samping wanita itu. Tangannya bergerak menyentuh perut Skyra dan membelainya dengan lembut. 

"Ayah berjanji akan menjadi sosok ayah yang baik," kata Finnegan, kemudian mengecup perut Skyra. 

Finnegan sering mencurahkan perhatiannya untuk Skyra belakangan ini. Ia jarang pergi ke kantor untuk memastikan Skyra baik-baik saja. Ia ingin selalu berada di dekat Skyra. 

Namun, Skyra muak dan sebal karena Finnegan selalu ada di dekatnya. Ia merasa risih dan tidak bebas saat ingin melakukan sesuatu. 

Suatu hari saat Finnegan di kantor, Arkenzie datang menemuinya. 

"Ngomong-ngomong, selamat atas kehamilan Skyra," kata Arkenzie. 

Finnegan teringat akan sesuatu. "Oh, iya! Aku lupa memberitahumu. Maaf, terlalu banyak pikiran yang menggangguku belakangan ini sampai-sampai aku melupakan banyak hal."

Arkenzie menyahut, "Sebenarnya aku sudah mengetahui kehamilan Skyra dari Tuan Hadrian. Hanya saja aku baru bisa mengucapkan selamat hari ini karena kemarin-kemarin aku sibuk." Ia meneguk anggur hingga tandas. 

Finnegan mendapatkan telepon dari rumah. Ia segera mengangkatnya. "Halo, ada apa, Helga?"

"Tuan Adiwijaya, Nona Danuarga mengalami pendarahan dan sedang dibawa ke rumah sakit," kata Helga dari seberang sana. 

"Apa?!" Finnegan terkejut dan panik mendengar itu. 

Arkenzie menoleh pada Finnegan yang tiba-tiba berteriak. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang